Popular Post

Posted by : Unknown Senin, 04 Agustus 2014


Oleh: sutihat rahayu suadhi [iha albanna manhaj]
Gambar
            Pertemuan itu telah menyeret Hana pada perasaan-perasaan yang telah lama terkubur didalam diri perempuan dua puluh tiga tahun itu. Kenangan akan masalalu kembali mengiang-ngiang dipikirannya. Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini. Hanya satu nama lelaki yang menjelma dan begitu mengganggunya; Lelaki itu bernama darma, cinta pertama  Hana sewaktu SMA.
            Pertemuan itu begitu membekas dihati Hana, setelah lima tahun akhirnya dia bisa melihat lelaki yang pernah sangat dicintainya dulu. Ribuan rindu tersimpan rapih didalam kotak memorinya. Hana kehilangan semua kata yang dulu ingin dia katakan jika bertemu lagi dengan darma, terlalu lama hingga waktu membekukan semuanya. Tapi perlahan cinta itu kembali mengendap-ngendap didalam hatinya seperti sepasang sayap yang mendekapnya dan memaksanya kembali terbang. Hana berusaha tak bisa menahan perasaan itu kembali, karena semuanya memang tak pernah pergi. Hana sadar dia tak bisa menghentikan sesuatu yang bergerak keluar yakni kerinduannya yang bertahun-tahun sesak didalam dadanya. Merdu suara darma yang menyapanya kikuk di acara reuni SMA membakar kerinduannya seketika. Senyuman tipis yang mengembang dipangkal bibir darma membuat saraf-sarafnya mendadak menegang. Dan Jantung nya berdegup kencang ketika berbicara dengan lelaki itu.
            Setelah pertemuan hari itu hana tak bisa melepaskan pikirannya pada sosok darma. Gadis manis itu masih berada dalam lamunannya. Ia menguapkan kenangan-kenangan yang sempat tercecer disemak dan belukar , kini menjilati pikirannya satu persatu. Lamunan itu dengan cepat terpecah. Hana melupakan satu hal bahwa saat ini ada seseorang yang akan kecewa, akan ada seseorang yang terluka jika dia kembali kemasalalu. Galih adalah kekasih Hana yang sudah setahun ini dipacarinya. Lelaki berparas manis ditambah sikapnya yang tegas namun lembut dan sangat mencintai Hana, membuatnya menerima lelaki yang tak pernah menempati ruang dihatinya, karna disana tlah tersimpan seseorang yang masih terus Hana tunggu.
            “Darma, dulu aku selalu berdoa agar Tuhan  memberikan kita kesempatan untuk bertemu lagi, aku menunggu hari itu sampai kau tak pernah datang, sampai aku lelah dan memutuskan hanya menyimpan perasaan ini dalam hati. Taukah kau itu menyakitkan. Bagaimana kau tahu aku sulit menjalani hari-hariku tanpamu?? Menunggu seseorang yang tak pernah tau bagaimana perasaanmu sama menyakitkannya seperti mencintai seseorang yang tak mencintaimu.” hana
 
   ***
            Untuk menghilangkan perasaan-perasaan aneh yang mengganggu pikirannya, Hana melepaskan sejenak penatnya ditoko buku dekat kantornya. Saat sedang melihat-lihat, berjalan dari rak ke rak, mulai dari komik sampai resep masakan hana berhenti dirak dimana puluhan novel Romance tersusun rapi dengan berbagai judul dari penulis-penulis yang berbeda. Yah, gadis dua puluh tiga tahun ini memang suka sekali membaca novel yang brgenre  romance. Bagi Hana novel cinta memang selalu menarik untuk dibaca karna berbagai kisah cinta tertuang dalam sebuah tulisan yang indah dan menyenangkan. Dia menjatuhkan tanganya pada novel karya winna effendi berjudul  “Ai”. Senyum mengembang dari bibir Hana saat akan mengambilnya dari rak, namun tangan seseorang yang sepertinya juga ingin mengambil novel yang sama menyentuh tangannya, Hana menarik kembali tangannya dan melirik seseorang yang berada disampingnya itu.
“kamu..”desis hana terkejut
 Ternyata orang yang dilihatnya adalah darma. Senyum hangat darma masih tersungging dibibirnya menatap gadis itu.
“Hay..”sapa darma mengangkat tangan kananya
 “novel buat siapa ??”tanya Hana
 “Wina, kamu juga suka novel romance??”lanjut darma
 “Wina??
 “Dia adikku han..”Jelas darma lembut
Oh, yaudah aku udah harus pergi..”pamit Hana buru-buru pergi meninggalkan darma

Perasaan hana seperti akan meledak, tubuhnya kikuk dan perasaannya bercampur antara senang dan juga sedih disamping lelaki itu. Darma hanya menatap kepergian hana, entah apa yang ada didalam pikirannya.
***
            Sesampainya dirumah hana langsung termenung duduk dikursi kamarnya. Memori tentang darma kembali menguap satu-satu dipikirannya, bayangan akan masalalu yang pernah coba dia lupakan kini hadir memenuhi ruang sadarnya. Dalam hatinya berbisik “mungkin Tuhan mengirimkan darma sekarang agar aku tak menyesali kebodohanku dimasalalu yang tak pernah berani mengungkapkan perasaanku”.
Dulu saat darma memintaku menghentikannya pergi, katanya jika aku mengatakan agar tidak pergi maka dia akan tetap tinggal, tapi apa yang kulakukan saat itu, hanya membiarkannya begitu saja. Sebenarnya saat itu aku berlari sangat cepat ke bandara tapi aku tetap tidak bisa mencegah kepergiannya.  Aku tak bisa melihatnya pergi kemudian hanya menangis, menangis sejadi-jadinya tanpa sepengetahuan darma.

            Hana tak pernah berhenti menyalahkan dirinya, ia begitu membatin dalam hati. Butiran bening mengambang dimata indahnya, mengingat semua itu membuat dadanya sesak. Tiba-tiba suara dering ponselnya berbunyi, segera hana merogoh tasnya dan mencari-cari ponselnya lalu dilihatnya ada sebuah SMS dari nomor baru, segera hana buka.

” Hana, Apa kabar ?? Pesan singkat dari darma yang membuat dadanya semakin sesak sekaligus senang.
“Aku baik, kamu sendiri gimana??”balas hana seadanya.
 “Baik, Aku tahu nomer kamu dari tania pas acara reunian pertama kali kita ketemu lagi???”balas darma
 “Oh, ”Lanjut hana .
”Besok kan weekend, kamu ada acara nggak ??”
 “Nggak ada sih, emang kenapa ?? “jemari hana selesai mengetik. “Aku mau ajak kamu jalan. Aku jemput dirumah kamu jam 10.00 besok pagi.”dengan cepat darma membalasnya. “Yaudah..”Balas hana singkat. Entahlah apa yang ada dipikiran hana saat itu.

“Rasanya bahagia sekali saat pertemuan yang kita nantikan, kita tunggu bisa tuhan kabulkan. Meski harus menghitung ratusan hari tapi darma adalah bagian dari hal yang paling ku tunggu dalam hidupku”
***
          Esoknya, Darma datang kerumah Hana tepat jam 10.00 seperti janjinya. Klakson mobil terdengar didepan rumahnya, hana melihat dari balik jendela kamarnya dan senyuman mengembang indah dipangkal bibirnya. Hana memilih-milih baju yang pas untuk dia kenakan. Celana jeans pendek dengan kemeja putih chiffon yang jadi pilihannya. Hana keluar dari pintu rumahnya, terlihat darma sedang bersandar dipintu mobilnya sambil memutar-mutar kunci mobilnya. Saat darma melihat kearah hana wajahnya langsung memberikan senyuman yang begitu manis,  lalu dia melambaikan tangannya dan berjalan menghampiri gadis itu. Darma langsung menarik tangan hana dan memaksa naik kemobilnya tanpa persetujuannya dan anehnya hana hanya menurut tanpa memberikan perlawanan.
         Dimobil mulut hana yang dari tadi terkunci rapat kini membuka pembicaraan dan bertanya pada darma walaupun agak sedikit canggung. “Mau kemana??”tanya hana . Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat..!!”darma menjawab sembari terus menyetir. Hana pun kembali menutup mulutnya dan mengurungkan pertanyaan yang sudah menumpuk dibenaknya dan hanya duduk disamping darma sambil sesekali melirik kearah darma. Hana menyandarkan kepalanya ke kaca samping dan pandanganya seakan kosong. Perlahan ia memejamkan matanya. Waktu menunjuk pukul13.15 darma menghentikan mobilnya disuatu tempat yang sangat indah dipuncak. Hana membuka matanya, Langit yang teduh dan udara yang lembut menyapanya. Darma melambaikan tanganya sembari tersenyum manis dari luar sana seolah meminta hana mendekat kearahnya, hana hanya mengangguk lalu keluar dari mobil dan duduk bersama darma ditempat yang memiliki pemandangan seperti surga itu.
 “Kamu suka tempatnya ??”tanya darma memecahkan keheningan diantara mereka.
“indah…!!”jawab hana sekenanya.
“Aku selalu ingin ketempat ini bersamamu, han. Seandainya aku tak pernah pergi dulu..”gumam darma.
“Maafin aku darma, jika dulu aku punya keberanian tuk memintamu tetap tinggal, mungkin kita nggak akan jadi sepasang orang bodoh yang menyesali masalalu..”Desis hana denganbutiran bening yang mengambang dimatanya
“Apa terlambat bagi kita untuk memulai kembali, saat kau hidup bukan hanya dimasalalu tapi sampai detik ini dihatiku..”ucap darma membuat hana meneteskan air mata yang sudah berusaha keras ia tahan.
 “Kenapa kamu baru datang sekarang, aku menunggumu begitu lama sampai dadaku terasa sesak, aku sangat merindukanmu dan itu menyakitkan. Aku selalu menyesali kebodohanku yang membiarkanmu pergi tanpa mengatakan apapun..”Hana tak sanggup melanjutkan perkataannya, dadanya sesak dan air mata itu deras mengalir dipipi gadis  itu.
 “Maafin aku yang nggak ngasih kamu cukup waktu tuk menyadari perasaanmu, dan maafin aku karna baru kembali sekarang dan membuatmu menunggu begitu lama, tapi aku nggak pernah sedetikpun melupakan perasaan ini. Aku sangat merindukanmu dan itu pun sangat menyakitkan bagiku..”Lanjut darma lalu memeluk hana erat, sangat erat.
***
              Setelah hari itu hana menyadari bahwa perasaannya pada darma bukan perasaan masalalu. Perasaan itu masih sama seperti dulu tak sedikitpun berubah begitupun darma. Lalu bagaimana dengan galih, hana tak mungkin menyakiti orang yang sangat mencintainya itu dan hana pun tak ingin kehilangan kesempatan untuk bisa kembali bersama lelaki yang sangat dicintainya itu, darma. Hana membatin dalam hatinya. Gadis berparas manis itu masih berada dalam lamunannya. Tiba-tiba ponselnya berdering sontak mengagetkannya. “Galih Calling” setelah berfikir agak lama hana mengangkat telfon dari galih.
“hallo..??sapa hana
“Hai sayang, kamu apa kabar, aku kangen banget sama kamu ..”Desis galih.
“Aku baik, kamu gimana disana ??”
“minggu depan aku pulang, aku mau ngelamar kamu seperti janjiku??”Lanjut galih.
“Oh,..”Desis hana, tiba-tiba saja perasaan hana menjadi sedih.Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya ,bukankah seharusnya hana senang karna galih adalah lelaki yang baik, berparas manis , punya segalanya dan  juga sangat mencintainya. “Kita omongin besok lagi aja yah , aku cape mau tidur ??”Lanjut hana dan memutuskan telfonnya.
“Tuhan , Jika aku harus memilih hidup dengan orang yang aku cintai atau orang yang mencintaiku. Aku berharap akan bersama dengan orang yang kucintai. Melewatkan seluruh hidupku tuk berada disampingnya, menjalani hari-hariku hanya untuk mencintainya jika itu yang namanya egois maka biarkan aku menjadi egois untuk sesaat dalam hidupku akuingin menjadi seseorang yang egois.”gumam hana dalam hati.
***
Seminggu berlalu,
             Hana dan darma berjanji bertemu ditempat yang dulu sering mereka kunjungi sewaktu SMA. Dimana hamparan ilalang memenuhi tempat itu dan senja terlihat sangat indah ditempat itu. Mereka berjalan bergandengan mengelilingi tempat itu sambil menguapkan memori-memori dimana perasaan mereka pertama kalinya bergetar disana. Senyum kebahagiaan terpancar dari wajah keduannya. Kebahagiaan yang terasa begitu nyata dirasakan hana. Sampai langit mulai kemerahan dan membuat tempat itu kelihatan sangat indah. Darma melakukan hal yang tak pernah hana duga sebelumnya. “
Will you marry me..hana..”Ucap darma sembari menyodorkan sebuah cincin, cincin yang dulu pernah darma berikan padanya kemudian hana kembalikan saat darma akan pergi ke paris .
“Kamu masih menyimpannya, cincin itu??”tanya hana menahan haru
“Aku tak pernah melupakanmu..!!”jawab darma lembut
“Yes, Iwill marry you..”kata-kata itu terucap begitu saja dari mulut hana
Darma menyematkan cincin itu dijari manis hana lalu mencium keningnya dan memeluk hana yang terlihat sangat terharu sampai matanya berkaca-kaca, namun senyum indah mengembang dibibir gadis itu. Tiba-tiba hana melepaskan pelukannya dan wajahnya berubah pucat, hana teringat pada galih. Hana melepaskan pelukan darma kemudian menceritakan tentang kekasihnya galih pada darma. Yang membuat hana heran darma hanya tersenyum tipis padanya dan berkata “Aku tahu, tapi seperti dia aku juga sangat mencintaimu”. Kata-kata itu terdengar lirih namun mampu menenangkan hati hana seperti magic, darma memang sebuah magic dalam hidup hana. ”Besok kamu bicarain semuanya sama galih atau mau aku temenin..”Lanjut darma. “Nggak usah, biar aku sendiri yang ngomong sama galih. “ucap hana meyakinkan darma.
***
Besoknya,
“Aku nggak bisa galih..??desis hana.
 Galih menatap hana dengan tatapan bingung kenapa hana menolak lamaran untuk menikah dengannya.
“Kenapa?? apa terlalu cepat buat kamu, aku bisa nunggu han..!!”tukas galih.
“Maafin aku, tapi sepertinya hubungan kita harus berakhir galih…”. ucap hana terpatah-patah
 “hey, kamu kenapa sih. Tiba-tiba kayak gini..??”kata galih sambil memegang kedua bahu hana
 “Aku masih mencintai darma dan kamu tahu itu..”ucap hana dengan nada sedikit meninggi
Perlahan galih melepaskan kedua tanganya dari bahu hana. ”Kamu udah ketemu dia??”desis galih
“Kamu tau dia udah balik ke jakarta tapi kamu nggak ngasih tau aku. Kamu tau berapa lama aku nunggu…??”gertak hana.
 “Aku tahu rasanya!! Tapi aku nggak mau kehilangan kamu…”jelas galih
 “Itu bukan alasan. Aku minta maaf tapi aku sangat mencintai lelaki itu, darma..”sesal hana
 “Bukan kata maaf yang ingin aku denger dari mulut kamu, selama ini aku hanya berputar dalam duniamu sedangkan kau berputar dalam dunianya. Bukankah ini lucu, sudah sejak lama kita hanya saling menyakiti, kamu yang hanya mencintainya dan aku terus berdiri disisimu meskipun aku tahu kamu tak mungkin membalas perasaan ini…”gumam galih
 “Jika aku bisa melupakannnya pasti kulakukan, Entah itu sebuah penyesalan, rasa bersalah, atau cintaku yang mendalam padanya, Tapi aku tak bisa berhenti memikirkannya, tak bisa berhenti merindukannya bahkan untuk sedetik dalam hidupku. Ini keputusan paling egois yang pernah aku ambil, tapi untuk sesaat biarkan aku menjadi  egois karna aku ingin bersamanya, maafin aku galih..”gumam hana sembari menjauhkan langkahnya dari hadapan galih, butiran bening yang sejak tadi mengambang dimatanya kini jatuh satu-persatu membasahi pipinya, segera hana seka tanpa sepengetahuan galih dan mempercepat langkahnya. Galih hanya menatap kepergian hana dengan kesedihan yang menaungi hatinya,jiwanya seakan luruh seolah ribuan cambuk mengantam raganya. Galih menyadari ada hal yang seberapa lamapun diamenunggunya tetap tak bisa dia dapatkan.
   ***
            Tak ada lagi dunianya dan duniaku kini hanya ada dunia kita. Meski dunia indah itu harus dilewati dengan ribuan badai,tangisan,dan perasaan terluka yang dalam tapi ada kebahagiaan yang terselip diantaranya. Dalam Penyesalan dan rasa bersalahku aku belajar tuk tidak menyia-nyiakan waktu yang kumiliki bersamanya karna perpisahan itu sangatmenyakitkan sama menyakitkannya seperti menunggu bom waktu yang sudah pastiakan meledak dan menghancurkanmu. Dalam hening aku belajar untuk tidak merasasepi karna sepi bukan berarti sendiri. Dalam sepiku bayangnya selalume nari-nari dalam benakku. Dan aku bahagia karna lamanya waktu dan jauhnya jaraktak pernah membuat jarak yang tak terlihat didalam hati ini, aku bersyukurkarna aku masih mencintainya dan akhirnya aku bisa mendapatkan kebahagiaan itumelalui lelaki itu, Darma. That you will be in my heart, in my mind, in mylife. “Hana.
***
            Darma dan hana telah berjanji tukterus bersama dalam suka dan duka, dalam susah dan senang dan akan selalusaling menyayangi dan menghormati , saling menghargai dan menjaga satu samalain dihadapan tuhan yang menciptakan mereka ,janji itu terpatri dalam sucinyajanji pernikahan yang mereka ucapkan .
end- [iha albanna manhaj]

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -