Popular Post

Posted by : Unknown Selasa, 23 Juli 2013

Tetap Berjalan






Hari ini masih sama seperti hari-hari sebelumnya. saya hanya seseorang yang mempunyai pemikiran yang terus saja berenang , berkeliling hanya dalam logika saja tanpa ada realisasi yang jelas. Seorang teman pernah berkata kepada saya; ketika kita hidup hanya makan, minumn, dan tidur lalu apa bedanya kita dengan kambing atau hewan sejenisnya. Jika hidup hanya sekedar hidup tanpa tujuan, tanpa impian, dan tanpa harapan bukankah kita sama dengan mereka. Manusia sering sekali marah mendengar perkataan ini, Loh kok manusia disamakan dengan hewan. Ini hanya perumpamaan sahabat. Kita harus memahami ini dengan logika yang jernih. Saya tidak akan membahas ini lebih lanjut.

Pagi tadi seperti biasa berangkat ke kantor, rutinitas setiap hari. Saya masih termenung-menung dan berfikir berulang-ulang tentang sebuah harapan. Seorang kakek tua itu, membuat jiwa saya lumpuh seketika. Rasanya ingin menangis memohon pengampunan sebesar-besarnya. Kakek tua itu masih memandang langit dibawah kolong jembatan yang sama dengan tatapan kesedihan yang juga tidak berbeda seperti hari-hari sebelumnya. Apa yang difikirkannya, begitulah saya terus bertanya. Sedih sekali melihat keadaannya. selama ini saya mengeluhkan hal-hal kecil, terkadang lupa dengan apa yang sudah tuhan berikan kepada saya. Saya menguapkan memori tentang kekerdilan hati yang saya miliki, dia memutar dalam kotak memori saya lalu terdengar suara parau dari sana. Perhambaan saya tidak pernah utuh terkadang urusan duniawi menjadi hal yang terlalu penting untuk saya fikirkan. Kakek itu sendiri dalam kesedihannya dalam rasa sakitnya dirumah kardus di kolong jembatan itu. Selama ini saya merasa begitu menderita dengan rasa sakit yang bisa diredakan puluhan pil pahit, begitu tersiksa melihat tangisan ibunda saya. Saya pernah menjadi seorang pemarah merasakan ketidak adilan tuhan. Saya salah, tuhan memberikan kekuatan , dan DIa begitu menyayangi saya. Memberikan saya kehidupan dengan limpahan kasih sayang yang utuh. Sepanjang perjalanan logika saya terus saja memukul-mukul. Lalu muncul sebuah pertanyaan sederhana.
" Apa yang bisa saya lakukan untuk orang-orang seperti kakek tua itu ??"

Saya mempunyai impian baru. Bagaimanapun saya manusia yang dibekali akal pikiran. Ada yang bisa saya lakukan untuknya sekalipun tidak banyak. Saya harus bisa menjadi orang yang bisa berkontribusi untuk orang lain, dan saya harus menjadi seseorang yang lebih kuat sekalipun waktu yang diberikan tuhan tidak banyak. Mungkin saya terlambat menyadari tentang hakekat saya sebagai seorang manusia, sebagai seorang hamba yang diciptakan dengan harapan menjadi manusia yang akan memasuki pintu surga, menghambakan diri kepada sang maha kuasa.

Saya akan menemui banyak orang yang mungkin sama nasibnya dengan kakek itu. Saya akan menemukan lebih banyak lagi kegetiran-kegetiran dalam wajah orang lainn. Lantas tidak usah bersedih, tuhan tahu yang terbaik untuk mereka. saya tidak lebih tahu dari seekor semut yang melintas. Hanya menduga-duga perasaan. Saya hanya ingin kita merenung, jangan pernah merasa beban kita teramat berat sampai tak mampu memikulnya, tuhan punya ukurannya sendiri. Pahami setiap permasalahan jangan hanya dari satu sudut pandang. Kita akan tahu rasanya, ketika kita banyak melihat hal-hal disekeliling kita yang jauh tidak lebih beruntung.

next day -D

‪#‎from‬ Iha Ginichi Kou Kii - move up -

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -