Popular Post

Posted by : Unknown Kamis, 30 Mei 2013


Oleh: Sutihat rahayu suadhi



Mengikhlaskan apa yang bukan menjadi milikmu, melupakan dia yang tak pernah mengingatmu, mempriotitaskan dia yang hanya menjadikanmu alternatif pilihan, dan memikirkan dia yang hanya memikirkan orang lain lagi. Kamu akan sadar betapa menyakitkannya itu, tapi bertahanlah sebentar lagi agar kamu benar-benar merasa sakit. Bukan agar dia menyadari kehadiranmu tapi agar kamu lebih kuat untuk rasa sakit yang lebih besar lagi . Karna mungkin dia akan menyakitimu lebih banyak lagi dan kamu akan lebih sulit mendamaikan perasaanmu. Semua itu akan menjadikanmu lebih kuat atau mungkin rapuh. Kamu hanya cukup memahami rasa sakitmu agar tidak menjadi abadi. Berpikirlah dengan lebih rasional. Seperti lelaki yang menggunakan logikanya bukan perempuan yang mengunakan perasaannya (sensitifitas). 

Jika kamu meyakini tuhanmu pasti memberikan yang terbaik bagimu. Maka biarkanlah pengabaian itu sebagai pembuka matamu , pembuka tabir penutup wajahmu. Lalu meluaskan pikiranmu, menguatkanmu dalam doa-doa yang kau rapalkan. Mungkin kamu telah kehilangan separuh jiwamu tapi kamu masih punya separuhnya lagi, itulah yang akan membuatmu lebih menghargai apa yang kamu miliki, bukan yang telah pergi meninggalkanmu untuk kebahagiaannya.

Keihlasan mungkin adalah hal yang paling tidak mungkin dimiliki manusia, hanya beberapa hamba allah yang mungkin memilikinya, begitu sulitnya. Kadang kita harus merapalkan doa dalam kekhusyuan dimana tak ada satu kisipun yang mengusiknya, untuk meminta sebuah keikhlasan pada sang maha ikhlas.

Sudahlah, bebaskan hatimu dari belenggu yang tak kau tahu dimana batas akhirnya. kamu tak perlu berjalan dalam lorong gelap bersama lendir-lendir kesedihan yang akan membebani langkahmu. Perasaan-perasaan lain akan bertabrakan disana. Kemarahan, kekecewaan, kerinduan, luka lalu kebencian yang akan menjadi titik hitam disana. Lebih baik kamu kembali pada remang cahaya bulan dan menunggunya menepati janji, ya besok pasti pagi. Adakalanya kamu hanya harus menunggu, diam.

Next--for day
--tawon---

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -