- Back to Home »
- KEMISKINAN DI NEGERI INI
Posted by : Unknown
Senin, 01 Juli 2013
KEMISKINAN DI NEGERI INI
(Memandang
Ironi Negeri dalam Kemiskinan)
Oleh
ABSTRAK
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kemiskinan dilihat sebagai
kegagalan personal dan ketidakefektifan peran pemerintah dalam pengentasannya. Kemiskinan dipandang sebagai sub kebudayaan tertentu
yang diturunkan dari generasi ke generasi yang membentuk suatu rantai yang
sulit sekali terputus. Banyak faktor yang mengindikasinya, baik dari individual
maupun peran pemerintah sehingga kemiskinan menjadi masalah yang berkelanjutan.
Begitupun
dampak yang ditimbulkan dari masalah kemiskinan ini meluas dalam berbagai aspek
kehidupan. Namun ada beberapa solusi yang ditawarkan untuk mengentaskan masalah
kemiskinan dinegeri ini. Namun dalam beberapa hal perlu diadakan optimalisasi
kinerja dan efektifitas sehingga program-program yang direncanakan bisa
terealisasikan dengan baik.
Kata kunci : Pengertian kemiskinan, masalah
kemiskinan,Indikasi kemiskinan, keadaan masyarakat miskin, dampak kemiskinan, dan langkah mengatasi
masalah kemiskinan.
A. PENDAHULUAN
Pelaksanaan GBHN 1988 pada PJP II
pelita ke tujuh bangsa Indonesia menghadapi bencana hebat, yaitu krisis ekonomi
Asia yang mengakibatkan stabilitas politik menjadi goyah.Para wakil rakyat yang
seharusnya membawa amanat rakyat dalam kenyataannya tidak dapat berfungsi
secara demokratis. Serta penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang dikalangan para
pejabat membawa rakyat semakin menderita. Dimana pada saat itu kemiskinan
diindonesia menjadi semakin parah dan pada kenyataannya masalah kemiskinan itu
berkelanjutan sampai saat ini.
Potret
kemiskinan di negeri ini sangat memprihatinkan oleh karnanya tidak sedikit
upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, meskipun
belum optimal.
Karna subsidi yang seharusnya diperuntukan untuk rakyat miskin dalam
realitasnya tidak tepat sasaran. Belum lagi sistem birokrasi pada instansi
pemerintahan dan penyelenggara negara yang tidak jarang menyalahi wewenang yang
mengakibatkan ekonomi rakyat semakin tidak tersentuh. Harus ada reformasi dari
masyarakat itu sendiri dan terutama pemerintahan yang menaunginya. Karna kemiskinan mencakup
berbagai aspek yang mengindikasinya, penyebab, dan dampak bagi kehidupan
manusia. Dan yang dibutuhkan adalah solusi-solusi konkrit yang harus
direalisasikan dalam pengentasan kemiskinan agar tidak terus menjadi ironi
negeri ini.
Melalui solusi-solusi yang
ditawarkan untuk mengentaskan masalah kemiskinan, ada harapan jika dari segala
pihak bisa berfikir untuk bisa memecahkan masalah ini agar kemiskinan tidak
berkelanjutan. Untuk merealisasikan tujuan dari bangsa Indonesia yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka
masalah kemiskinan pemerintah harus mengoptimalkan kinerjanya sebagai wakil
rakyat yang memang bekerja untuk kepentingan rakyat.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana
terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian
, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Philips dan Legates
(1981) mengemukakan empat pandangan tentang kemiskinan, yaitu
pertama, kemiskinan dilihat
sebagai akibat dari kegagalan personal dan sikap tertentu khususnya ciri-ciri
sosial psikologis individu dari si miskin yang cendrung menghambat untuk
melakukan perbaikan nasibnya. Akibatnya, si miskin tidak melakukan rencana ke
depan, menabung dan mengejar tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Kedua, kemiskinan dipandang sebagai akibat dari sub budaya
tertentu yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kaum miskin adalah kelompok
masyarakat yang memiliki subkultur tertentu yang berbeda dari golongan yang
tidak miskin, seperti memiliki sikap fatalis, tidak mampu melakukan
pengendalian diri, berorientasi pada masa sekarang, tidak mampu menunda
kenikmatan atau melakukan rencana bagi masa mendatang, kurang memiliki
kesadaran kelas, atau gagal dalam melihat faktor-faktor ekonomi seperti
kesempatan yang dapat mengubah nasibnya.
Ketiga, kemiskinan dipandang
sebagai akibat kurangnya kesempatan, kaum miskin selalu kekurangan dalam bidang
keterampilan dan pendidikan untuk memperoleh pekerjaan dalam masyarakat. Keempat,
bahwa kemiskinan merupakan suatu ciri struktural dari kapitalisme, bahwa dalam
masyarakat kapitalis segelintir orang menjadi miskin karena yang lain menjadi
kaya. Jika dikaitkan dengan pandangan konservatisme, liberalisme dan
radikalisme, maka poin pertama dan kedua tersebut mencerminkan pandangan
konservatif, yang cendrung mempersalahkan kemiskinan bersumber dari dalam diri
si miskin itu sendiri. Ketiga lebih mencerminkan aliran liberalisme, yang
cendrung menyalahkan ketidakmapuan struktur kelembagaan yang ada. Keempat dipengaruhi
oleh pandangan radikalis yang mempersalahkan hakekat atau prilaku negara
kapitalis.
Tabel gambar
masalah kemiskinan
2. Masalah Kemiskinan
Kemiskinan
diindonesia selalu menjadi masalah yang berkelanjutan, mengapa masalah
kemiskinan seolah sudah mengakar dan sulit
sekali dalam mengatasinya. Itulah
pertanyaan yang sering muncul dalam masyarakat indonesia. Bukan kah sudah
sangat jelas cita-cita bangsa indonesia adalah mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur tapi dalam pelaksanaannya masih sangat jauh. Dalam hal ini pemerintah sudah memberikan
perhatian yang besar melalui program-program pembangunan nasional uantuk
meningkatkan kesejahteraan masayarakat dalam segala bidang kehidupan. Mulai dari peningkatan kualitas pendidikan,
kesehatan, sarana dan prasarana, dan bantuan-bantuan langsung lainnya. Meskipun
demikian masalah kemiskinan dinegeri ini terus saja menjadi masalah yang seakan
bergulir seperti snowball yang
semakin lama semakin besar.
Indikasi
kemiskinan yang berkepanjangan terlihat dari presentase jumlah penduduk miskin
diindonesia pada september tahun 2012 mencapai 29,13 juta orang, yang diperoleh
berdasarkan survei Badan Pusat Statistik
(BPS). Masalah yang sering muncul dalam hal ini adalah sulitnya
mendefinisikan dan mengukur kemiskinan
dalam prespektif realnya. Karna banyak
indikasi yang mendasari masalah ini muncul, salah satunya adalah
kualitas pendidikan yang rendah. Bagaimana bisa membangun kualitas suatu SDM
yang baik sementara hal yang mendasarinya tidak mendukung pengembangan kualitas
SDM itu sendiri. Misalnya saja masih
sulitnya bagi kaum terpingggir atau masyarakat miskin mendapatkan pendidikan
yang layak , sekali lagi mereka harus dihadapkan pada realitas kehidupan dimana
untuk mendapatkan pendidikan yang baik dibutuhkan biaya yang tidak murah.
Sementara bagaimana mereka memikirkan pendidikan yang layak atau tidak karna
yang terfikir dalam benaknya hanya bagaimana bisa menyambung hidup dimana
pengeluaran selalu lebih besar dari pendapatan. Padahal Indikasi untuk
kehidupan yang lebih baik faktor penunjangnya adalah pendidikan yang baik.
Dimana pendidikan adalah jalan untuk menjadikan kehidupan seseorang menjadi
lebih baik.
Kemiskinan
diindonesia masih saja tetap sekalipun pertumbuhan ekonomi selalu mengalami
peningkatan . Inilah ironi negeri ini dimana terjadi ketidaksinkronan antara
pertumbuhan perekonomian dan tingkat kemiskinan yang semakin tinggi. Pemerintah
selalu membuat agenda rutin setiap tahunnya yakni menyusun Anggaran Belanja
Negara (APBN) dimana masalah kemiskinan selalu menjadi pembahasan yang tak
pernah ditinggalkan. Sementara itu, usaha pemerintah dalam pengentasan
kemiskinan masih belum maksimal. Hal ini bisa dilihat dari postur anggaran
belanja pemerintah pada tahun 2011, di mana total belanja negara telah mencapai
angka Rp1.320 triliun dengan rincian belanja untuk pemerintah pusat Rp908,3
triliun dan transfer daerah Rp412,5 trilun. Dari Rp908,3 triliun pemerintah
pusat, Rp182,9 triliun atau sekira 20,14% dialokasikan untuk belanja pegawai,
Rp142,8 triliun atau dengan kata lain sekira 15,73% dialokasikan hanya untuk
belanja barang. Rp106,6 triliun atau sekira 11,74% dialokasikan untuk membayar
bunga utang dan Rp195,3 triliun atau sekira 21,5% untuk menanggung subsidi BBM dan
listrik.
Sementara itu, belanja modal yang berupa pembangunan infrastruktur hanya sebesar Rp140,9 triliun atau sekira 15,51% dan belanja bantuan sosial yang langsung menyentuh rakyat miskin hanya mengambil porsi sekira 9,01% atau setara dengan Rp81,8 triliun.
Sementara itu, belanja modal yang berupa pembangunan infrastruktur hanya sebesar Rp140,9 triliun atau sekira 15,51% dan belanja bantuan sosial yang langsung menyentuh rakyat miskin hanya mengambil porsi sekira 9,01% atau setara dengan Rp81,8 triliun.
Sebenarnya kebijakan
yang diambil oleh pemerintah saat ini sudah cukup baik dan harus terus
dijalankan dan dioptimalkan, tapi masalahnya realitas disini tidak berjalan
sesuai dengan harapan dimana kebijakan tidak pada realisasi atau target sasaran
yang tepat. Sebuah solusi yang diharapkan rakyat belum juga mencapai titik
keberhasilan dalam praktiknya. Mungkin selain hanya memikirkan pengalokasian
anggaran atau dana untuk pembangunan dalam konteks peningkatan kualitas
alangkah lebih bijak jika ada pembaharuan pada sistem birokrasinya. Yakni
pembenahan pada instansi atau lembaga-lembaga yang bertanggung jawab pada
bidangnya masing-masing misalnya pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan
sebagaianya. Karna banyaknya praktek-praktek kotor seperti KKN yakni
penyalahgunaan wewenang oleh segelintir orang yang berambisi memperkaya diri
sendiri tanpa memikirkan dampaknya bagi masyarakat luas. Tidak ada pemahaman
tentang kemiskinan yang mungkin seharusnya bisa diselesaikan jika segelintir
orang tersebut tidak mengkamuflase anggaran yang sudah tersusun untuk
kepentingan mereka untuk sesuatu yang sebenarnya tidak bermanfaat sama sekali
bagi rakyat. Selalu ada pembelaan yang dengan mengatasnamakan kepentingan
rakyat. Itulah realitas sistem yang harus dibenahi di negeri ini, dimana
terkadang hukum selalu berpihak pada mereka yang berkuasa, dengan membiarkan
kemiskinan semakin mengakar.
3. Indikasi Kemiskinan
Kemiskinan
sendiri bukan semata-mata kesalahan atau tanggung jawab pemerintah tapi ada
indikasi atau penyebab intern dari masyarakat itu sendiri. Ada pemahaman yang
salah mungkin, atau cara berfikir masyarakat miskin yang memang sederhana. Pola
pikir yang tidak berkembang karna bagi mereka hidup hanya persoalan bisa makan
hari ini tanpa berfikir apa yang bisa mereka lakukan untuk kehidupan yang lebih
baik atau mungkin tidak ada pilihan karna keterbatasan yang mereka miliki. Tapi
bagaimanapun ketidakmampuan mereka memenuhi kebutuhan tentu menjadi pokok
permasalahan kemiskinan yang mendera masyarakat miskin di Indonesia.
Tanpa disadari keadaan ekonomi selama satu dekade terakhir ini menjadi cerminan bagaimana kemiskinan dinegara ini adalah masalah yang mendasar di indonesia. Didalamnya terdapat banyak aspek yang mempengaruhi mulai dari lapangan kerja yang sempit, tingkat pendidikan yang rendah, Pelayanan kesehatan yang buruk, dan berbagai permasalahan yang menjadi indikasi kemiskinan diindonesia sudah akut dan berakar.
Dalam hal ini pemerintah tidak hanya tinggal diam, banyak upaya-upaya untuk mengatasi masalah kemisinan. Dari mulai memberikan bantuan Langsung seperti BLT atau membuat reformasi dalam segala bidang seperti menaikan presentase anggaran dibidang pendidikan dan kesehatan , lalu dalam bidang ketenagakerjaan seperti pengefektifan dan pengembangan SDM melalui pelatihan, membangun pabrik-pabrik baru untuk mengurangi jumlah pengangguran, dan berbagai program pengentas kemiskinan lainnya, hanya saja seperti yang dijelaskan diatas semua masih kurang efektif dalam praktiknya.
Tanpa disadari keadaan ekonomi selama satu dekade terakhir ini menjadi cerminan bagaimana kemiskinan dinegara ini adalah masalah yang mendasar di indonesia. Didalamnya terdapat banyak aspek yang mempengaruhi mulai dari lapangan kerja yang sempit, tingkat pendidikan yang rendah, Pelayanan kesehatan yang buruk, dan berbagai permasalahan yang menjadi indikasi kemiskinan diindonesia sudah akut dan berakar.
Dalam hal ini pemerintah tidak hanya tinggal diam, banyak upaya-upaya untuk mengatasi masalah kemisinan. Dari mulai memberikan bantuan Langsung seperti BLT atau membuat reformasi dalam segala bidang seperti menaikan presentase anggaran dibidang pendidikan dan kesehatan , lalu dalam bidang ketenagakerjaan seperti pengefektifan dan pengembangan SDM melalui pelatihan, membangun pabrik-pabrik baru untuk mengurangi jumlah pengangguran, dan berbagai program pengentas kemiskinan lainnya, hanya saja seperti yang dijelaskan diatas semua masih kurang efektif dalam praktiknya.
Pendidikan adalah
sarana yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas SDM. Dimana pendidikan
disinergikan menjadi pusat bagi masalah yang paling mendasar yakni kemiskinan.
Lalu bagaimana kualitas SDM dapat dibangun sesuai dengan harapan dan cita-cita
bangsa sementara kualitas pendidikannya tidak mendukung. Dimana ada
keterbatasan bagi setiap individu untuk terus mengembangkan potensinya
sementara ada keterbatasan-keterbatasan yang tidak bisa dielakan.
4. Keadaan
masyarakat miskin
Masalah kemiskinan
sudah menjadi masalah yang mendasar dan berkelanjutan di negara ini. Kemiskinan dinegara berkembang selalu dimana
alat pemenuhan kebutuhan sangat terbatas dibanding dengan kebutuhan masyarakat
kita. Dewasa ini angka kemiskinan diindonesia terus saja meningkat. Dilihat
dari banyaknya masyarakat yang berkeadaan memprihatinkan. Dari masalah pangan,
pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal. Tidak jarang kita temui pengemis
dijalan-jalan atau emperan toko dikota-kota besar. Banyaknya anak usia sekolah
yang harus putus sekolah karna keadaan ekonomi keluarga mereka yang carut marut
sehingga mereka memutuskan untuk bekerja membantu ekonomi keluarga dengan
menjadi pemulung, pedagang asongan atau pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak
sepatutnya mereka kerjakan.
Padahal pendidikan
adalah salah satu faktor yang penting bagi kualitas manusia Indonesia agar
memiliki penghidupan yang lebih baik, tapi pada kenyataannya mendapat
pendidikan yang baik sama sulitnya dengan mencari sesuap nasi bagi kaum
terpinggir ini. Meskipun sudah ada program-program pemerintah yang bertujuan
membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik seperti program BOS atau
Beasiswa bagi siswa tidak mampu pada kenyataannya relatif sulit
untuk diimplikasikan dalam praktik sebenarnya. Banyak faktor yang mendasarinya
salah satunya dari sistem pemerintahan yang
individualistis yang sudah harus dibenahi. Itu hanya sebagian kecil faktor
kemiskinan dinegeri ini. Jika kita lihat dari segi kualitas kesehatan juga tak
kalah mengkhawatirkan. Berapa banyak kasus masyarakat miskin ditolak oleh sebuah
rumah sakit karna persoalan biaya dengan alasan prosedur . Mungkin bisa
dipahami mereka hanya mengikuti prosedur rumah sakit tempat mereka bernaung
tapi jika sudah menyangkut nyawa manusia sekalipun “mereka” hanya orang miskin apakah bisa dibenarkan. Disini tidak akan
membahas hal tersebut ,yang harus digaris bawahi adalah pelayanan mereka yang
kurang memadai dan masih adanya kesenjangan yang sangat transparan dinegeri
ini. Tapi begitulah realitasnya, bukankah negara ini negara demokrasi dimana
semua rakyat yang bernaung di negara yang sama dengan pemimpin dan
undang-undang yang sama harusnya mendapatkan perlakuan yang juga sama tapi
mengapa berbeda, mungkin hal yang sama juga selalu menjadi pertanyaan yang tak
pernah jelas jawabannya, selalu ada
pembenaran-pembenaran yang harus orang kecil terima dari mereka yang punya
intelektual lebih tinggi. Karna bagi mereka ketidakadilan adalah suatu yang
sudah harus mereka terima bukan karna mereka menginginkan ketidakadilan itu tapi
adakah pilihan yang lebih baik dari sekedar “nerimo”. Realitas itu tidak selalu seperti teori, ada
yang mengatakan semua manusia punya pilihan dalam hidupnya tapi pada
kenyataannya pilihan itu terbatas ada hal yang membatasi pilihan. Kemiskinan
yang dibiayai dengan hutang bisa dibayangkan akan lebih sulit memperbaiki hal
semacam ini. Adakah usaha yang dilakukan individual dalam melakukan suatu usaha
untuk keluar dari kemiskinan sementara adanya keterbatasan pendidikan,
keahlian, dan sempitnya lapangan pekerjaan yang menampung SDM yang tidak
mempunyai kualitas yang pantas bagi perusahaan. Lalu bagaimana cara yang
efektif untuk mengatasi masalah ketimpangan sosial ini. Kemiskinan juga
diidentifikasikan sebagai rantai yang sulit sekali terputus.
http://labsky2012b.blogspot.com/2012/09/tugas-4-solusi-labsky-untuk-kemanusiaan_2464.html
Kemiskinan dalam sudut
pandang yang lebih luas, banyak faktor yang mengindikasinya, seperti yang saya
akan jelaskan dibawah ini.
a).Ketimpangan sosial
Koordinator
Konsorsium Kemiskinan Kota, Wardah Hafidz mengatakan ketimpangan sosial di
Indonesia saat ini sangat lebar.Akan tetapi berdasarkan survei, kata Kepala
Divisi Analisa Statistik, Badan Pusat Statistik, Kecuk Suhariyanto, ketimpangan
sosial di Indonesia kecil."Posisi Indonesia saat ini sekitar 0,37. Ada
ketimpangan tetapi boleh diklasifikasikan masih rendah," jelas Kecuk. Bagaimanapun, survei BPS ini
kesulitan menjangkau rumah tangga yang berada di garis paling atas. Artinya, ada lapisan masyarakat
paling kaya yang tidak terekam dalam survei.
Tim
ahli Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan, Universitas Gadjah
Mada, Arie Sujito berpendapat, angka hasil rata-rata pendapatan orang miskin
yang dominan dan orang kaya yang segelintir ini, tidak menyebar.
b).Rantai kemiskinan
Potret
lingkaran kemiskinan
Di kompleks perumahan Sidosermo, Surabaya, sebuah
rumah gubuk menempel pada tembok rumah di sebelahnya yang megah.Pertumbuhan
ekonomi, ketersediaan lapangan pekerjaan kemudian suasana yang aman dan mereka
bebas berusaha itu besar peranannya terhadap gerakan orang keluar dari
kemiskinan.Di atas tanah pinjaman ini, satu keluarga yang memiliki delapan anak
tinggal selama beberapa tahun terakhir.
Kepala keluarganya, Supadi,
telah menarik becak selama 30 tahun. Dia sendiri mengalami cacat kaki setelah
disuntik karena sakit panas sewaktu bekerja di sebuah pabrik. Dari segi
pendidikan, anak-anak Supadi lebih maju karena ada yang tamat SMP dan setingkat
SMA. Sedangkan Supadi sendiri hanya jebolan kelas 5 SD. Keluarga tukang becak
ini juga menerima beberapa bantuan kesejahteraan untuk rakyat miskin. Anak-anak
Supadi putus sekolah dan menikah dini, lalu lahirlah cucu-cucunya.
Dari
contoh kasus diatas dapat disimpulkan, bahwa kemiskinan membentuk rantai berupa
lingkaran yang tidak terputus. Dimana jika sebuah keluarga miskin tanpa usaha
untuk merubah nasibnya maka kemiskinan tidak akan terputus rantainya. Pertanyaan
bisakah keluarga tersebut memutus rantai kemiskinan??”. Menurut saya kemiskinan
dapat terputus rantainya jika ada usaha dari individual dan tentunya bantuan
dari pemerintah untuk mensejahterakan keluarga tersebut. Karna kemiskinan bukan
saja tanggung jawab dari pemerintah melainkan ada usaha dari individual dalam
hal ini kaitannya dengan keluarga miskin yang harus memperbaiki nasibnya
sendiri. Tapi sulit rasanya jika pemerintah hanya menyusun anggaran sekian
persen untuk membantu pengetasan masalah kemiskinan tapi tidak turun langsung
untuk melihat kemiskinan dari siudut pandang yang lebih dekat. Seharusnya
bantuan yang diperuntukan untuk rakyat miskin harus tepat sasaran bukan hanya
dibuat namun tidak terealisasikan dengan baik. Itu hanya akan menjadi sesuatu
yang tidak efektif. Jadi disini yang saya singgung adalah ketidaksinkronan
antara tanggung jawab individual dan pemerintah dalam mengentaskan masalah
kemiskinan. Rantai dimana jika suatu keluarga miskin maka akan sampai ke anak
cucu mereka pun miskin. Ini sebuah ironi di negeri ini, kita tidak bisa menutup
mata karna pada realitasnya memang kemiskinan selalu menjadi masalah yang
berkelanjutan.
c). Mobilitas social
perpindahan status pada lapisan yang sama atau sederajat. Dimana
kemiskinan mempunyai mobilitas social yang vertical sulit sekali naik. Ini
menjadi faktor yang mengindikasi kemiskinan dimana tingkat pendidikan yang
rendah, sudah puas dengan apa yang dimiliki dan adapun diskriminasi kelas.
Sehingga bagi masyarakat miskn mobilitas social mereka terhambat, Karna
sulitnya mencari pekerjaan yang lebih layak karna faktor-faktor tersebut. Sehingga
mobilitas sosialnya hanya berada pada tingkat terendah dan vertical.
Sukirno hanya mengantongi Rp 20.000 per hari Peneliti lembaga penelitia SMERU, Sirodjuddin Arif, mengatakan mobilitas orang miskin tidak semata ditentukan oleh program pemerintah.
"Namun juga terkait dengan situasi ekonomi
nasional. Pertumbuhan ekonomi, ketersediaan lapangan pekerjaan kemudian suasana
yang aman dan mereka bebas berusaha itu besar peranannya terhadap gerakan orang
keluar dari kemiskinan," tutur Sirodjuddin.
Di Bantul, DIY, keluarga Purwadi menggalang dana
keluarga dengan menjual sepeda motor dan rumah sebagai upaya meningkatkan
kesejahteraan. Mereka secara gotong royong mengumpulkan dana Rp 45 juta untuk
membayar uang pelicin agar adik Purwadi diterima menjadi aparat kepolisian. Purwadi
menuturkan adiknya yang menjadi polisi itu kini bisa membantu adik bungsunya
untuk kuliah. Tidak seperti keluarga Purwadi, sanak keluarga dan nilai gotong
royong tidak bisa dijadikan penopang lagi bagi Sukirno yang tinggal di
Kepanjen, Malang, Jawa Timur.Tamatan Sekolah Rakyat ini maksimal hanya bisa
mengantongi Rp 20.000 per hari dari ratusan bata merah yang dicetaknya.
5. Dampak Kemiskinan
Dampak kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu
banyak dan kompleks, diantaranya:
a). Penganguran
Pengangguran
adalah suatu kondisi dimana masyarakat yang tidak bekerja tidak dapat diproduksi. Pengangguran yang
tinggi membebani 3 hingga 5 persen PDB. Disini biaya pengangguran ditanggung
tidak merata. Terdapat konsekwensi distribusional yang besar. Dengan kata lain
biaya resesi ditanggung secara tidak proposional oleh individu yang kehilangan
pekerjaannya. Bisa dibayangkan saat satu kepala keluarga kehilangan
pekerjaannya atau sulit mendapat pekerjaan betapa tidak proposionalnya tentang
bagaimana suatu kebutuhan yang semakin tinggi dengan kenyataan tidak ada
sesuatu yang menunjang pemenuhan kebutuhan itu. Dan dampaknya tentu sangat
jelas dimana tingkat kemiskinan akan semakin tinggi.
b). Kejahatan
Kemiskinan
selalu berdampak pada psikologis seseorang. Dimana pada suatu kondisi
mengharuskan mereka menjadi pribadi yang keras. Meskipun dalam praktiknya
kekerasan tidak bisa dibenarkan. Misalnya saja kemiskinan yang mendera suatu
keluarga yang benar-benar tidak memiliki apapun untuk dimakan memicu kepala
keluarga berbuat kejahatan. Dalam keadaan sulit dan tersudut, keluarga miskin
yang sudah beberapa hari kelaparan memaksa sang ayah mencuri walau hanya
mencuri sekedar untuk mengganjal perut tentu dengan resiko yang besar. Sekali
lagi jangan melihat dari sudut pandang kriminalitasnya tapi apa faktor yang
memicunya. Sekalipun itu tidak bisa dibenarkan. Atau banyak kasus-kasus lainnya
yang terjadi karna sebuah kemiskinan.
c). Pendidikan
Apakah yang
mendasari sebuah kemiskinan, salah satu faktor yang paling mendasar adalah
rendahnya tingkat pendidikan. Dimana salah satu penyebab rendahnya tingkat pendidikan
adalah kemiskinan. Banyak anak yang
putus sekolah karna masalah biaya, atau alasan klise membantu ekonomi
keluarganya. Dimana urusan perut lebih penting dari pendidikan itu sendiri. Itu
lah realitas yang tak bisa dielakan . Pada kenyataannya sulit sekali mendirikan
pendidikan yang berkualitas sementara masalah kemiskinan masih berkelanjutan.
Peran pemerintah disini sangat penting.
d). Kesehatan
d). Kesehatan
Kesehatan
adalah masalah yang juga sering mendera masyarakat miskin. Hal ini ditimbulkan
karna pola makan yang tidak teratur dan mungkin tidak sehat. Karna mereka makan
apa yang bisa mereka makan dan tidak bisa memilih makanan yang mereka inginkan.
Lingkungan yang tidak bersih juga mempengaruhi lingkungan. Banyak kita lihat
dipinggir kota disepanjang sungai dimana masyarakammt miskin menggunakannya
untuk berbagai aktivitas seperi mandi, mencuci, membuang sampah, dsb. Hal itu
memicu tumbuhnya berbagai penyakit karna pola hidup yang tidak sehat.
Kemiskinan selalu berdampak pada seluruh aspek kehidupan. Hal ini diperparah
dengan lemahnya sistem birokrasi pada rumah-rumah sakit yang menangani
masyarakat miskin. Meskipun sudah ada JAMKESMAS maupun JAMKESDA yang bisa
masyarakat miskin gunakan untuk jaminan kesehatan mereka tapi pada kenyataannya
hal seperti itu pun masih sulit di realisasikan. Sehingga sulitnya bagi
masyarakat miskin mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.
e). Upaya
pengetasan kemiskinan di indonesia
Seperti
telah disinggung di atas bahwa kemiskinan merupakan suatu masalah yang kompleks
yang tak terpisahkan dari pembangunan mekanisme sosial, ekonomi dan politik
yang berlaku. Oleh karena itu setiap upaya pengetasan kemiskinan secara tuntas
menuntut peninjauan sampai keakar masalah, jadi, memang tak ada jalan pintas
untuk mengetaskan masalah kemiskinan ini. Penanggulanganya tidak bisa secara
tergesa-gesa.
6.
Langkah
Mengatasi Masalah Kemiskinan
Dalam
Mengatasi masalah kemiskinan pemerintah perlu membuat ketegasan dan kebijakan
yang lebih efektif dan tepat sasaran. Sehingga tidak ada kebijakan yang hanya
menguntungkan hanya pada kaum penguasa melainkan kebijakan yang memprioritaskan
kepentingan rakyat.. Menurut saya ada beberapa solusi yang bisa ditawarkan
untuk mengatasi masalah kemiskinan, yakni :
a)
Menciptakan lapangan kerja yang lebih luas sehingga mampu menyerap banyak tenaga
kerja sehingga bisa mengurangi presentase pengangguran dimana pengangguranb
adalah salah satu penyebab kemiskinan. Namun sebelumnya harus dilakukan penyesuaian
seperti mengadakan pelatihan yang untuk membekali masyarakat Indonesia yang
pada dasarnya berbasis agraris menuju masyarakat madani.
b)
Memberikan subsidi pada masyarakat miskin dengan memperhatikan
keefektifan dan tentunya tepat sasaran. Karna selama ini 80% subsidi untuk
rakyat miskin tidak tepat sasaran. pada kebutuhan pokok
manusia terutama rakyat
miskin harus diperhatikan sehingga mereka mampu memperbaiki kualitas pangan
mereka dan tentunya akan berpengaruh pada tingkat kesehatan masyarakat yang
semakin meningkat tapi sekali lagi subsidi yang diberikan harus tepat guna dan
tepat sasaran.
c)
Menjadikan
Pancasila sebagai sumber nilai dan dasar moral kode etik bagi negara dan aparat
pelaksana negara agar tidak menyalahgunakan kekuasaannya. Dimana sekarang ini
banyak sekali praktik-praktik KKN di berbagai instansi pemerintah merajalela.
Dimana keadaan yang demikian membawa ekonomi rakyat menjadi semakin terpuruk
karna anggaran yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat digunakan
untuk kepentingan pribadi.
d)
Pembenahan
sistem birokrasi pada instansi-instansi pemerintah agar tidak bermentalkan
skeptis-pragmatis. Karna
menurut saya penting bagi sebuah negara untuk mempunyai sistem pemerintahan
yang bermoral dan memahami posisi mereka sebagai orang yang akan membawa sebuah
negara kearah yang lebih maju. Salah satunya mengentaskan masalah kemiskinan
agar tidak berkelanjutan diperlukan sistem dan wakil rakyat yang tegas dan
memuliakan rakyatnya sebagai seseorang yang harus mereka upayakan
kesejahteraannya.
e)
Meningkatkan
anggaran pendidikan, karna pendidikan adalah hal yang mendasari peningkatan
kualitas SDM. Agar memperoleh kehidupan yang lebih baik. Secara tidak langsung
membangun masyararakat Indonesia dengan cara mencerdaskan anak bangsa melalui
pendidikan agar taraf kehidupan mereka meningkat yang secara otomatis akan
mengurangi tingkat kemiskinan.
f)
6.Menggalakan
program zakat. Dimana diindonesia mayoritas penduduknya beragama Islam. Dimana
zakat sangat membantu terutama kaum fakir dan miskin. Sudah ada
peraturan-peraturan zakat diindonesia. Tapi mungkin harus lebih digalakan agar
lebih optimal realisasinya. Sehingga hak-hak rakyat miskin bisa tersalurkan
dengan baik.
g)
7.
Pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung dalam peningkatan kualitas
suatu negara Bukan hanya membangun gedung-gedung besar tapi pemerintah harus
memperhatikan hal-hal kecil yang mampu membantu masyarakat misalnya pembangunan
jalan yang telah rusak, jembatan dan dermaga yang telah terisolasi, menyediakan
sarana irigasi, kebutuhan air bersih terutama pada daerah-daerah yang
terisolasi senitasi dasarnya.
h)
8.
Redistribusi
sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan
instrumen dana alokasi khusus (DAK).
C. SIMPULAN DAN SARAN
Demikianlah
yang saya bisa jelaskan disini tentang masalah kemiskinan, indikasi masalah
yang mendasarinya, faktor-faktor yang menyebabkannya sampai pada solusi yang
bisa saya berikan dalam masalah pengentasan kemiskinan. Pada dasarnya masalah
kemiskinan tidak hanya disebabkan
kinerja pemerintah yang kurang optimal atau pengalokasian anggaran yang tidak
tepat sasaran yang mengakibatkan subsidi-subsidi yang diberikan untuk membantu
rakyat miskin menjadi tepat guna. Tapi
ada banyak faktor individual yang mendasari masalah ini salah satunya adalah
bagaimana bagaimana prilaku dan kemampuan orang tersebut untuk merubah
kemiskinannya.karna kebanyakan masyarakat hanya menunggu spekulasi atai subsidi
dari pemerintah. Mungkin mental yang seperti ini dari jiwa manusia Indonesia harus
segera diarahkan. Manusia Indonesia jangan mau miskin , karna kemiskinan itu
mencekik. tentu peran pemerintah disini sangat dibutuhkan dan usaha dari
individualpun berpengaruh untuk mengatasi masalah kemiskinan. Harus ada
kerjasama yang sinkron antara pemerintah dan masyarakat itu sendiri agar mampu
menciptakan manusia-manusia yang cerdas, berkualitas, memiliki pengharapan
kehidupan yang lebih baik dan tentu kesejahteraan yang menjadi tujuan yang
hendak dicapai bersama.
Masalah kemiskinan memang tidak
pernah mendapatkan solusi yang benar-benar real yang diterapkan dalam
kenyataannya Sehingga menjadi masalah yang berkelanjutan. Manusia selalu
mempunyai prioritas dalam kehidupannya, begitupun pemerintah. Prioritaskanlah
masalah kemiskinan ini sebagai sesuatu yang harus segera mendapat perhatian
khusus dari para kaum elite politik dan penguasa. Solusi yang memang
benar-benar menguntungkan rakyat miskin untuk memperbaiki kualitas hidup
mereka. Bukan hanya untuk kepentingan pribadi orang-orang yang mengatasnamakan
diri sebagai wakil rakyat. Kemiskinan janganlah menjadi ironi yang membuat
negeri ini tidak pernah pada tujuan yang hendak dicapai bersama. Dan masyarakat
miskin harus memahami bahwa yang bisa merubah kemiskinan itu sendiri adalah
dari diri mereka, upaya yang mereka sendiri meskipun tidak bisa dilepaskan dari
peran pemerintah sebagai naungan mereka. Jadi, memulai reformasi dari diri
sendiri terutama pada sistem pemerintahan di segala bidang.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, Untung. 2013. Mengentaskan
Kemiskinan di Indonesia. Jakarta. [online] tersedia di http://news.okezone.com/read/2013/06/07/285/818487/mengentaskan-kemiskinan-di-indonesia
Art, Asry. 2013 . Contoh makalah kemiskinan di
Indonesia.
[online] tersedia di http://penabugis.com/contoh-makalah-kemiskinan-di-indonesia/
[ di akses April
13, 2013 at 11:12 am ]
Indonesia, BBC.Ketimpangan
Pendapatan. [online] tersedia di http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2009/12/091125_poverty3.shtml
Indonesia, BBC.Rantai Kemiskinan. [online] tersedia di http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2009/12/091127_poverty4.shtml
Wikipedia. 2013. Kemiskinan. . [online] tersedia
di http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
[ di akses 16 Juni 2013]
Badruddin, Syamsiah. 2009. Kemiskinan Dan Kesenjangan Sosial Di Indonesia Pra Dan Pasca
Runtuhnya Orde Baru.
[online] tersedia di
http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/04/23/49/
http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/04/23/49/
Nasution, Arif Zulkifli. 2013. Kemiskinan. [online] tersedia di http://bangazul.blogspot.com/2013/05/kemiskinan.html
Sharasvati, Kanya Pradipta. 2012. Kemiskinan merajalela
dimana-mana. [online]
tersedia di http://labsky2012b.blogspot.com/2012/09/tugas-4-solusi-labsky-untuk-kemanusiaan_2464.html