Popular Post

Posted by : Unknown Senin, 16 Juni 2014



Aku tidak paham dengan cara mencintai dengan benar. ketika aku hanya kau jadikan pilihan, jadikan perbandingan diantara puluhan bahkan ratusan wanita yang mengaku mencintaimu.
Bertemu denganmu harusnya membawaku kekota impian yang disana terletak syurga hanya untuk kita berdua, tak ada siapapun bahkan hanya sehelai daun kering.
Aku menyusuri hari-hari menjalani hidup seperti seadanya. Ditengah-tengah letihnya aku menjalani hidup dari pagi hingga petang. Aku mendapatimu menawarkanku kegembiraan ditengah langit yang gelap gulita; Kau membawaku menaiki tangga langit kehidupan ini. Aku selalu mencintaimu tanpa bertanya tujuan kita.
Aku tersenyum ketika kamu menyadari perhatianku, lalu aku buru-buru pergi. Menyisakan rasa malu. Aku tak pantas bagimu, begitulah aku menjelaskan seperti apa itu cinta, Memintamu menunggu agar aku menjadi wanita yang pantas mendapatkan sekeping hatimu yang tak pernah bicara tujuan, hanya berjalan dalam kebimbangan.
Setiap orang memilikinya, memiliki cinta yang ikhlas dalam penantian. Agar ia menjadi sekeping hati yang suci yang mencintai dan dicintai dalam hujan maupun kemarau yang merubah musim-musim dibumi tempatnya menanti.
Tapi semua tidak ada artinya; ketika hanya dijadikan pilihan bukan tujuan.
Dahulu, Aku ingin sekali bisa menikmati teh hangat bersama kekasih di teras rumah dikala hujan. Secangkir untukku dan secangkir lagi berada ditangannya. Menikmati beragam teh yang aku pesan dari berbagai penjuru mata angin. Hanya sebatas itu harapan sederhana yang minta pada tuhan. Tapi tidak ada yang bisa kunikmati saat ini bahkan hanya secangkir teh dikala hujan; ketika kau tak memilihku menjadi tujuanmu.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -