Popular Post

Posted by : Unknown Senin, 16 Juni 2014

Audrey  & Kaelan [Tentang Hujan]
Hal 19-21,
Kaelan menahan tangisnya, berusaha keras dia menahannya tapi kesedihannya tak mampu membendung cairan implusive itu menggenangi kelopak matanya. Lirih, tapi terdengar seperti suara petir baginya. Tak sepatah katapun mampu kaelan katakan. Ketakutan, rasa bersalah , dan penyesalannya yang dalam tlah membekukan otaknya.
“ Apa aku masih punya kesempatan untuk menemui audrey…??” tanya kay nanar
“Mungkin waktunya tidak banyak kay, kamu harus menemuinya, dia menunggumu begitu lama. Dan ini buku harian audrey, mungkin ini penting  untukmu..!!” sambut ay sembari menyodorkan buku pada kaelan . lalu dia meninggalkan kaelan ditempat itu yang masih tertegun menatap buku kecil drey.
***
Kaelan membaca lembar demi lembar buku itu. Sampai pada suatu halaman ada setangkai mawar yang sudah kering disana , diatasnya terdapat tulisan audrey ..
” Hujan mengirimkan setangkai mawar bernama kaelan , entahlah dari negeri mana dia berasal tapi aku menyukainya seperti aku menyukai hujan bulan juni…”.
Lalu pada halaman berikutnya audrey menulis apa yang ingin kaelan dengar.
“Dear  hujan , Hari itu aku kembali bertemu dengan hujan yang kurindukan, kaelan. Ditaman itu, dia datang masih dengan senyuman yang sama. Saat  itu aku tahu, alasan mengapa aku jatuh cinta pada lelaki itu. Dia memberiku alasan untuk hidup. Hujan, taukah kaelan itu adalah hujannya audrey saat melihatnya ada kebahagiaan yang tak bisa kujelaskan. Ratusan hari aku merindukannya, hanya bulan juni ketika aku menyentuhmu aku bisa merasakan kehadiran kaelan. Aku ingin bertemu dengannya sekali saja, hujan. “

Dia membuka halaman demi halaman dan membaca setiap tulisan itu dengan kesedihan yang dalam.
Dear kaelan,
            Audrey nata harina,  aku ingin kau mengingat namaku. Suatu saat aku akan pergi kay. Aku jatuh cinta pada lelaki sederhana, kaelan. Drey hanya gadis yang menunggu kematiannya. Pertama kali kita bertemu, jatuh cinta, sampai akhirnya aku hanya bisa merindukanmu dalam hujan. Kay, aku audrey yang mencintaimu dalam keterbatasanku. Ada sekeping kebahagiaan yang kau tawarkan dalam kesedihan yang kurasakan. Begitu sederhana, cinta ini bernaung dalam hatiku, dengan merindukanmu setiap hujan turun. Ratusan hari aku berdiam dalam sunyi, menunggu hujan datang dan membawa memoribiliamu menghangatkan setiap kebekuan dalam hatiku. Aku selalu meminta agar tuhan menyampaikan surat yang kutitipkan pada hujan untukmu kay. “Seandainya kau mencintaiku seperti aku yang mencintai hujan tentu kita akan bersama dalam naungan asmara yang agung. Tapi tidak kay, tuhan mempertemukan kita hanya untuk saling mengingat tentang cinta sederhana. Aku tidak ingin kau mencintaiku. Ingatlah aku sebagai batas kenangan yang sudah harus pergi. Bahagia itu sederhana, sesederhana waktu yang membawa kita pada pertautan yang tak pernah pada kebersamaan. Dengarkan ini kay, tentang hujan, tentang kita, tentang cerita yang sudah harus usai.
Audrey, Hujan Bulan Juni……”
Hari itu kaelan dengan hati yang tak lagi utuh datang menemui audrey kerumah sakit tempat drey dirawat. Tepat didepan pintu kamar audrey, kay menghentikan langkahnya. Tubuhnya seakan beku, pikirannya kosong.
Kreekkkk….
Kaelan membuka pintu kamar audrey. Ia membawa setangkai mawar untuk drey. Disana terbaring seorang  gadis dengan segala alat medis yang menempel ditubuhnya. Kay mendekat , perlahan . Satu demi satu langkahnya membawanya ketempat  drey terbaring. Butiran bening jatuh dari kelopak mata kaelan. Audrey, gadis yang sangat ia rindukan ratusan hari terbaring disana.  Senyum getir mengembang dipangkal bibir kay. Kaelan duduk disamping audrey, menggenggam tangan gadis itu, erat.
“ Drey, diluar hujan turun. Kini kau tidak perlu menunggu hujan turun untuk merindukanku, aku disini …!!” desis kay menahan tangisnya
Audrey masih tak bergeming tetap berada dalam mimpi panjangnya. Entah siapa yang ada disana sampai drey tak pernah membuka matanya.
“Masihkah aku punya kesemptan..??” Drey, aku ingin mengatakan ini meskipun sudah sangat terlambat. Ratusan hari aku membuatmu menunggu dalam penantian yang menyakitkan, aku minta maaf. Aku mencintaimu , drey…. Sangat mencintaimu..!!”lanjut  kay terpatah-patah
Entah drey mendengarnya atau tidak, kay terus mengajaknya bicara. Kay takut kehilangan wanita itu sebelum sebelum sempat mengatakan apa yang ingin drey dengar.
***
Hari terus berganti waktu terus berjalan, tak ada yang berubah pada hari maupun waktu yang berputar. Hanya ada yang berbeda saat kay tau drey masih ingin terpejam dalam mimpinya. Sebulan berlalu, hampir setiap hari kay datang mengunjungi drey. Setiap kali datang kesedihan itu terlihat jelas dimatanya. Kay selalu tersenyum didepan drey meskipun gadis itu tak pernah melihatnya. Kay mulai menceritakan aktivitasnya. Bagimana hari-harinya, pekerjaannya, tentang rumah singgah dan semua hal yang berlalu setiap harinya selalu kay ceritakan. Kay selalu membersihkan wajah drey, membacakan novel-novel kesukaannya dan menemani drey sepanjang malam.
Tak terasa hujan bulan juni sudah harus berakhir. Hari terakhir hujan bulan juni, kay datang membawa setangkai mawar merah. Mawar  liar yang kay ambil dari taman yang tak seindah surga tapi drey sangat menyukainya. Disana drey selalu merindukan kay , ditaman itu drey selalu berbicara pada hujan tentang kerinduannya yang tak pernah bisa ia sampaikan, hanya kepada hujan. Kay datang seperti biasa dengan senyuman khas yang selalu dia tawarkan pada drey setiap kali berkunjung. Kali ini kay tak mampu menahan kesedihannya, Sembari menggenggam tangan drey, Butiran bening itu membasahi kelopak matanya. Mungkinkah drey tak pernah akan bangun dari mimpinya ??”. Kay tak ingin membayangkannya.
“Drey, mungkin ini rintik hujan terakhir dibulan juni. Hujan sangat merindukanmu, aku juga drey.  Aku ingin melihatmu tersenyum seperti saat hujan turun dibulan juni . Aku membawakanmu setangkai mawar liar, untuk menggantikan mawar yang kau simpan terlalu lama didalam hatimu. Aku akan kembali menjadi setangkai mawar yang indah dibulan juni . Aku tidak pernah tau jika kau menyukaiku seperti kau menyukai hujan bulan juni, aku hanya lelaki bodoh drey yang tak pernah menyadari seperti apa cinta itu menyakitimu. Jika aku bisa meminta pada tuhan, aku ingin punya kesempatan kedua untuk menjadi hujan untukmu, yang bisa kau sentuh dengan jemarimu dan sesaat kau nikmati sejuknya, lalu menyisakan kerinduan yang dalam bagimu. Kenyataan kita tak bisa bersama karna perasaan yang  tak bisa kita jelaskan pada angin atau siapapun dibumi kita dan hanya bisa kita rasa tanpa melihat tanpa menyentuh, itu sangat menyakitkan drey. Bahkan ketika kita dipertemukan waktu, kita tetap tak bisa bersama dalam naungan asmara yang agung, yang selalu kau bicarakan pada hujan bulan juni. Bagaimana mungkin kau mencintaiku sebesar itu, drey. Menunggu waktu demi waktu berlalu dalam penantian yang bahkan tak bisa kau jelaskan seperti apa rasa sakitnya. Aku akan menerima hukumannya sekarang, dan  rasanya sangat menyakitkan ketika aku hanya bisa melihatmu terbaring. Aku akan selalu datang esok dan esoknya lagi seperti hujan bulan juni yang pasti datang untukmu. Jadi kau harus bangun, untuk melihat hujan pada musim berikutnya, bersamaku.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -