Popular Post

Archive for Agustus 2013

Jalan Kecil

By : Unknown

Jalan Kecil
Oleh : sutihat rahayu suadhi


-Iha albanna manhaj-

Saya tidak benar-benar tahu seperti apa itu rasa sakit, saat diam-diam menyukaimu dan diam-diam menahan perih karenamu.  Entahlah saya tidak tahu cara menyukai seseorang. Setiap kali saya berfikir tentang perasaan saya terhadap seseorang, saya memohon ampunan kepadaNya bahwasannya saya memiliki hati yang lemah. Selama ini saya belajar begitu keras memperbaiki kualitas diri saya agar menjadi seseorang yang pantas mendampingimu suatu saat nanti. Saya tak pernah bicara prihal cinta atau ingin kamu jadikan seseorang yang terlalu berharga dalam hidupmu hanya ingin diam-diam menjadikanmu sebuah kisah di jalan kecil kehidupan saya. Setahun lalu saya hanya seseorang yang berjalan dalam keputusasaannya dalam sebuah rasa sakit yang tak bisa saya hentikan begitu saja, sekalipun dengan ribuan pil pahit.

Apakah jalan mencintai seseorang akan membawa kita pada kebaikan? |
Rasanya sulit sekali menjawab pertanyaan ini. Untuk mencintai seseorang banyak sekali yang harus saya berikan. Saat saya merasa begitu tidak pantas, ketika Tuhan memberikan sebentuk perasaan itu pada orang yang begitu mencintaiNYA. Untuk menjadi pantas baginya, saya pun harus lebih mencintai penciptannya. Saya terus membangun kekuatan, perlahan berjalan seperti seorang musyafir yang ingin kembali kejalan Tuhan. Dalam perjalanan saya ingin menjadi pantas, di jalan itu saya menemukan seuatu yang lebih dari mencintai seseorang, saya menemukan sesuatu yang hilang dalam diri saya selama bertahun-tahun yaitu tentang tujuan mengapa saya diciptakan. Berusaha menjadi pantas untuknya tidak membuat saya bahagia, tapi ada kedamaian yang saya rasakan ketika saya kembali pada hakikat keislaman, saya menemukan jati diri ketika saya belajar tentang hal yang mendasar tentang kehidupan seorang manusia. Bahwasannya cinta yang sa
ya miliki begitu kecil, begitu kerdil. Saya mulai menemukan kekecewaan-kekecewaan yang melukai hati saya dalam diri seseorang yang saya cintai. Kecemburuan dan kekhawatiran mulai saya rasakan begitu menyakitkan.

Saya menemukan tempat dari rasa sakit yang menaungi hati saya, berusaha menahan perih karenanya, Tuhan sedang mengajarkan saya tentang keikhlasan. Lalu saya dipertemukan dengan orang-orang yang mengasihi saya. Orang-orang hebat yang mengajarkan saya banyak hal tentang bahwasannya kita tidak bisa menjadikan seseorang sebagai tujuan kita melakukan perubahan, bahwasannya sebaik-baik yang menetapkan adalah Allah SWT, Dia maha tahu apa yang terbaik bagi hamba-hambanya. Saya dipertemukan dengan para akhwat-akhwat pejuang yang mengajarkan saya tentang cinta yang lebih besar tentang cinta yang begitu agung, yaitu cinta kepada Allah. Darinya kita diciptakan dan hanya kepadanya kita akan kembali.

Dalam kebimbangan saya berfikir tentang perasaan saya, tentang seorang ikhwan yang selalu membuat saya dalam romansa kelabu. Melepaskan, itulah keputusan terbaik saya. Saya akhirnya menyadari bahwa cinta yang saya miliki begitu kerdil tidak pantas untuk saya bicarakan, berusaha keras memperbaiki kualitas diri hanya untuk pantas bagi seseorang bukan hal yang seharusnya saya perjuangkan. Ada hal yang lebih penting, ada hal yang lebih mendasar yaitu cinta saya kepada sang pencipta yang sering sekali terabaikan, terlupakan. Maka jika ada hal yang paling benar saya lakukan adalah saya harus melepaskan perasaan saya, melupakan setiap rasa sakit yang saya rasakan dalam diam, memaafkannya dan mengampuni diri saya seperti Tuhan yang selalu membukakan tangannya untuk merangkul hamba-hambanya yang ingin kembali. Mungkin itu adalah cara terbaik saya mencintai seseorang, hanya dengan membahagiakannya melalui doa-doa yang saya rapalkan dan mencintainya hanya dalam hati saya, biarlah Allah yang menjaga perasaan itu sampai saya benar-benar bisa mengikhlaskannya.

Kini saya hanya ingin belajar banyak hal. Setelah menemukan kembali tujuan yang sempat hilang saya ingin berjalan di jalan yang  disana terletak sebuah syurga. Ketika saya yakin hanya kepada Allah, dia akan membukakan setiap jalannya untuk saya melangkah.  Perasaan saya tidaklah terlalu penting. Banyak yang harus saya fikirkan, dan ada sebagian hal yang harus saya prioritaskan. Bukan menganggap yang lain tidak penting, tapi saya sendiripun masih harus memahami banyak hal. Ikhlas adalah proses yang dilalui bukan tanpa rasa sakit. Dan saya harus melalui setiap fase dalam kehidupan saya. Karena Kekuatan itu lahir dari kesyukuran dan penerimaan yang ikhlas pada takdir Allah. Saya sedang belajar memahami takdir, bahwa jalan itu tidak selalu lurus dalam mencapai tujuan, terkadang harus berkelok-kelok. Kamu hanya salah satu jalan itu, apakah itu baik atau buruk tergantung pada pemahamanku saat ini. Bahwasannya ketika saya memutuskan suatu perkara, tentu saya akan menerima konsekuensinya sebagai bentuk tanggung jawab saya. Saya pernah memilihmu untuk menjadi bait-bait cerita yang sedang saya tulis, tapi semua sudah harus saya selesaikan tanpa tahu endingnya seperti apa, saya ingin melemparkan perasaan itu kelangit, tanpa pernah bisa kau membacanya dengan perasaan apapun.

Saya akan berjalan dijalan kecil yang akan membawa saya pada sebuah cahaya. Sebelum saya sampai saya akan berdiri sendiri, berjalan dengan keyakinan saya. Seperti kematian yang tuhan hadiahkan pada setiap kehidupan. Saya akan pada kesendirian, tanpa satu kisipun yang mengusiknya, termasuk perasaan yang mungkin tak pernah benar-benar pergi. Dan lebih sering merapalkan doa-doa dalam malam-malam yang kumuh, agar Tuhan senantiasa menghangatkan kalbu yang mulai membeku.
Top of Form

Hanya cerita sederhana yang kutulis dalam sebuah renungan.
Saya yakin setiap orang memiliki cara untuk berbahagia dalam kehidupannya.
Prihal cara itu benar atau tidak, karena setiap apa yang kita pilih sudah menanti sebuah konsekuensi yang harus kita pertanggungjawabkan baik di mata Tuhan maupun sesama. Ketika kita hendak melakukan sesuatu, biarkan tujuan kita dengan caranya mencari kebaikannya sendiri.



Hakikat Cinta

By : Unknown
Hakikat Cinta 
oleh : Sutihat rahayu suadhi
Ada pertanyaan yang sering sekali memukul-mukul logika saya yakni tentang perasaan. Apa sih yang sahabat pikirkan tentang perasaan, cinta ? ya itu salah satu tpik yang ingin saya bahas. Apa sih pengertian kata yang sering sekali kita bicarakan, bahkan tidak sekali tapi berulang-ulang. Lalu apakah anugerah yang Tuhan berikan itu sama pada setiap insan. Lalu bagaimana dengan cinta yang salah atau cinta yang tidak membawa seseorang dalam kebaikan, padahal cinta itu adalah perasaan yang sakral yang  Tuhan berikan untuk membawa kita pada sebuah kebahagiaan yang haqiqi yang dihalalkan. Sekarang kita intip dulu apa sih pengertian dari cinta itu sendiri .

 1.     Pengertian Cinta

Cinta (Love), satu kata universal yang dipahami diseluruh dunia, yang menggambarkan perasaan suka dan sayang seseorang kepada orang lain atau sesuatu, yang disadari atau tidak sadari, membuat orang tersebut memberikan sesuatu yang terbaik pada dirinya untuk orang lain atau sesuatu tersebut. [kompasiana]

Dalam diri manusia ada dua hal yang dapat menggerakan prilaku, yaitu akal budi dan nafsu. Perasaan cinta dapat dipengaruhi oleh dua sumber hal tersebut, yaitu perasaan cinta yang digerakan oleh akal budi, serta perasaan cinta yang digerakan oleh nafsu. Cinta yang digerakan oleh akal budi disebut tanpa pamrih atau cinta sejati, sedangkan cinta yang digerakan oleh nafsu disebut cinta pamrih. Cinta tanpa pamrih adalah kebaikan hati, sedangkan cinta pamrih disebut cinta utilitaris atau cinta demi diri sendiri. Cinta sejati tak ada kehendak untuk memiliki ataupun menguasai, yang ada hanyalah rasa solidaritas, rasa senasib dan sepenanggungan dengan yang dicintai dan tumbuh secara wajar bersifat sukarela. Cinta kasih sejati tak ada hubunganya dengan kenikmatan atau keinginan. Cinta kasih yang sejati tak menimbulkan kewajiban, melainkan tanggung jawab, tidak menuntut balas, lebih banyak memberi dari pada menerima.
Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya “Makna Kasih” mengatakan jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, maka ia akan terlempar keluar dari cinta dirinya sendiri, dan ia mulai hidup untuk orang lain. Sedangkan Yose Ortega Y. Gasset dalam “On Love” mengatakan bahwa di kedalaman sanubari seorang pecinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan objek cintanya. persatuan tersebut bersifat kebersamaan yang mendasar serta melibatkan seluruh eksistensinya.

 Cinta itu bisa membuat orang buta akan segalanya hanya demi rasa sayang terhadap sang kekasih. Kita juga tau apa maknanya cinta itu. Cinta psti bisa membuat orang merasakan suka dan duka pada waktu yang sama ketika kita berusaha mendapat kebahagiaan bersama. Jadi bukanlah kebahagiaan untuk kita sendiri. Meskipun demikian kita jangan samapi salah langkah agar tidak menuju kesengsaraan. Lakukanlah demi orang yang kamu kasihi agar kau tidak merasa sia-sia tanpa guna. Karena hal itulah yang membuat hidup menjadi lebih hidup (Losta Masta).

Kata cinta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan wakil dari perasaan kasih, sayang, atau rindu yang sangat dalam. Namun dalam konteks atau kadar kalimat tertentu, ia bisa juga mewakili perasaan sedih. Cinta adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi tenaga penggerak hati dan jiwa yang akan menghasilkan sikap, perbuatan dan perilaku.

Seperti 
sabda Rasulullah saw : Hati itu bersifat gampang terbolak-balik bagaikan bulu yang terombang-ambing oleh angin yang berputar-putar. Sebagaimana amal-amal dan perilaku kita yang senantiasa bersumber dari niat dan motivasi di dalam hati, maka cinta pun bisa mewujud dengan dasar niat yang beraneka rupa. Ada cinta yang tulus, penuh kerelaan. Namun ada pula cinta yang penuh duri dan racun. Ada cinta yang merupakan buah keimanan dan ketaqwaan. Namun ada pula cinta yang berlandaskan nafsu hina.
2.  Hakikat Cinta

Saya yakin setiap orang mempunyai pengertian cintanya sendiri-sendiri  namun pada hakikatnya, mencintai tetaplah sama. Yaitu perasaan kasih saying terhadap sesuatu [seseorang]. Ketika perasaan itu muncul begitu saja menaungi hati kita pada si fulan atau fulanah [disini saya akan membahas terlebih dahulu cinta si fulan-fulanah]. Sekali lagi saya katakana cinta adalah anugerah yang Tuhan berikan kepada setiap insane manusia.Ketika diberikan perasaan itu datang dalam keadaan suci dan membahagiakan. Hanya kita tidak bisa memilih untuk jatuh cinta pada si fulan atau fulanah yang mana sehingga ada yang dinamakan cinta bertepuk sebelah tangan atau cinta tak terbalas, ada juga jenis cinta yang berlebihan yang tidak sesuai kadar. Coba kit abaca kutipan berikut “Akan selalu ada laki-laki yang baik-baik untuk wanita yang terus berusaha memperbaiki dirinya. Juga, akan selalu ada, wanita yang baik-baik untuk laki-laki yang selalu berusaha memperbaiki dirinya.” Saya rasa kutipan bang Tere tersebut sudah sangat jelas bisa kita artikan. Cinta memang suatu hal yang harus kita syukuri, namun tidak lantas membuat kita gelap mata, gelap hati. Terlalu asik pada perasaan kita, terlalu membesar-besarkan perasaan kita yang sebenarnya hanya sekeping, belum ada artinya apa-apa dibanding cinta mereka yang mengorbankan setiap detik dari waktu mereka hanya untuk memikirkan kebahagiaan kita, mereka yang memiliki cinta yang tulus yaitu orang tua kita. Jadi tidak usahlah terlalu mengejar-ngejar sesuatu yang notabennya hanya orang asing yang bahkan men jadikan kita hanya alternatif pilihan atau bahkan tidak ada artinya sama sekali.

3. Prihal Perasaan, Perasaan, dan Perasaan

*Urusan perasaan, perasaan, dan perasaan

[Tere liye ] menulis tentang ini, sebenarnya akan lebih baik jika kalian berproses menemukan pemahaman ini, proses yg kelok-kelok, terjaga, penuh kehormatan, selamat tiba di ujungnya. Itu akan lebih spesial, membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu ternyata semua itu lucu ya. 

Tapi baiklah, karena page saya ini persentase anggota remaja hingga usia 22-nya tinggi sekali, dan jika sy tdk hati2, malah bisa salah paham, ada yg seolah2 mendapatkan pembenaran, maka akan sy rangkum beberapa poin penting urusan perasaan menurut versi tere liye (yg akan kalian jumpai paralel konsepnya dgn di novel, buku2).

1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak ada ulama dari mazhab manapun yg melarang jatuh cinta lawan jenis, mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tdk pernah tahu kapan jatuh cinta itu terjadi. Tiba2 perasaan itu sudah mekar tak berbilang. 

2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini bagian yg menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what? Kalian mau dekat2 dgn seseorang itu? Kalian mau telpon2an, tahu dia sedang apa, apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja, hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yg tidak jelas. Pacaran? Tidak pacaran? Langsung menikah?

3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma2, nilai2, batasan2 yg harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma2, nilai2, batasan2 tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena kalian sudah tdk se-zona waktu lg dgn tulisan ini). Itu benar, memiliki perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada keinginan utk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan utk bilang, cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear, orang2 sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut. Mereka bisa mencakar2, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan dan (maaf) is dead. Sy rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar semua orang bisa punya pegangan, selamat dr merusak dirinya sendiri. Sy tdk akan menggunakan dalil2 agama dalam notes ini--karena orang2 yg pacaran, kadang risih mendengarnya. Jadi kita sama2 kuat, sy pakai logika kalian sj.

4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik2, cinta sejati adalah melepaskan. Catat itu baik2, tanyakan pd pujangga kelas dunia, hingga pujangga amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan, lepaskan dia jauh2, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar, bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh dari peradaban, paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat ikannya--asumsinya punya uang.

5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber energi, mengingat sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan, jelas2 bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan bertahannya. 

6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana dong? Kongkretnya apa yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas? Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama teman2, keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru, dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat siapapun tahu itu bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik, teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus belajar, produktif, dsbgnya.

7. Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini? Lewati seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan2 kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2 curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2 datang ke sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tdk diundang, makannya paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu. Nah, ada loh--bahkan banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia sebenarnya juga norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa kalau sudah genit, ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan ini boleh jd susah dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa menjaga perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih besar. Jangan coba2 berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua, bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian. 

8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap. Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan, lantas silahkan libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2 yg menikah tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah langgeng? Itu benar. Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap saja umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak, boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.

Sy konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk ingin kalian menghabiskan masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg sebenarnya di usia kalian tdk penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg paham, mengerti benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa' kalian mau dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan bebas'. Saya bisa menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang di muka bumi ini, di zaman sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau bisa, maka setan akan gigit jari.

Sy membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini memiliki batasan2 yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu ambil sisi positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda, maka boleh jd kalian akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya, mengambil yg bisa memberikan argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu sj sy harus memasukkan tokoh2 buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak postingan soal ini, konsen saya.

Sy benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret dalam urusan ini, selain dgn tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa sy sangat menghormati guru2, orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg lebih kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2 mereka. Dan di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian sendiri. 

Ini adalah Kutipan Bang Tere, penulis favourite saya. Kata-kata beliau yang terkesan to the poin tapi masuk dalam logika saya dan sangat asik membaca novel-novel nya, ini saya ambil dari sini [
https://www.facebook.com/darwistereliye?hc_location=stream] . Pas saya baca tulisan ini, hati saya berbisik-bisik, benarkah pemahaman remaja2 kita sudah demikian parahnya. Memahami cinta hanya dalam sebuah ikatan dan itu pacaran, yah walaupun tidak semua. Pemahaman yang mendasari mereka bahwa pacaran adalah sebuah ikatan cinta yang suci, sebuah motivasi, atau hal-hal yang menjadi pembenaran mereka. Sebenarnya semua itu kembali pada pilihan hidup tapi ketika saya rasa pilihan itu salah ya harus dibenarkan. Bukan merasa paling benar tapi hanya menyampaikan apa yang saya tahu dari apa yang saya baca. Sebagai wanita saja, pernahkah kita tahu seberapa Islam memuliakan wanita, sungguh telah dijelaskan dalam dalil-dalil Al-qur’an maupun As-sunah tinggal bagaimana kita memahaminya. Aturan menutup aurat, menjaga pandangan, menghargai diri, dan banyak lagi yang sebenarnya adalah untuk kebaikan kita sebagai seorang muslimah. Dan kita sering lupa, termasuk saya juga. Saya pun sedang membenahi pemahaman saya, pemikiran saya yang salah.
 hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.”
[Tere Liye, novel 'Eliana']
Cinta itu hal mendasar, jika kita bisa memiliki perasaan cinta yang sedemikian besar hanya untuk orang asing yang baru kita kenal beberapa bulan atau beberapa tahun saja, lantas bagaimana dengan kedua orang tua kita. Tidak bisakah cinta yang sedemikian besar itu kita patrikan untuk kedua orang tua kita setelah Allah azza wajala yang mempunyai tempat tertinggi dalam hati kita. Saya pun masih sangat belajar memahami hakikat ini. Manusia sering lupa, sering tidak ingat. Saya pernah mencintai seseorang, pernah kehilangannya. Perasaan itu anugerah namun tidak lantas untuk dumber diketahui orang banyak. Saya berusaha memperbaiki diri saya, dan melepaskannya karena ada hal-hal didunia ini yang tak bisa dipaksakan dan kita harus mengikhlaskannya. Karena semua milik Allah dan Dia yang mempunyai ketetapan yang paling baik atas diri kita. Berpasrah, berserah diri mungkin cara terbaik kita bersyukur atas cinta yang telah diberikannya. Cinta itu mempunyai pandangan yang luas, tidak hanya pada si fulan atau fulanah ada cinta yang lebih besar yakni kepada pencipta kita Ya Arrahman-Arrahim, Lalu cinta kedua orang tua kita yang tidak bisa kita ukur keikhlasannya, dan cinta yang akan membawa kita pada kebaikan sesama semua itu jauh lebih penting, lebih berharga. Tapi bukan berarti cinta yang lain itu tidak penting, dia pun memiliki kepentingan yang sama. Namun jangan berlebihan dan harus sesuai kadarnya, jangan pula terlalu dipaksakan. Jodoh kita adalah cerminan dari diri kita, yakini janji Allah “ Wanita yang baik untuk lelaki yang baik, begitupun sebaliknya. Agar cinta yang kita miliki tidak membawa kita pada jalan yang mendurhakai dan menyimpang dari hakikatnya.

4.  Hakikat Cinta bagi setiap Muslim

Bagi seorang muslim dan beriman, cinta terbesar dan cinta hakiki ialah cinta kepada Allah. Bentuk cinta dapat kita wujudkan dalam berbagai rupa tanpa batas ruang dan waktu dan kepada siapa atau apa saja asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita kepada Allah dan karena hendak menggapai ridha-Nya.
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (Al-Baqarah: 165)
Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (ikutilah Muhammad saw.), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. (Ali Imran: 31)
“Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.”(HR. At Tirmidzi)
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji. (Hamka)
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. (Hamka)
Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya. Ar Rabi’ bin Anas (Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)
Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya. Salman al Farisi (Az Zuhd, Imam Ahmad)
Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya. Malik bin Dinar (Hilyatul Auliyaa’)
Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu. (Ali bin Abi Thalib)
Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai.(A’idh Al-Qorni) [http://tukankcopas.blogspot.com/2013/05/arti-cinta-menurut-para-ahli.html]

Demikianlah Artikel ini saya buat, semoga kita bisa memahami cinta itu dari sudut pandang yang baik, Dan senantiasa menyerahkan segala urusan kita hanya kepada Allah SWT. Dalam hal ini saya mohon maaf jika ada dalam penyampaiannya yang kurang berkenan.

Wallahu A’lamu Bissawab..
wassalamualaikum wr.wb.





SIAPA KITA ???

By : Unknown
  • SIAPA KITA ???

    (Cinta itu akan membawa kita ke syurga)

    oleh :sutihat rahayu suadhi

Sebagai manusia yang di anugerahi tuhan sebentuk perasaan yang bernaung dalam hati kita. Mengertikah kita arti kata yang sering sekali terdengar ditelinga kita bahkan begitu sering kita ucapkan, cinta. Cinta adalah bagian dari kehidupan manusia. Setiap orang mempunyai ceritannya masing-masing. Di sini saya tidak hanya ingin menjelaskan prihal cinta  fulan dan fulanah karena arti cinta bagi saya lebih dari itu.  Masih banyak cinta yang lebih agung, cinta yang lebih besar dan cinta yang lebih tulus yaitu cinta kepada sang maha pengasih lagi maha penyayang dan juga cinta kepada dua sosok yang luar biasa berjasa dalam kehidupan kita yaitu kedua orang tua kita serta cinta kepada sesama.

v Cinta Kepada Allah
Siapakah yang menciptakan kita ?” Pertanyaan ini sederhana,  saya yakin pembaca sudah tahu pasti jawabannya, Allah SWT.  Pernahkah kita menghitung berapa banyak nikmat yang Tuhan berikan. Kita tidak bisa menghitungnya. Bahkan Allah ta’ala berfirman  dalam Al-Qur’an;
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 
(QS. Az Zumar: 53)

Lalu Tercatat dalam sebuah  hadits yang diriwayatkan Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tatkala Allah menciptakan para makhluk, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” 
(HR. Bukhari no. 6855 dan Muslim no. 2751)

Dan dalam hadist yang lain;
“Barang siapa yang mencintai sesuatu karena Allah dan membencinya (juga) karena Allah, maka sungguh imannya itu telah sempurna” (H.R. Abu Dawud)

“Ya Allah! Aku mengharap Cinta-Mu; cinta para hamba yang mencintaimu; dan kecintaan terhadap amal yang bisa mendekatkan diriku pada cinta-Mu” (H.R. Tirmidzi)

“Ada tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang, niscaya dia akan merasakan manisnya iman, yaitu Allah & Rasul-Nya lebih dia cintai dibanding yang lain; dia tidak menyukai seseorang kecuali karena Allah; dan dia tidak ingin terjerumus ke dalam kekufuran sebagaimana ia tidak ingin dilempar ke dalam kobaran api neraka” (H.R. Bukhari-Muslim)


Sungguh cinta yang maha agung. Pernahkah kita menyadari terkadang kita mengeluhkan hal-hal kecil, merasa tuhan tidak adil, dan terlalu banyak cobaan yang diberikannya kepada kita. Ya, itu karena kita hanya melihat segala sesuatu dalam sudut pandang yang sempit, selalu merasa dan merasa. Terkadang hanya melihat segala sesuatu dari sisi buruknya tanpa tahu setiap yang tuhan kehendaki itu baik.  Dialah sebaik-baiknya pembuat rencana. Mungkin benar jika Tuhan itu tidak adil, keadilan macam apa yang ingin kita bicarakan. Benar tidak adil, karena Allah memberi kita terlalu banyak. Meskipun kita sering sekali lalai sering sekali melupakanNya, terlalu asik dengan urusan duniawi kita. Allah menciptakan manusia bukan tanpa tujuan, tapi untuk menjadi khalifah di muka bumi, untuk beribadah hanya kepadanya, menghambakan diri kita secara utuh. Meski dalam perjalanannya kehendak kita memaksa kita ke jalan buntu,  Kita tersesat dalam pola pikir dan tindakan yang membawa kita jauh meninggalkanNYa. Tapi sekali lagi Allah selalu membuka jalan baru untuk kita, memberikan maghfirrahnya ketika kita ingin kembali pada jalan yang pernah kita tinggalkan. Oleh karenanya, teruslah merapalkan doa kepadaNya seraya memohon pengampunannya. Begitu besar kasih yang senantiasa menaungi hati kita, sekeping hati manusia yang disana terletak kekerdilan. Kita harus selalu ingat tujuan mengapa kita diciptakan dan kepada siapa kita akan kembali.

v Cinta Kepada Orang Tua
Pembaca pasti sudah pernah membaca tentang “ Dialouge seorang anak dengan tuhan disurga”. Dialouge Tuhan dengan seorang bayi sebelum ia dilahirkan. Dimana dalam dialouge tersebut tuhan menyebutkan dengan  jelas bahwa ada dua malaikat yang akan menjaga dan melindungi kita di dunia, yakni kedua orang tua kita.

Berikut adalah dialog ketika seorang bayi akan dilahirkan ke dunia.menjelang diturunkan dia bertanya kepada Tuhan,
bayi : "para malaikat di sini mengatakan, bahwa besok engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi....bagaimana cara saya hidup di sana,saya begitu kecil dan lemah"

TUHAN : "aku telah memilih satu malaikat untukmu..ia akan menjaga dan mengasihimu"

bayi : "tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa ini cukup bagi saya untuk bahagia"

TUHAN : "malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih berbahagia"

bayi : "dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadamu?"

TUHAN : "malaikatmu akan mengajarkan..bagaimana cara kamu berdoa"

bayi : "saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat,siapa yang akan melindungi saya"?

TUHAN : "malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun"

bayi : "tapi saya akan bersedih karena tidak melihat engkau lagi"


TUHAN : "malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaku, walaupun sesungguhnya aku selalu berada di sisimu"

saat itu surga begitu tenangnya...sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya

bayi : "TUHAN..........jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahuku, siapa nama malaikat di rumahku nanti"?

TUHAN : "kamu dapat memanggil nama malaikatmu itu...... I B U ..."
Dari dialog diatas, Prihal cinta kedua orang tua jelas tidak usah dipertanyakan. Sejak dalam kandungan, kelahiran, sampai proses kita tumbuh mereka selalu memberikan kasih sayang yang begitu tulus. Penerimaannya yang ikhlas terhadap begitu banyak kekurangan dalam diri kita sudah cukup menjelaskan apa itu cinta dalam naungan kasih yang agung. Banyak pengorbanan-pengorbanan yang orang tua berikan kepada kita, tak terhitung seberapa banyaknya. Mereka yang menghabiskan setiap detik dari waktunya untuk memikirkan kita. Bagi mereka kita adalah malaikat kecil titipan tuhan yang harus senantiasa mereka jaga. Apakah Kita sadar perjuanagn orang tua kita untuk kita ? Mungkin sebagian dari kita tidak menyadari hal itu bahkan tidak terlalu peduli. Mereka yang selalu berjuang untuk kita anak-anaknyadan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, segala keinginan-keinginan kita.
Pernahkah kita bertanya misalnya kenapa kuli bangunan tiap hari berangkat bekerja? Apa yang memotivasinya? Padahal ia tahu pekerjaan itu berat, melelahkan, bahkan mungkin menyebabkan tubuhnya sakit. Sang kuli bangunan memiliki “motivasi pokok”, yaitu menghidupi anak isterinya sebagai pemahaman tanggung jawabnya dan cinta kasihnya. Dimana tanggung jawab itu lahir dari pemahaman islam dia yang sederhana. Atau contoh-contoh lain, misalnya seorang ibu yang menjadi seorang tukang ojek, tukang becak, dan pekerjaan lain yang luar biasa melelahkan dan terkadang membahayakan. Semua itu dilakukannya semata-mata demi anak-anaknya dan tanggung jawabnya kepada Allah. Ya mereka jauh lebih mulia di hadapan Allah dibanding sebagian dari kita yang hanya mengeluhkan hal-hal kecil. Malaikat kita adalah jauh lebih harus kita lihat seperti apa keluhan-keluhan itu hanya men jadi sebaris doa yang mereka kirimkan pada Tuhan dengan segenap keikhlasan mereka untuk kita.

v Cinta Kepada Sesama
Saya menonton sebuah acara televisi, dimana saya memang sangat menyukai acara ini dengan tema yang berbeda setiap minggunya. Tapi pada intinya selalu berbicara tentang kemanusiaan, tentang sebuah ironi negeri. Ada salah satu kutipan yang terus saya ingat dalam hati saya.
Ada seorang ahli sufi yang sedang melakukan tanya jawab dengan muridnya.

sufi : Siapakah dia, orang yang benar-benar disebut sufi (orang yang beriman) ?
murid 1          : Apakah dia yang bisa terbang ?

sufi                  : Jika hanya bisa terbang, burung pun jauh lebih pintar.

murid 2          : Apakah dia yang bisa berjalan diatas air ?

sufi                  : Jika hanya bisa berjalan di atas air, ikan jauh lebih bisa melakukannya
.
murid
              : Lalu siapakah dia orang yang benar-benar disebut sufi ?
sufi : Dengan senyum khas dipangkal bibirnya..." Orang yang benar
-benar disebut sufi adalah mereka yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk kepentingan kemanusiaan.


Seberapa penting arti orang lain dalam kehidupan kita.
 Mungkin sebagian dari kita hanya menganggap penderitaan orang lain adalah hal yang biasa.
 Allah berfirman dalam Al-qur’an;
 
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi KIKIR, 
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, 
kecuali orang-orang yang mengerjakan SHALAT, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, 
dan orang-orang yang dalam HARTAnya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang 
meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)
" [QS- al-Ma'arij [70] ayat 19-25]


Secara tegas Allah menyebutkan bahwa keluh kesah dan kikir itu telah menjadi sifat bawaan manusia sejak ia diciptakan. Allah melukiskan sifat manusia dengan sangat baik. Bagi saya pribadi, ayat di atas telah menelanjangi sifat kita. Bukankah kalau kita tidak memiliki harta kita sering berkeluh kesah, sebaliknya, kalau memiliki banyak harta kita cenderung untuk kikir. Lalu bagaimana caranya agar sifat bawaan (keluh kesah & kikir) kita tersebut tidak menjelma atau dapat kita padamkan.

Allah menyebutkan, paling tidak, dua jalan. Pertama, mengerjakan sembahyang secara kontinu. Kedua, menyadari bahwa dalam harta yang kita miliki terkandung bagian tertentu untuk fakir miskin.Dua resep ini insya Allah akan mampu memadamkan sifat keluh kesah dan sifat kikir yang kita miliki.

Manusia dengan segala yang dimilikinya sering lupa tentang hakikatnya, sibuk memperkaya diri, sibuk mengejar dunia yang tak pernah akan membuatnya puas. Saya selalu bertanya dalam hati, Apakah kepedulian mereka telah terkubur dalam hati mereka. Bagiaman mungkin dinegeri yang sama dengan pemimpin yang sama ada kesenjangan social yang terlampau jauh jaraknya. Bagi mereka yang memanipulasi wajah mereka, mengatasnamakan kepentingan sesame, berdiri diatas kepemimpinan dengan kebanggaan yang luar biasa. Tapi pernahkah mata mereka melihat di sudut negeri ini ada manusia yang selalu disebut-sebut sebagai kepentingannya, mereka berhari-hari tidak makan , lalu anak-anak kecil itu tidak bisa bersekolah selayaknya, karena memang tidak ada sekolah yang menampung mereka, lalu bagaimana dengan si tua yang tinggal digubuk seolah menunggu kematiannya, mengumpulkan  helaian daun hanya untuk mengganjal perut mereka untuk tiga hari kedepan.Hanya sebagian dari kita yang berfikir. Saya tahu mungkin apa yang saya bicarakan, anak kecilpun bisa mengatakannya. Konsep kepedulian khususnya masalah sosial dalam Islam sungguh cukup jelas dan tegas. Bila diperhatikan dengan seksama, dengan sangat mudah ditemui bahwa masalah kepedulian sosial dalam Islam terdapat dalam bidang akidah dan keimanan, tertuang jelas dalam syariah serta jadi tolok ukur dalam akhlak seorang mukmin. Selanjutnya untuk dapat memahami gerakan kepedulian sosial ini sebagai ibadah, maka hal ini tidak telepas dari pemahaman budi luhur, baik dari segi pengertian maupun dari segi praktek. Adapun yang dimaksud budi luhur adalah budi yang menetapi peraturan agama yang haq, Bagaimana dalam harta kita terdapat hak-hak fakir miskin. Dalam amanah yang diemban kita sebagai khalifah, ada kebaikan-kebaikan bagi sesama. Saya yakin ketika manusia sadar akan haq nya, jauh lebih mudah bagi mereka untuk memahami penderitaan orang lain sebagai tanggung jawabnya.

Demikianlah Artikel ini saya buat,  hanya sebagai bahan renungan untuk kita. Bahwa Cermin hati kita mengatakan bahwa  manakala kita memiliki kelebihan rezeki maka janganlah sungkan untuk memberi sebagian pada orang miskin. Cermin hati telah berkata, mampukah kita melaksanakan kata-hati kita. Islam juga sangat mengapresiasi terhadap pemeluknya yang mempunyai kepedulian terhadap sesama. Bukti apresiasi itu adalah kebaikan Allah yang akan diberikan kepadanya baik di dunia ataupun di akhirat.  Itulah janji Islam terhadap orang yang mau menolong sesama. Bahkan karena begitu pentingnya kepedulian sosial, Konsep tersebut menurut Islam adalah sebagai bentuk ketaqwaan dengan saling mengasihi terhadap sesama dengan berdasarkan aqidah Islam.

Wallahu A'lamu Bishawab
Wassalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh





- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -