Popular Post

Posted by : Unknown Selasa, 17 Juni 2014




Saat kulewati jalan itu.. Aku berhenti sejenak menghentikan langkah. Tiba-tiba saja kenangan itu menguap satu-satu dan membawaku pada kenangan delapan tahun silam. Waktu itu usia kita masih lima belas tahun. Kita sering menghabiskan waktu ditempat ini. Kini tempat yang kulihat sedikit berbeda, lebih ramai dan terurus, entah sejak kapan orang-orang banyak tahu tempat ini. Dulu hanya kita yang tahu, ketika taman ini masih tidak terurus, hanya ada ilalang dan mawar liar disini. Danaunya pun lebih indah saat orang-orang tidak pernah melihatnya.

Tiga tahun kita selalu mengunjungi tempat ini sepulang sekolah. Kadang saat hati lagi tak enak rasa, kau selalu mengajakku ketempat ini. Aku masih ingat betapa seringnya kita bolos dan berlari ketempat ini dengan tanda tanya, akan ada jawaban apa disini. Semuanya terukir manis, semuanya terasa indah ketika kita menjadi seorang sahabat yang menyimpan janji-janji dalam sepucuk surat yang kita tanam ditempat ini.

Sampai hari itu tiba, hari yang membuat dadaku sesak. Hari kelulusan sekaligus hari terakhir kita bertemu ditaman yang tak seindah surga tapi tempat yang begitu nyaman untukku. Kau mengatakan akan pindah keluar Negeri dan melanjutkan kuliah disana karena seluruh keluargamu mengharuskanmu pergi.

Hari itu bahkan aku tak bisa menangis sekalipun hatiku terasa nyeri, sedih dan tak tahu apa yang sebenarnya kurasakan, yang jelas rasanya sakit. Aku tak berkata apapun selain mengucapkan selamat tinggal, lalu kau pergi meninggalkanku yang masih berdiri ditaman ditemani senja. Aku melihat butiran bening mengambang dikelopak matamu, maka jika kau tahu aku lebih dari sekedar ingin menangis, tapi dihadapanmu aku seperti mawar liar yang kekar yang tak ingin menahanmu. Aku melepas kepergianmu, dengan seulas senyum tipis yang kukembangkan dipangkal bibirku.

Aku tidak pernah benar-benar tahu apa yang kurasakan sampai hari itu, saat kau melangkahkan kakimu pergi bersama senja. Hari itu aku baru saja menyadari, jika aku mencintaimu. Dan aku memutuskan untuk mengubur perasaan itu, bersama setiap janji yang kita tulis lalu di taman ini.

—-
Apakah cinta itu pertemuan ? tidak, karena dia tumbuh sekalipun kita tak pernah bertemu bertahun-tahun.
Aray terdiam, memandang Alice dengan tatapan yang tak biasa. Lelaki itu tak bergumam sedikitpun.

Kau bahkan membiarkanku pergi begitu saja ray. Aku menunggumu, sampai kenyataan kau tak berusaha menghentikan kepergianku hari itu. Bahkan aku masih berharap kau akan datang, untuk sekedar mengucapkan sampai bertemu nanti, tapi semuanya….?”Alice tak melanjutkan perkataannya, kemudian diam menahan tangis

Suasana menjadi dingin, aray tak mampu menjelaskan apapun. Lalu pergi meninggalkan Alice ditaman itu. Matanya kini memerah, entahlah perkataan gadis itu membuat dadanya sesak.

***
Alice, gadis cantik oriental bukan lagi Alice yang aray kenal delapan tahun lalu. Gadis tomboy yang memanjat pagar taman bersamanya. Delapan tahun merubahnya menjadi gadis yang tak biasa. Cantik, anggun dan sukses. Sedangkan aray hanya seorang guru disalah satu SMA dijakarta, kehidupan aray pun berubah. Keluarganya berantakan, orangtuanya bercerai dan aray memilih tinggal sendiri di kontrakan dekat sekolah tempatnya mengajar sejak tiga tahun lalu.

—-
Aray menghadiri acara reuni SMA yang diadakan oleh temannya. Untuk melihat seperti apa wajah-wajah culun delapan tahun lalu, kini berubah menjadi dewasa. Aray datang sendiri dengan motor vespanya, hampir yang terparkir dihalaman gedung itu adalah mobil-mobil mewah, hanya beberapa yang menggunakan sepeda motor itupun mungkin hanya menghindari kemacetan, pikir aray.

Berpakaian formal sama sekali bukan aray, ia merasa tak nyaman memakai setelan jas lengkap dasi yang melingkar rapih dilehernya, belum lagi sepatu hitam mengkilat sungguh membuat aray merasa tak nyaman. Dia masuk sendiri, disana sudah ramai teman-teman seangkatannya. Mereka telah disulap menjadi lelaki dan wanita dewasa yang anggun, bukan lagi anak kecil yang selalu bertingkah aneh.


Kutipan cerpen - Mawar Liar oleh Iha Al-banna Manhaj

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -