Popular Post

Posted by : Unknown Minggu, 28 Juli 2013



"Tentang Jilbab yang saya pakai"
oleh: sutihat rahayu suadhi
Iha Ginichi Koukii

Sebagai Muslimah atau kaum hawa yang Beriman, perlu untuk kita diketahui bahwa kewajiban berpenampilan wajar (tidak berlebihan dan sederhana),  juga menutup aurat adalah wajib bagi mereka sudah baligh.

Pernahkah kalian berfikir mengapa seorag muslimah harus mengenakan jilbabnya untuk menutupi auratnya. Apakah agar terliaht cantik, mungkin jika model jilbabnya seperti trend saat ini yang di modif dengan seribu gaya.  Sebenarnya soal trend tidak jadi masalah selagi masih memenuhi syari’at yang diajarkan  dan masih berpedoman pada AL-qur’an. Saya tidak tahu mungkin ini hanya pendapat saya, yang menurut sebagian orang mungkin saya termasuk orang yang kuno, tidak update. Tapi tahukah kalian kenapa Allah melalui Al-qur’anul Karim, menyuruh kaum ahwat menutup auratnya, karna Allah begitu memuliakan wanita. 

Allah berfirman  dalam AL-QUR'AN;

"Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." (Surah Al-Ahzab, ayat 59)

"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapak mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya." (Surah An-Nur, ayat 31)

Saya sendiri begitu mengagumi wanita yang dengan lantang menyerukan kebanggannya sebagai seorang muslimah, Tahukah kalian ada perjuangan-perjuangan yang harus dilewati untuk tetap mengenakan hal yang dianggapnya suci, kewajibannya.  Ada hal-hal sulit yang harus mereka pertahanankan yakni soal keyakinan mereka tentang firman tuhan, tentang segala aturan yang mereka ta’ati semata-mata karna kepatuhan mereka kepada pencipta mereka, Allah azza wajala. 

Perjuangan saya sekirannya tidak sebanding dengan mereka (akhwat) yang luar biasa dengan segenap hatinya mempertahankan keyakinan mereka, apa yang mereka anggap benar, apa yang disyariatkan islam melalui dalil-dalil Allah. Saya mendengar ini dari seorang akhwat yang belum lama saya kenal, dia senior saya di kampus. Allah mempertemukan saya dengan kebaikan melalui akhwat yang bagi saya luar biasa memiliki pemahaman yang baik tentang penciptanya. Ini hanya sebagian dari rencana baiknya untuk saya. 

Dua tahun lalu saya memutuskan untuk berpakaian syar’i, menutup aurat saya secara utuh. Dulu saya hanya memakai kerudung yang kadang hanya diselempangkan walaupun tidak dalam konotasi berpakaian yang tidak sesuai.  Sekalipun memakai jeans, pakaian saya tidak ketat dan masih dalam koridor berpakaian yang sopan. Saya terus berfikir ulang, bahwasannya ada yang salah dalam diri saya, bahwasanya saya seorang wanita muslim yang harus memahami kewajiban saya yakni menutup aurat dengan benar, sesuai syari’at. Akhirnya saya memutuskan untuk menutupnya secara utuh, sesuai yang diajarkan karena memang begitulah seharusnya. Islam adalah agama yang benar, melalui Al-qur’an yang adalah sebagai pedoman hidup kita, disana petujuk jalan kita untuk mencapai tujuan hidup yang sebenarnya. 

Dalam hadist pun diterangkan kewajiban kita sebagai seorang muslim untuk menutup aurat;
“Sesungguhnya sebilang ahli neraka adalah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya” (HR. Bukhari & Muslim)

 Bahwa Asma binti Abu Bakar telah telah menemui Rasulullah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasulullah “Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja” (HR. Bukhari & Muslim)

“Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, setiap kali mereka keluar, syeitan akan memperhatikannya.” (HR. Bazzar & At- Tirmizi)

 ***
Tentang tujuan kita diciptakan ?"


"Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (Qs.adz dzaariyaat(51):56)


Selanjutnya Ibnu Katsir berkata:”diantara ayat yang mendukung penafsiran tersebut adalah firmannya; Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban). Imam Syafi’i berkata; berkenaan dengan maksud ayat diatas .”Dibiarkan begitu saja tanpa diperintah maupun dilarang.” [ Qs Al Qiyammah 75:36]


Allah ta’ala berfirman dalam banyak tempat didalam Al-quran:
. Hai manusia, sembahlah Tuhan-mu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. [ Qs Al Baqarah (2):21 ]


Makna semacam inilah yang secara Qath’i dimaksudkan oleh ayat tersebut: yaitu sebagaimana yang dipahami oleh kebanyakan kaum muslimin dan dengannya mereka berhujjah. Ibnu Katsir berkata lagi mengenai ayat tersebut, “Ayat ini serupa dengan makna firmanNYA,


“ Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk dita’ati dengan seijin ¬Allah¬. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada ¬Allah¬, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati ¬Allah¬ Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [Qs An-Nisa(4):64]


Manusia diciptakan oleh Allah, melalui proses dalam kandungan sampai kelahirannya. Lalu apa tujuan kita diciptakan di muka bumi ini, untuk apa ?”. Pertanyaan itu sudah jelas terjawab oleh dalil diatas. Bahwasannya kita manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepadaNya, kepada Allah semata dengan perhambaan yang utuh. Tuhan memberikan kita akal pikiran, tentu agar kita menjadi kaum yang berfikir.

Mungkin ini yang sering jadi pertanyaan kita, “Apakah sama orang islam dan kaum muslim ..?” saya punya jawaban sendiri atas apa yang saya perhatikan selama ini. Bahwasannya tidak semua orang islam adalah seorang muslim, namun ketika mereka adalah muslim sudah pasti beragama islam. Saya pernah membaca dari salah satu sumber. Ada seorang ahli yang pernah berkata “ Diindonesia yang mayoritas adalah orang islam, saya tidak menemukan muslim disini, sedangkan dieropa yang mayoritas beragama selain islam tapi disana saya melihat muslim.” Begitu kurang lebih. Saya sedikit paham dengan maksud perkataannya. Saya tidak akan membahas lanjut tentang hal ini, saya yakin pembaca akan jauh lebih memahami maksudnya.
Dalam realitas keislaman seorang muslimah, saya melihat fakta-fakta aneh. Ketika saya mendengar banyak sekali yang berkata prihal “BerJilbab atau berhijab” dikaitkan dengan akhlak seorang muslim. Semisal seperti ini ..” Buat apa berjilbab, menutup aurat dengan serapat-rapatnya tetapi kelakukannya naudzubillah min dzalik..??”. Itu sebuah pertanyaan klise yang sering sekali terlontar dari mulut kita. Maaf saya hanya ingin berpendapat dalam pengetahuan saya tentang hal tersebut. Begini, Menutup aurat adalah kewajiban seorang muslimah ketika ia sudah baligh terdapat firman dan hadist tentang hal tersebut. Dan Akhlak seseorang adalah prihal yang berbeda, ada aturan-aturan yang membahas hal tersebut. Allah sudah membuatnya sedemikian detail dan sesuai dengan kadar yang pas dengan peratran-peraturan didalam Al-qur’an dan As sunah. Ketika seseorang menutup aurat atau menghijabkan diri semata-mata karna kewajibannya, karena Allah SWT saya yakin prilakunya akan mengikuti niatnya. Sebuah bentuk kepasrahan seorang muslimah, sebagai bentuk penghargaan dirinya dan kehormatannya, sebagai bentuk kecintaannya pada sang pencipta itulah arti berhijab menurut pandangan saya. Dan prihal seseorang yang mengotori jilbabnya dengan akhlak yang membawa kumdhorotan, biarlah menjadi tanggung jawabnya kepada Allah. Bukankan setiap perbuatan sudah ada hisabnya. 

Tapi sekali lagi hidup adalah pilihan, pilihan yang akan membawa kita pada jalan yang kita kehendaki. Saat kita memilih jalan yang lurus, tentu kita akan bertindak sesuai aturan dalam Al-qur’an. sekalipun jalan untuk tetap istiqomah tidak mudah, karena dalam mencapai tujuan akan ada halanggan berupa godaan dan cobaan agar kita mampu mengukur batas kesabaran kita sebagai seorang hamba. Seperti memegang Bara api, sekalipun panas dan membuat tangan kita melepuh tapi kesabaran kita yang akan terus membuat kita memegangnya dan tidak semua manusia bisa melakukan hal tersebut.
Begitupun ketika kita memilih berbelok arah, tidak pada tujuan ketika kita diciptakan maka setiap pilihan akan ada konsekuensinya bukan.


Demikianlah artikel ini saya buat, bukan untuk mencerca atau membekukan pandangan lain. Tapi saya hanya ingin berbagi pemikiran, pemahaman yang saya anggap benar. Dan sebagai bahan pembelajaran untuk saya. Bahwasannya setiap manusia mempunyai pilihan dalam hidupnya, dan setiap pilihan memiliki konsekuensi yang harus kita terima. Dan semoga kita tidak pernah lupa alasan kita diciptakan. Maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan dalam penyampaiannya.

astagfirullah,
astagfirullah,
Astagfirullah hal Adzim, innallaha gofururrahim.
“Subhana rabbika robbil’izzati ‘ama yasifun, walhamdulillahi robbil ‘alamin.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -