Popular Post

Posted by : Unknown Senin, 29 Juli 2013

"Tentang Ketetapan Tuhan"
oleh: sutihat rahayu suadhi

Iha Ginichi Koukii

Saya menemui titik jenuh beberapa waktu lalu. Ketika saya kehilangan seseorang yang mengilhami saya tentang sebuah jalan baru yang harus saya tapaki. Saya paham betul diri saya dan segala kekuarangan yang ada disana. Hati saya kecil dan sering sekali putus asa, terkadang suka sekali mengeluh. Saya berfikir berulang-ulang, apa yang salah dengan diri saya. Ya, perlahan saya menemukan jawaban saya sendiri. Jawaban yang sebenarnya bisa saya jawab sendiri. Selama ini pemahaman saya kurang baik, pola pikir saya pun terkadang liar, terlalu banyak menyanyakan sesuatu yang saya tahu pasti jawabannya seperti apa. 

Semisal saya lalai mengerjakan sholat karena terlalu lelah dengan rutinitas, akhirnya saya tertidur pulas. Lantas bangun sudah isya, sedangkan magrib saya belum menjalankan kewajiban yakni sholat maghrib. Saya mencari pembenaran, ya karena saya lelah dan itu manusiawi dan alasan-alasan lain yang membenarkan kelalaian saya. Tapi bukankah kewajiban tetap kewajiban yang harus kita jalankan. Lantas bagaimana dengan maghrib saya ? Apakah saya tinggalkan begitu saja. Saya termenung, tertunduk sebentar. Sedang berfikir-fikir. Apakah dosa?  walaupun hanya Allah yang maha mengetahui segala sesuatunya tapi jelas saya tahu itu dosa. Ya, ini hanya contoh kecil, ketika lalai manusia selalu mencari pembenarannya sendiri padahal apa yang kita kerjakan adalah pilihan kita, kehendak kita.

Seperti halnya takdir baik dan takdir buruk. Saya pernah mendengar sebuah cerita dari seorang teman (akhwat) kebetulan beliau yang banyak memberikan saya pembelajaran. Pada suatu hari ada seorang yang mencuri, entah apa yang dia curi. Yang pasti orang itu dibawa ke kantor polisi untuk kemudian di sidang. Dalam sidang tersebut sang hakim bertanya kepada sang pencuri.."kenapa kamu mencuri..?. Dan kalian tahu apa yang pencuri itu katakan.."Saya mencuri sudah ada dalam lauhul mahfudz, ini sudah kehendak Allah.."paparnya. Awalnya saya juga heran mendengar cerita tentang pencuri itu. Apa iya mencuri adalah kehendak Allah? saya berfikir sejenak, lalu ia meminta saya mengemukakan pendapat tentang hal tersebut. 

"Menurut saya pencuri itu pemikirannya keliru, atau barangkali dia mencari pembenaran atas hal buruk yang menimpanya. Ada segala sesuatu yang memang sudah jadi kehendak Allah dan kita harus menerimanya dengan keikhlasan sebagai sesuatu yang memang harus terjadi dan kita tidak bisa merubah itu. Tapi ada hal-hal yang dikehendaki oleh manusia, bukankah manusia itu punya pilihan dalam hidupnya. Dan ketika ia memilih untuk mencuri, bukankah itu dorongan dalam dirinmya dan juga ada kehendaknya sendiri dan itu pilihan yang dia kehendaki bukan. Saya tidak bertanya tentang alasan kenapa dia mencuri, saya yakin ada alasan yang juga saya tidak berhak berhak menghakiminya. Saya hanya berpendapat menurut apa yang saya anggap benar. Bahwasannya baik dan buruknya takdir seseorang yang telah ada dalam ketetapannya tidak lantas menyalahkan Tuhan. Sebenarnya lebih pada pemahaman kita tentang bagaimana memahami sesuatu dengan berkhusnudzon kepada Allah.
Dalil-dalil dari al-Qur-an tentang ketetapan Allah Azza wa Jalla

وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا

"…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku." [Al-Ahzab/33 :38]

Juga firman-Nya:

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." [Al-Qamar/54 : 49]

Dan juga firman-Nya yang lain:

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ

"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu." [Al-Hijr/15 : 21]

Juga firman-Nya:

إِلَىٰ قَدَرٍ مَعْلُومٍ فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ

"Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan." [Al-Mursalaat/77 : 22-23]

Dan juga firman-Nya:

وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

"…Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." [Al-Furqaan/25 : 2]

Dan firman-Nya yang lain:

وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ

"Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk." [Al-A’laa/87 : 3]

Dari firman Allah SWT dalam Al-Qur'an diatas, bahwasannya ketika Allah menakdirkan sesuatu atau menetapkan sesuatu pada hambanya, tentu sudah sesuai dengan ukuran-ukurannya. Sesuai dengan kemampuan makhluknya karna Dia adalah sebaik-baiknya yang menentukan. Kita harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah dan meyakini bahwasannya Dia yang maha mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Saya juga pernah membaca disalah satu Page islami. Kalau tidak salah sebuah perumpamaan sederhana.

" Seorang mandor yang berada diatas bangunan gedung, lalu kuli bangunan yang berada dibawahnya sedang asik mengaduk-aduk bahan bangunan. Sang mandor ingin memanggil kuli itu. Agar si kuli melihat kearahnya, Pertama ia jatuhkan selembar uang 50.000, sang kuli masih asik dengan pekerjaannya, dan hanya mengambil uang tanpa menghiraukan dari mana uang itu berasal. kedua kalinya, sang mandor menjatuhkan selembar uang 100.000 dan kuli itu masih bersikap sama, hanya memungut uang seratus ribuan dan masih tak menengok keatas. Lalu yang ketiga kali, sang mandor melemparkan kerikil kecil pada kuli tersebut, baru si kuli menengok keatas."

 Saya yakin pembaca lebih mengerti arti dari perumpamaan tersebut. Bahwasannya sebagai manusia terkadang kita  tidak mendengar seruan Tuhan, terlalu asik dengan urusan duniawi dan melupakan kewajiban kita. Lalu hanya sebuah kerikil yang Tuhan lemparkan, untuk mengingatkan kita, agar kita berfikir sejenak, tentang pencipta kita. tentang tujuan kita diciptakan. 

Dalam surat Al Imran, Allah berfirman:

"(Ingatlah) akan hari yang tiap-tiap orang akan mene­rima ganjaran amal baik yang telah tersedia. Dan amalan-amalan yang buruk­pun, inginlah dia (kiranya) di antara balasan amal buruk­nya itu dengan dirinya diantarai oleh masa yang jauh. Dan Allah mempe­ringatkan kamu benar-benar akan dirNya. Dan Allah amatlah sayang kepada hamba-hambanya.(Qs Al- Imran :30) 

Demikian manusia masa kini, teramat banyak  melampaui batas. Oleh karena itu kita sebagai orang beriman harus meyakini bahwa musibah adalah atas Izin Allahsubhanahu wata’ala.
 Di antaranya  Allah subhanahu wata’ala beriman dalam AlQur’an; 
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah".[Qs Al Hadid ayat 22 ]

 "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.[Qs; At Taghabun ayat 11]

"Katakanlah (Wahai Muhammad): “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.”[Qs At Taubah ayat 51]
Artinya, bahwa semua musibah yang terjadi di muka bimi ini sudah ditetapkan (ditkadirkan ) oleh Allah subhanahu wata’ala.   Segala ketetapan di sisi Allahsubhanahu wata’ala disebut Qadha, sudah ada tercantum di dalam Kitab Induk Lauhil Mahfudz. Namun ada takdir yang sekalipun ditetapkan oleh Allah, namun manusia punya kehendak atas apa yang terjadi (contoh seorang pencuri diatas). Manusia punya andil dalam menentukan pilihan baik dan buruk dalam kehidupannya.

Demikianlah Artikel ini saya buat, hanya untuk sekedar sharing pemikiran. Dan agar kita lebih memahami bahwasannya semua ketetapan Allah itu baik, sudah ada ukuran-ukuran (kadar) yang pas bagi setiap makhluknya. Karna Allah adalah sebaik-baiknya yang memberi ketetapan (menentukan).

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA, ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -