Popular Post

Posted by : Unknown Senin, 15 Juli 2013

Dear Alien,






Banyak waktu yang kuhabiskan untuk berfikir tentangmu. Ada ruang didalam hatiku yang terasa begitu sakit sekarang ketika aku memutuskan untuk pergi dari kehidupanmu. Tapi aku sadar perlahan aku pun akan tetap menyelinap pergi. Setiap kali aku mendengar kau menyebut wanita itu rasanya dadaku mendesak sesak. Ternyata sampai detik ini aku masih tak bisa menyentuh hatimu, hanya menyentuh ruang sepi didalam hatimu yang sesekali kau mengingatku dalam sunyi. 


Aku tak pernah menyiratkan seberapa aku terluka karenamu. Karna pengabaianmu yang begitu menyakitkan sekalipun aku tak pernah mengatakannya. Aku selalu bersikap seakan semuanya baik-baik saja, tidak masalah dengan semua yang kau lakukan padaku. Tentang begitu banyak harapan yang kau berikan, tentang perhatian-perhatian kecil yang berikan, tentang rasa yang ternyata tidak pernah ada. Saat aku sadar mungkin aku salah berharap, mungkin aku salah memahami perasaanmu, aku salah. Aku yang selalu berdiri disampingmu, tersenyum melihat semua yang membahagiakanmu, dan selalu mengkhawatirkanmu tak pernah ada artinya untukmu. Itu cukup menjadi alasan untukku menyelinap pergi.

Aku masih bertahan dalam setiap luka yang mengendap didalam hati yang sekeping ini. Kau tahu rasanya, begitu sulit membahagiakanmu. Terkadang kau sering lupa, kau terbang terlalu tinggi sedangkan aku masih di bumi, kakiku masih menginjak tanah. Betapa sulitnya bagiku tuk mengejar duniamu. Katamu jika sesuatu itu sulit kau capai, maka teruslah berusaha dan jangan pernah menyerah seperti iklan sebuah minuman dimana ulat menginginkan pucuk teh. Menunggu meski hujan , badai dan apapun yang menghalangi, mereka tetap berusaha mendapatkannya. Kau ingin aku seperti ulat itu ?, kau mungkin lupa kalau endingnya ulat itu tidak pernah mendapatkan pucuk teh. Kau juga sering lupa terkadang hakikat cinta itu melepaskan, kita tidak bisa memaksakan sesuatu yang memang bukan untuk kita. Selama ini aku hanya memberi tanpa peduli apa yang bisa ku terima, tapi aku juga sering lupa ketika mencintai seseorang kita membutuhkan penerimaan yang ikhlas, dan aku terlalu memkasakan perasaanku. Kau tidak salah , aku pun percaya jika aku lebih sabar, jika aku bisa menunggumu lebih lama, dan bisa mengasihimu lebih ikhlas lagi mungkin suatu saat kau bisa menerimaku dengan penerimaan yang ikhlas. Tapi aku sudah tidak bisa, memberimu ruang untuk menyakitiku dan aku selalu memaafkanmu tanpa bertanya apakah kau menyadari jika terkadang pengabaianmu begitu menyakitkan.

Aku berusaha untuk menciptakan jarak yang tak terlihat diantara kita, perlahan menjauh darimu, menyibukan diri. Agar aku bisa melupakanmu. Tapi semakin aku menjauh darimu aku menghimpun rindu untukmu, dan rasanya lebih menyakitkan. Hanya rapalan doa yang kukirimkan pada sang penciptaku, agar tetap menjagaku dan menguatkan sekeping hati ini. Tapi kau selalu tiba-tiba datang, tiba-tiba memberiku sebuah angin segar yang kuhirup dalam- dalam. Semuanya hanya seperti sebuah pengulangan, bagaimana mungkin aku bisa merasa bahagia sekaligus sedih secara bersamaan. Kau mungkin tidak pernah tau, setiap kali bertemu denganmu, aku begitu bahagia. Perhatian-perhatian kecil yang kau berikan selalu membuatku ingin tersenyum sepanjang hari, semua tentangmu aku menyukaimu. 

Kini semuanya sudah berakhir, tidak ada lagi alien yang memanggilku cupu. Tidak ada lagi alien yang membalas pesan ku singkat, tidak ada lagi alien yang bertanya tentang hal-hal yang sebenarnya dia tahu jawabannya. Semuanya berakhir ketika aku memutuskan mengakhiri semuanya, pergi dari kehidupanmu. Seharusnya aku tahu aku akan sangat merindukan hal-hal sederhana itu. Aku harus segera melupakanmu sekalipun sulit. Dunia kita berbeda, hati itu pun perlahan menjauh. Aku hanya sebuah korek api yang sesekali kau butuhkan untuk menerangi jalanmu, tidak lebih dari itu. Aku harus memaafkan, karna kau tidak tahu tentang aku yang diam-diam terluka karenamu. Aku tidak apa-apa, aku akan segera sembuh.

Aku harap sampai kita berpisah kau tidak mengetahuinya, akulah gadis yang berjalan menuju kota kematianku. Dan kau adalah lelaki yang kutemui di sepanjang sungai yang membawaku kembali, memberiku sebuah harapan untuk segera sembuh. Tentang sebuah mimpi sederhana yang kau ciptakan dalam ruang yang selama ini tak pernah terlihat nyata, aku akan mengubunrnya. 

Aku akan mengirimkan perahu kertas terakhirku ke lautan biru, semoga kau membaca surat kecil ku. Aku harap kita masih bisa saling mengingat sesekali. Sekalipun jarak kita terlalu jauh, sekalipun hati kita tak pernah saling menyentuh. Mungkin ini terakhir kali aku menangis untukmu. Setelah sekian waktu yang kuhabiskan untuk mencintaimu dalam diam, aku harus segera pergi entah ke kota kematianku atau kota impianku.

Lagu terakhir untukmu, Alien. 

Perahu Kertas
Perahu kertasku kan melaju
Membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila
Tapi ini adanya

Perahu kertas mengingatkanku
Betapa ajaibnya hidup ini
Mencari-cari tambatan hati
Kau sahabatku sendiri

Hidupkan lagi mimpi-mimpi
(cinta-cinta) cita-cita
Yang lama ku pendam sendiri
Berdua ku bisa percaya

Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada di antara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu
Tiada lagi yang mampu berdiri halangi rasaku
Cintaku padamu…

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -