Popular Post

Posted by : Unknown Rabu, 29 Mei 2013


Tentang Rasa


Oleh : Sutihat Rahayu Suadhy



Ini bodoh namanya !!"
Aku tahu dia mencintai orang lain, tapi aku masih saja menutup rapat kenyataan itu. Selama ini aku bermimpi tentang harapan kosong, tentang cinta yang tak ada . Kini dimana aku harus memulai hidupku, memulainya dari awal. Menata hati dan mengembalikan keyakinanku, tentang harapan itu. Selama ini aku menjadikan lelaki itu sebagai prioritas dalam hidupku, penyemangat yang menguatkan. tapi dia hanya menjadikanku alternatif pilihan saja. Setiap hari aku memikirkan bagaimana cara membahagiakanny. Saat ulang tahunnya, jauh hari aku mulai menabung menyisihkan uang jajanku untuk membelikannya sebuah hadiah, sederhana. Tapi yang dia pikirkan orang lain lagi. Terkadang perasaan ini membuatku lelah. Sudah jelas perasaannya ambigu tapi aku menganggapnya terlalu saru.

Lalu boleh aku bertanya tentang pertanyaan sederhana ??"
Apakah tuhan akan menepati janjinya ??"
tentang doa yang kurapalkan dipenghabisan malam . Dan pengabaian itu menjadi jawabannya, cinta tak sesederhana dalam pikiranku. Cinta itu tidak bisa hanya memberi , kita butuh penerimaan yang ikhlas. 

Ya, Perasaan tetap saja perasaan meski secuil, dia tetap menempati ruangnya. Sekalipun tidak terlihat, sekalipun terabaikan tak akan mengurangi nilainya. Terkadang aku merasa begitu menyedihkan, aku melakukan segala yang kubisa untuk seseorang yang selalu memikirkan orang lain lagi.

“Tahukah kau, untuk membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya, justru cara terbaik melalui hal-hal menyakitkan. Misalnya kau pergi. Saat kau pergi, seseorang baru akan merasa kehilangan, dan dia mulai bisa menjelaskan apa yang sesungguhnya dia rasakan."

Kalau itu tidak terjadi, maka memang bukan sesuatu yang spesial. Tidak terbukti oleh waktu dan jarak.

Itu kutipan bang Tere Liye, di novel "Sunset Bersama Rosie". saat membacanya, kata-kata sederhana itu mengiang-ngiang dipikiranku. Aku pernah melakukan hal-hal menyakitkan itu. Pergi dari kehidupannya dan aku sadar aku bukan sesuatu yang spesial baginya. Meski aku tak pernah mengerti pola pikirnya , tapi jarak dan waktu pun tak mampu menjelaskan bagaimana perasaannya. 

Aku mulai berpikir realistis . .??"

Setiap orang mempunyai pemahaman yang berbeda didalam hidupnya. Yang membuat sesuatu yang menyakitkan, traumatik, atau menyimpan kenangan buruk yang abadi adalah pemahaman tentang kejadian itu sendiri yang menjadikannya abadi rasa sakitnya atau malah sebaliknya. Dan yang dibutuhkan adalah waktu. Aku harus mulai berpikir realistis tentang pehamaman yang salah . Selain pemahamanku yang lain tidak salah. Tentang aku yang mencintainya dan dia yang tidak mencintaiku, dimana letak salahnya??", tidak ada disana. Rasa sakit yang harus kurasakan karna kebaikannya, pengabaiannya, ketidakpeduliannya itu hanya sementara. Aku pun memahami mungkin dia pun terbebani oleh perasaannya. Tidak apa-apa, semuanya tidak harus selalu membahagiakan, tidak untuk saat ini.

Ternyata dia adalah jiwa yang hilang??

Terkadang ada hal-hal tertentu, seberapa keraspun usaha yang kita lakukan dan seberapa lamapun kita menunggunya orang itu adalah hal yang tak bisa kita dapatkan. Ya, aku ingin melepaskan hal yang tak bisa kudapatkan. Bukan karna aku lelah menunggunya, tapi aku ingin membahagiakannya dengan membiarkannya pergi dan berhenti menyakiti diri sendiri. Seseorang yang bisa membuat harimu cerah dalam sekejap lalu membuatnya mendung tiba-tiba, selalu seperti pengulangan dimana aku harus terbang tinggi lalu terjatuh lagi. Bagaimana mungkin aku bisa merasa bahagia dan sakit secara bersamaan. Kini sudah tidak ada lagi perasaan sederhana itu. Ternyata separuh jiwaku hilang tepat ketika aku melepaskan perasaanku. Dan pemahamanku tak cukup benar, cinta itu bukan sesuatu yang bisa kita atur. Dan bagaimana kita tahu mereka yang kita cintai bahagia atau tidak?? sementara kita tidak pernah tau perasaannya. Menduga saja tak pernah cukup mentransparansi kebenaran .



next--day
---tawon---

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -