Popular Post

Posted by : Unknown Rabu, 29 Mei 2013


  Oleh; Sutihat rahayu suadhi 




           Waktu terus berganti dan hidup harus terus berjalan. Kadang didunia ini ada sesuatu yang lebih baik  tidak kita ketahui dan hanya membiarkannya menjadi rahasia karna kadang kebenaran terasa lebih menyakitkan dari kebohongan itu sendiri.
            Anindita pratiwi , Anin biasa gadis dua puluh tahun itu disapa. Anin Mempunyai kehidupan yang sangat rumit, dihatinya penuh dengan kebencian dan kemarahan yang tersimpan rapih didalam. Selalu pertengkaran yang dia dengar saat dia membuka mata dipagi hari . Suara tangis dari wanita yang melahirkannya itu membuat hati anin mengutuk, Itu yang dilakukan Ikbal dan Nayra kakak anin setiap hari pada sosok wanita  yang begitu anin kasihi. Tak ada yang bisa ia dilakukan selain menutup telinganya rapat-rapat dan berbaring ditempat  tidurnya dengan butiran air mata yang jatuh satu persatu membasahi pipinya. Anin begitu membatin dalam hatinya.
             Tak sepatah katapun keluar dari mulut gadis pendiam itu, hanya katup mata yang terlihat begitu lelah. Sebenarnya selain parasnya yang manis anin juga gadis yang pintar, namun sikap tertutupnya membuat anin tak punya banyak teman, hanya sedikit orang yang tahan berada disampingnya. Hana adalah sahabat yang paling dekat dengan anin. Berbeda dengan anin, hana adalah cewek paling popular dikampus. Selain cantik dan fashionable, hana pun memiliki kepribadian yang baik walau sikapnya terkadang kekanak-kanakan. Entahlah mengapa gadis sepopular hana memilih bersahabat dengan gadis seaneh anin padahal hana bisa bersahabat dengan siapapun yang dia mau.

  ****
              Anin sedang membaca bukunya , kepalanya tertidur diatas meja dengan posisi melipat kedua tangannya. “Anin serius banget..”Seru hana sambil menggelengkan kepalanya saat menegur anin.  “Hana, kapan dateng ??”kata anin menoleh kearah hana. “udah lamaaaaa gua berdiri disini kayak tukang parkir ..hehe??”seru hana . Anin hanya tersenyum tipis pada sahabatnya itu.”Duduk na!!”ucap anin sekenanya. Hana menarik kursi samping dan mendekatkannya ke meja anin.”Sibuk nggak , aku mau cerita nih ??”Bisik hana. “Nggak kok..”. desis anin yang menutup bukunya lalu memandang kearah hana lekat-lekat. “Aku udah jadian sama karen nin, cowok  paling popular dikampus!!”kata hana merangkul pundak anin. “Terus gimana sama dion , lu kan belum putus sama dia??”sekat anin.”Dion terlalu sibuk sama dirinya sendiri, jadi nanti gua putusin aja..!!”Jawab hana tanpa dosa. Hana memang selalu seperti itu tak pernah serius menjalin hubungan dengan siapapun. Karna mudah bagi hana untuk mendapatkan cowok manapun yang dia suka namun walaupun begitu anin tak peduli karna anin tulus menyayangi hana.”Yaudah gimana baiknya aja, yang penting lu bahagia..”desis anin. “makasih anin, lu satu-satunya orang yang memahami perasaan gue..!!”kata hana mengelus pucuk rambut  anin.

****
Seminggu berlalu,  

Saat sedang berjalan pulang tiba-tiba langkah anin terhenti . Dion berdiri dihadapan anin dan menyeret anin tuk ikut bersamanya karna ada sesuatu yang ingin dion bicarakan.
***
          Sampai disebuah cafe dekat kampus, mereka bicara disana. Dion sudah memesan minuman dan makanan untuk mereka berdua. Setelah terdiam cukup lama  dion memulai bicaranya dan memecahkan keheningan diantara mereka berdua. Anin pun merasa tak nyaman pada kondisi seperti itu dimana dia harus duduk bersama seseorang yang notabennya mantan pacar hana atau mungkin masih pacarnya karna anin tidak pernah bertanya pada hana tentang dion. “Maaf yah nin gua nyeret lu kesini, ada yang mau gua tanyain sama lu??”Sesal dion . “Ngomong aja ?? “jawab anin singkat. “Hana, dia mutusin gua !!” dan yang gua denger dia udah jadian sama karen ,bener..??”tanya dion . “Aku nggak tau, lebih baik kamu tanyain sama hana biar dia yang jelasin sendiri..!!”Jawab anin sedapatnya. “Aku sebenarnya tahu kalau hana selingkuh tapi aku pura-pura tidak mengetahuinya karna dari awal aku tahu kalau hana tidak pernah tulus.”Jawaban dion sontak membuat anin heran . “Kenapa, karna hana cantik atau popular?? Ada sesuatu yang lebih baik lu nggak tau dion, ada hal-hal yang lebih baik nggak lu denger..!! “Desis anin.  “Hana cantik atau popular itu bukan hal penting, Saat gua lagi terpuruk dengan perceraian orang tua gua ,hana datang dalam kehidupan gua dan selalu ngasih gua semangat sampai akhirnya perhatian-perhatian kecilnya menumbuhkan perasaan entah itu cinta atau apa namanya?? Tapi saat disampingnya gue selalu ngerasa tenang..”Ungkap Dion. Anin tau dion adalah lelaki yang baik , bukan hanya wajahnya yang manis, suaranya yang merdu tapi dion juga cowok yang tulus begitulah sosok dion dimata anin. “Hana memang gadis yang baik, tapi lu nggak bisa maksain perasaan seseorang yon..”Lanjut anin. “Ya , btw perasaan gua nggak pernah liat lu sama cowok, Baca buku mullu .hhe!!” seru Dion mengalihkan topik pembicaraan kami. Anin hanya tersenyum tipis menatap dion , ada perasaan aneh yang tiba-tiba datang dihatinya sesaat menatap dion . Anin menggelengkan kepalanya seolah tak ingin memikirkan sesuatu yang tak seharusnya ada didalam benaknya. “gua nggak tertarik, buku itu lebih menarik dibanding cowok..”Jawab anin. Dion hanya tersenyum manis mendengar jawaban anin yang singkat namun mempunyai arti yang dalam baginya. Pertemuan mereka berdua kali ini menyisakan sebuah perasaan yang masih ingin mereka nikmati , seperti nuansa asmara yang mulai bermekaran dihati keduannya.

          Sejak hari itu keduanya menjadi dekat, dion tak segan meminta anin jadi teman bicaranya dan anin pun tak keberatan karna dion sudah mulai menarik hatinya walau belum sepenuhnya. Dion mempunyai arti khusus bagi anin , senyumannya yang khas dan tatapan mata dion yang selalu meneduhkan hatinya entah apakah itu yang dinamakan cinta atau hanya sebuah kekaguman yang anin rasakan karna untuk pertama kalinya anin merasakan perasaan bahagia dimana selama ini tak pernah ada perasaan cinta didalam hatinya. Dion selalu menemani hari-hari gadis dua puluh tahun itu untuk sekedar hunting , makan atau hanya sekedar membaca buku. Dion suka sekali memotret, katanya dia ingin jadi seorang fotografer dan memang hasil jepretannya sangat bagus dimata anin. Hari-hari yang dilewati anin semakin berwarna , kehadiran dion dihidupnya seperti embun pagi yang menyejukan atau seperti mentari yang mengahangatkan jiwanya.

          Dion merasakan debaran jantungnya berdetak keras saat gadis manis itu berada disampingnya. Sebenarnya dion sudah memiliki perasaan itu sejak masih berpacaran dengan hana, bagi dion anin bukan hanya cantik tapi sangat menarik. Sikapnya yang pendiam, hobinya membaca buku, senyumannya yang khas selalu menyisakan kerinduan dihati dion . Diam-diam dion sering memfoto anin tanpa sepengetahuannya. Wajah sendu yang menyimpan berjuta kepedihan seolah menusuk hati dion setiap melihatnya. Senyuman tipisnya seperti merubah kemarau menjadi hujan begitu indah dirasakan dion. Kebahagiaan itu datang bahkan ketika melihat senyuman mengelopak tipis dibibirnya.

     ****
 “Creek..”Dion mengarahkan lensa kameranya pada sosok manis anin yang duduk ditepi pantai menatap senja sore itu.
“Udah yon , gua bisa cantik kalo terus lu foto..!! “guman anin pada dion
“Lu emang cantik nin..”desis dion yang berjalan kearah anin lalu duduk disampingnya. “Maaf, tapi kamu menyatu banget sama suasana disini..hehe..”jelas dion sembari menunjukan hasil jepretannya kepada anin.
“Bagus yon , hasil jepretan kamu emang selalu bagus..”Puji anin
“Hehehe..
“Baru dipuji dikit udah cengengesan tapi aku nggak bohong , hasil jepretan kamu emang bener-bener bagus..”kata anin tersenyum pada dion .
“Kamu cantik nin kalo senyum..”ceplos dion
“Maksud lu??”
“hmpp , mau foto bardua nggak ??”ucap dion sembari meletakkan kameranya didepan kemudian mengambil foto mereka berdua.
“Yeah , aku kan belum bilang ya.”
“hahahaha.....”Ledek dion
Senja menutup hari ini berganti petang,mentari tenggelam diufuk barat , remang cahaya berganti gelap gulita. Kehangatan mentari menyisakan kerinduan dan lembutnya pasir pesisir menciptakan tawa renyah diantara mereka. Keduanya menyisiri pasir pesisir meninggalkan tapak kaki yang tersapu ombak dan bergegas pulang.

***
   Genap setahun kebersamaan itu terjalin erat, tak ada kata cinta yang terucap dari mulut keduanya, hanya membiarkannya mengalir seperti air.
***

           Saat sedang membaca buku dikamarnya, hana datang dengan tangis yang menghujani pipinya. “Kenapa na??”tanya anin khawatir karna nggak biasanya hana seperti itu. Hana yang terus mendekat disamping anin duduk hanya menyandarkan kepalanya dibahu anin lalu meneruskan tangisnya. Anin tak banyak bertanya karna dia mengerti mungkin sahabatnya itu butuh waktu tuk menenangkan diri, terlihat sekali hana begitu terguncang.
“Karen ngeduain gue nin, sekarang dia mutusin gue padahal gue udah ngasih semuanya buat dia..”curhat hana. “Maksud lu ngasih semuanya, jangan bilang kalo lu udah....??”tanya hana tak meneruskan bicaranya.” Ish, bukan gitu , tapi lu tahu kan kalo gua pacaran nggak pernah lebih dari sebulan kecuali dion ,sama karen hampir setahun dan gua sayang banget sama dia tapi apa yang gua dapet sakit nin..!!!”Lanjut hana. “Udah na jangan nangis, mungkin karen bukan yang terbaik buat lu..!!”Ucap anin mengelus pundak hana. “Gue nyesel udah ninggalin dion dulu , padahal dion cowok yang baik..”kata hana membuat raut wajah anin berubah pucat. “Udahlah lu nggak perlu nyesalin yang udah terjadi, itu hanya akan nambahin luka dihati lu han..!!”desis anin. Hana menyeka air matanya dan memeluk sahabatnya itu , karna setiap hana punya masalah anin selalu bisa menenangkan perasaannya.
***
    Singkat cerita,
          Hana mengatakan kalau dia ingin kembali bersama dion dan berusaha mendapatkan cinta dion lagi . Dengan usahanya yang keras hana mendapatkan maaf dari dion dan kini mereka kembali dekat entah apa arti dari kedekatan itu. Anin berusaha menjauh dari dion karna tak ingin menyakiti perasaan hana jika ia tahu kalau anin menyimpan perasaan untuk dion. Rasa sakit yang dialami anin begitu menyiksa batinnya, ternyata melepaskan seseorang yang dicintai itu seperti melepaskan separuh nyawa lu pergi. Semakin anin berusaha melupakan dion , dia semakin tak bisa melakukannya. Sudah seminggu ini anin tak bertemu dion,tak membalas pesannya atau mengangkat telvonnya meskipun sebenarnya anin sangat merindukan sosok manis yang selama ini mewarnai hari-harinya.
   ***
        “Apa nggak bisa kita kembali kayak dulu yon,??”desis hana
“Maaf  han, gue nggak bisa..!!”Jawab dion singkat
       “kenapa ??
“Udah ada seseorang yang sangat berarti dihati gue sekarang, gue nggak mau ngecewain dia..!!”jelas dion
       “Bohong, kamu bohong kan yon..?”tukas hana
“Nggak!!”yaudah han, gue pergi dulu...”ucap dion lalu meninggalkan hana

       “Anin, dia cewek yang lu maksud..!!”teriak hana
Langkah dion terhenti sejenak namun tak sepatah keluar dari bibirnya dan tak menolehnya. Langkahnya cepat meninggalkan hana yang menatap kepergiannya dengan ratapan kesedihan. Hana menangis lirih menatap sosok yang masih dicintainya itu  perlahan menghilang dari hadapannya.
***
      Berjalan disepanjang pesisir, menikmati hembusan angin dan suara deburan ombak, anin berjalan sendiri ditepi pantai. Hatinya begitu gusar namun wajahnya selalu tenang. Langit kini sudah berwarna orange kemerahan, anin duduk dipasir menatap senja dengan mata indahnya. Dia membiarkan angin mengacaukan tatanan rambutnya lalu memejamkan matanya menikmati alunan nada yang diciptakan mangrove.
“Lu disini rupanya..??”seru dion mengelus pucuk rambut anin
“Tahu darimana kalau gue disini, !!”
“Kebetulan gue kangen sama lu, jadi gue dateng kesini. Abisnya lu ngindarin gue sih..??”Ledek dion sembari duduk disebelah anin.
“aishhh, bukannya lu lagi sibuk sama hana..??”celetuk anin
“Lu cemburu yah..??”
“Nggak ..!!”
“Iya juga nggak papa. Aku malah seneng...”gumam dionmembuat anin terdiam. “Udah terlalu lama gue simpen perasaan ini sendiri karna gue takut kalo lu jadi nggak nyaman atas perasaan gue. Gue sayang sama lu nin, lebih dari temen..!!”Ungkap dion memegang tangan anin.
“ Gue masih nggak tau apa yang gue rasain?? Perasaan apa yang bersarang didalam hati gua!! Kenapa saat berada didekat lu jantung gue berdetak seribu kali lebih cepat dan rasa bahagia dan takut itu selalu datang bersamaan seperti saat melihat senja meski begitu indah tapi itu hanya sekejap dan kita akan takut kehilangannya. “desis anin
“Senja itu selalu pergi tapi akan selalu kembali esok dan esoknya lagi, jadi lu harus percaya kalau gue nggak akan pernah ninggalin lu ,dan jangan pernah takut percaya pada perasaan lu sekalipun lu nggak akan tahu endingnya kaya apa..?”
“Apa yang lu suka dari gue..??”
“Gadis aneh ,”
“Aishhh,,”desis anin menggelengkan kepalanya sembari tersenyum menatap dion
“Gue sayang sama lu dan gak ada alasan yang pasti, perasaan itu ngalir gitu aja tapi gue bahagia karna orang itu elo nin... “ucap dion mengelus pucuk rambut anin.

“makasih yon , “ucap anin lembut.
    Anin menyandarkan kepalanya dibahu dion, lalu memejamkan matanya menikmati wangi tubuhnya. Dion menggenggam tangan anin ,membelai rambut anin lalu mencium kening gadis yang kini bernaung dihatinya tu .
***
             Kini, Hari-hari anin selalu ditemani dion. Yah, sejak hari dimana dion mencium kening anin mereka bukan lagi seorang teman melainkan sepasang kekasih . Untuk sesaat anin mengatakan pada dirinya untuk menjadi egois, melupakan kenyataan-kenyataan , harapan,latar belakang, dan duniannya hanya untuk bisa bersama dion, lelaki yang kini menaungi hatinya.
            Gosip ani jadian sama dion cepat terdengar ditelinga hana. kemarahan itu terlihat jelas diraut wajah cantiknya, meskipun tau kalau dion mencintai anin tapi hana tak menyangka anin menerima cinta dion. Anin duduk bersandar dirak yang penuh dengan buku-buku, mendengarkan lagu-lagu ballad kesukaannya pada earphone yang terpasang ditelingannya ,ditoko buku dekat kampus. Hana yang melihatnya segera menarik anin berdiri dan menyeretnya keluar . “Kenapa beginii, lepasin??”pinta anin. “Kenapa harus dion, kenapa lu nggak pernah ngomong??”teriak hana. Anin hanya terdiam seribu bahasa mendengar apa yang diucapkan hana , lirih namun terdengar seperti suara petir baginya . “Kenapa diem, gue benci sama lu nin!! Mulai sekarang anggep aja kita nggak pernah kenal .”gertak hana dengan butiran bening yang mengambang dikelopak matanya. Wajah anin masih begitu tenang meski sebenarnya hatinya teriris sembilu mendengar perkataan sahabatnya hana. Hanya tatapan kesedihan yang terlihat diwajah sendu anin menatap kepergian hana tapi dia tak mampu berkata sepatahkatapun untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana perasaannya. Anin menarik nafasnya panjang dan sejenak memejamkan matanya kemudian memasang lagi earphone ditelinganya yang dilepaskan oleh hana tadi . Anin duduk sendiri dihalte bis yang tak jauh dari toko buku tadi. Kata-kata hana masih terngiang-ngiang ditelingannya, anin menambah volume lagu yang sedang ia dengarkan lalu kembali menutup matanya dan berusaha melupakan semua yang terjadi tadi .  Saat membuka matanya dion sudah berada disamping dia duduk , sudah sejak tadi dion berada disampingnya hanya anin tak menyadari kedatangannya. Tangan lembut itu mengelus pucuk rambut anin seperti yang selalu dilakukannya dan senantiasa membuat perasaan anin menjadi lebih tenang.
“Ada masalah ..??”ucap dion
“gue nggak papa, sejak kapan elo disini ..??”tanya anin heran
“Aishhh, mau sampe kapan jadi penghuni halte bis , ikut gue hayoo..!!”desis dion menarik anin naik kemobilnya

Anin hanya menurut dak tak bertanya apapun pada dion. Dion membawa anin kesebuah tempat dimana kata dion itu adalah tempat favoritnya. Sebuah tempat seperti padang yang dipenuhi ilalang berwarna kecoklatan dan senja terlihat begitu indah ditempat itu. Anin melebarkan tangannya  dan memejamkan matanya merasakan hempasan angin yang mengacaukan tatanan rambutnya sedang dion asyik memfotto kekasihnya itu tanpa sepengetahuannya. Dion mendekat pada anin dan memeluk tubuhnya dari belakang “terimakasih” bisik dion lembut. “untuk ??”desis anin. “Semuanya, karna udah hadir dihidup gue..”lanjut dion . Mendengar apa yang dikatakan dion anin tak mampu bicara sepatah kata hanya senyuman yang mengembang dibibirnya menandakan bahwa ia sangat bahagia. “Terimakasih dion” ucap anin dalam hati .

***

   Seminggu berlalu,
          Sudah seminggu ini mereka tak bertemu karna dion harus keluar kota dan magang disana sembari menyelesaikan skripsi akhirnya. Pertemuan itu adalah pertemuan terakhir diantara keduanya sebelum dion pergi. Tak ada yang bisa dilakukan anin selain menunggu dion kembali . Hari berganti hari,nggak terasa udah sebulan dion tak berada disampingnya, kerinduan yang mendalam dirasakan anin karna tak bisa melihat sosok manis itu. Kekhawatiran menghinggapi perasaan anin karna sudah delapan minggu tak ada kabar  entah itu sms,telfon, email dari dion sudah tak pernah lagi anin terima.
Setahun kemudian,
          Dion tak pernah kembali , kabarnya pun tak pernah anin dengar dia menghilang seperti buih tanpa jejak . Perasaannya yang dalam pada dion tak pernah berubah , anin tetap menunggu  dan masih percaya kalau dion punya alasan mengapa meninggalkannya begitu saja. Hari terus berganti dan waktu harus berjalan sampai suatu saat anin melihat dion ditoko buku, dion melihatnya namun ekspressi dion seperti tak pernah mengenal anin. Tak ada sapaan hangat atau senyuman yang begitu anin rindukan terlihat diwajah dion  hanya sikap dingin dirasakan anin  begitu menusuk selaksa jiwanya. 
            Sesampainya dirumah ekspressi  dion tadi masih terngiang-ngiang dipikirannya. Anin tak percaya pada apa yang dilihatnya barusan dan menghibur dirinya seakan memang dion tak melihat nya bukan mengabaikannya. “Mungkin dia tak melihatku tadi!! Ya, dion nggak mungkin sengaja mengabaikanku, ini bodoh ..??”gumam anin kemudian menutup wajah dengan kedua tangannya. “Ya  tuhan, mungkinkah dia sengaja meninggalkanku seperti ini , tanpa sepatah kata atau sebuah penjelasan yang ingin kudengar walaupun menyakitkan..”tukas anin . Butiran bening yang mengambang dikelopak matanya sedari tadi kini mengalir deras membasahi pipinya , anin tak kuasa menyangkal bahwa dion melihatnya namun mengabaikan keberadaannya seperti orang yang asing. Anin mengambil sebuah foto yang terbingkai indah di meja belajarnya dan menatap foto itu dimana dion tersenyum didalamnya. Sesungguhnya anin begitu merindukan sosok manis itu, rasanya melelahkan melewati hari-harinya tanpa dion. Tak ada yang berubah hanya pertengkaran yang masih setia mengiringi hari-hariku lalu sebuah tangisan itu masih terdengar begitu lirih, tak mampu kuseka sekalipun aku ingin menghentikannya sama seperti dulu sebelum dion datang dalam hidupku. Hanya rasanya begitu menyakitkan sekarang saat aku menyadari dia sudah tak berada disisiku dan aku harus melewatinya sendiri tanpa lelaki itu,Dion.
          ***
            Pagi ini anin terbangun dalam keadaan yang sangat kacau. Entahlah apa yang ada dalam pikirannya, anin putuskan untuk pergi kerumah dion mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan meminta penjelasan padanya karna yang anin dengar dion sudah kembali kerumahnya yang dulu. Sampai didepan rumahnya keraguan itu datang menghentikan langkah gadis itu. Anin melihat seseorang duduk diberanda rumah itu, seseorang yang sangat ia rindukan selama ini dan begitu ingin  anin lihat walau hanya satu detik, dion. Saat langkah anin mendekat kepagar rumah dion seorang wanita keluar dari dalam rumah itu, sesorang yang tak asing baginya wanita itu adalah hana. Anin segera menarik tubuhnya dan bersembunyi dibalik tembok pagar dan menutup mulut dengan kedua tangannya  dengan air mata yang membanjiri kelopak matanya, rasanya begitu sakit seperti dihujam ribuan cambuk. Anin berjalan meninggalkan tempat itu dengan langkah tertatih tatih. “Tunggu...!?!”panggil seseorang dari belakangnya. Anin menghentikan langkahnya dan segera menyeka air matanya kemudian menolehnya,hana terlihat berdiri disana. Hana berjalan kearah anin membawa sesuatu ditangan sebelah kanannya. “Kenapa nggak masuk, ini buat kamu...”desis hana menyodorkan apa yang dibawanya yakni sebuah kartu undangan. Kulihat undangan itu ..”Menikah...”Hana Audrey Nata dengan Dion Prasetyo ”, anin menggenggamnya erat...”Selamat !!!”ucap anin menahan tangis.  Tiba-tiba dion keluar dari dalam menghampiri hana ..”Siapa han, temen kamu???”desis dion. “Bukan siapa-siapa, nggak penting, kita masuk aja yuk..”sahut hana menarik tangan dion masuk. “Tunggu... hanya satu menit...sudah setahun aku menunggu untuk ngomong ini sama kamu yon ...”ujar anin. “Untuk pertama kalinya aku mencintai seseorang, menunggunya,merindukannya sepanjang waktu!! Lelaki itu bilang kalau dia tidak akan pernah meninggalkanku karna dia tahu aku hanya sendiri  didunia ini. Terima kasih karna pernah mencintaiku. Aku akan mengatakan yang tak pernah kau dengar..”Aku anindya pratiwi sangat mencintai dion prasetyo..” ...dan ini kata terakhir yang ingin aku ucapkan padamu, aku akan melupakan semuanya, semua kenangan dan janji-janji yang sudah tenggelam bersama senja dipadang ilalang hari itu. Selamat buat pernikahan kalian..”ucap anin nanar kemudian meninggalkan hana dan dion yang masih berdiri ditempat itu.
***

           “Aku pernah mencintaimu, setidaknya itu berharga saat dunia ini tak menginginkan keberadaanku .Kau menghiasi pikiranku setiap detiknya seperti nafasyang kuhela untuk tetap bertahan dalam kesendirian ini . Terimakasih setidaknya kau pernah mencintaiku dan disampingku walau hanya untuk waktu yang singkat seperti saat aku membuka mata dan menutupnya kembali. #Dion
  Setelah selesai menulis, anin menutup diarinya dan menjatuhkan tubuhnya duduk dilantai dibawah tempat tidurnya. Air mata itu satu persatu mengalir diwajahnya yang datar, anin menangis tanpa suara menahan kesedihannya begitu lirih begitu mengerikan. Besok adalah hari pernikahan dion dengan hana namun tak ada yang bisa anin lakukan walaupun sebenarnya anin ingin sekali menghentikan pernikahan itu tapi itu mustahil.

***
24, Maret 2012
           Hari ini adalah hari pernikahan dion. Anin membuka matanya, terasa gelap menyelimuti paginya walaupun langit cukup cerah hari ini. Gadis itu bersiap pergi, dress putih selutut dan rambut yang digerai membuat anin terlihat cantik. Anin pergi ketempat terakhir kali dia bertemu dengan dion, Sebuah tempat seperti padang yang dipenuhi ilalang berwarna kecoklatan dan senja terlihat begitu indah ditempat itu. Anin kembali melebarkan tangannya  dan memejamkan matanya merasakan hempasan angin yang mengacaukan tatanan rambutnya ditempat itu seperti dulu, hanya sekarang tak ada yang memotretnya seperti dulu karna dion sudah tidak ada dihidupnya lagi sekarang. Kembali butiran bening membasahi kelopak matanya yang lusuh..”Dua puluh menit berlalu ketika aku membuka mataku aku melihatnya berdiri disana tepat didepan mataku, tersenyum hangat dan berlari kearahku. Mungkinkah ini hanya fatamorgana dari keinginan yang mengendap didalam hatiku bahwa dion akan datang dan menggenggam tanganku sekarang karna aku sudah benar-benar lelah tapi ini nyata dia ada dihadapanku sekarang. “Maaf karna membuatmu menunggu terlalu lama...!?”Ucap dion lanjut memelukku erat. “Kau datang,bukankah hari ini hari pernikahanmu, ku fikir kau..??”belum selesai bicara dion menghentikan kata-kataku dan mendekap tubuhku dipelukannya. “I love you more, more...!!”desis dion yang membuat mata gadis manis itu semakin berkaca-kaca. Dion melepaskan pelukannya dan memegang wajah anin dengan kedua tangannya kemudian menatapnya dalam-dalam..”Sejak kapan kau jadi begitu sedih, maafkan aku karna tak menepati janjiku..”. Dion mendekatkan wajahnya kewajah anin sampai deru nafasnya terasapun terasa diwajah sendu itu, anin menutup matanya dan dion mencium bibir mungil itu.
 Seakan waktu berputar didetik itu, rasanya seperti sebuah keajaiban dion datang ketempat itu dihari pernikahannya. Dion menceritakan semua yang terjadi selama ini tepatnya menjawab semua pertanyaan didalam benakku selama setahun ini. Setelah sehari kepergian dion ,dia mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya tapi tuhan memberinya kesempatan untuk hidup walau dalam ingatan yang tidak utuh, dion koma selama tiga bulan dan setelah dia sadar dia tak mengingat apapun termasuk anin. Sampai akhirnya hana masuk dalam ingatan nya yang tidak utuh dan mengatakan bahwa ia adalah kekasih dion . Sampai dion bertemu kembali dengan anin hari itu saat itu saat melihat wajah gadis itu ,pikirannya tak lagi tenang bayang-bayang masalalu menguap satu-satu dimemori otaknya yang selama ini terkunci rapat . Takdir seseorang tak ada yang bisa mengetahui jalannya, di hari pernikahannya dion mengingat semua tentang anin , semua yang pernah dia lupakan kini kembali memenuhi memorinya. Anin , nama itu yang pertama kali dion sebut dengan cairan implusive yang menggenangi matanya. Lalu tanpa sadar  langkah kaki itu membawanya ketempat ini , ditempat yang mungkin tak seindah surga tapi tempat dimana anin menunggu saat dion kembali untuk menggenggam tangannya saat sudah terlalu lelah. Takdir membawanya kembali kepada air mata yang tak pernah kering , dan hati yang tak pernah lelah percaya.
***
           Untuk sisa waktuku tuhan biarkan dia tetap disampingku menggenggam tanganku saat aku benar-benar lelah, dan memelukku saat aku benar-benar tak sanggup mendengar pertengkaran-pertengkaran itu. “ANIN
          Tak ada yang pasti seperti apa takdir yang menunggu kita didepan ,seperti apa pertemuan itu lalu bagaimana perpisahan diantara dua orang yang pernah ditakdirkan bersama. Tapi setidaknya mereka pernah bersama menciptakan kenangan yang akan terus mereka putar jika itu terlalu membahagiakan bahkan kadang terlalu menyedihkan. Meskipun jalan yang dilalui akan sangat berliku setidaknya mereka bisa saling menggenggam satu sama lain seperti tuhan yang  selalu menggenggam tangan kita saat kita sudah terlalu lelah. Biarkan angin itu menunjukan jalannya, jalan kemana  kebahagiaan itu akan menunggu kita didepan sana . ..  love its about feel,  and forever this remember when..

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -