Popular Post

Posted by : Unknown Senin, 16 Juni 2014



“Diujung jalan itu aku berjalan menyusuri tapak kita disepanjang jalan saat hujan bulan juni turun membasahi bumi kita. Wangi tanah-tanah basah, embun yang menggantung dipucuk dedaunan, dan angin yang menggerakan dahan pohon. Memoribilia tentangmu mengembun disana, tentang rindu yang kuhimpun ratusan hari dalam sunyi, tentang cinta yang tak bisa dikatakan langit pada bumi , hanya hujan yang memberikan nuansa dengan harapan surat kecil yang kutitipkan pada tuhan bisa kau baca suatu saat nanti…”

“Aku tidak istimewa drey, mengapa kau membiarkan hatimu menanti begitu lama…??”tanya kay mengubah sendu dengan seulas senyum hangatnya

“Karna aku jauh tidak istimewa, Aku hanya gadis kecil yang menunggu kematianku. Hampir tak punya harapan, tapi karna mencintaimu aku punya alasan untuk bertahan. Aku bahagia karna kau terlahir didunia ini dan tuhan mempertemukan kita dalam hujan yang selalu membawa memoribiliamu menjadi kebahagiaan kecil dalam memoriku.” Jawab drey dengan senyum tipis dipangkal bibirnya

Kay tersenyum mengelus pipi drey, menggenggam tangan gadis itu erat. Hujan adalah pertautan hati yang tak memiliki kesempatan untuk saling bertemu dalam nuansa agung seperti kebersamaan. Tapi mereka tak pernah mati, tetap hidup dalam kerinduan tanpa satu kisipun yang mengusiknya.

[ Iha Al-banna Manhaj Dalam [Audrey & Kaelan - Tentang Hujan ]

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -