Popular Post

Archive for Mei 2013

Wasiat Terakhir Imam Al-Ghazali

By : Unknown
Imam Ghazali terbangun pada dini hari dan sebagaimana biasanya melakukan shalat dan kemudian beliau bertanya pada adiknya, “Hari apakah sekarang ini?” 
Adiknya pun menjawab, “Hari senin.”
Beliau kemudian memintanya untuk mengambilkan sajadah putihnya, lalu beliau menciumnya, Menggelarnya dan kemudian berbaring diatasnya s…ambil berkata lirih, “Ya Allah, hamba mematuhi perintahMu,”
… dan beliau pun menghembuskan nafas terakhirnya.Di bawah bantalnya mereka menemukan bait-bait berikut, ditulis oleh Al-Ghazali ra., barangkali pada malam sebelumnya.
“Katakan pada para sahabatku, ketika mereka melihatku, mati Menangis untukku dan berduka bagiku
Janganlah mengira bahwa jasad yang kau lihat ini adalah aku
Dengan nama Allah, kukatakan padamu, ini bukanlah aku,
Aku adalah jiwa, sedangkan ini hanyalah seonggok daging
Ini hanyalah rumah dan pakaian ku sementara waktu.
Aku adalah harta karun, jimat yang tersembunyi,
Dibentuk oleh debu ,yang menjadi singgasanaku,
Aku adalah mutiara, yang telah meninggalkan rumahnya,
Aku adalah burung, dan badan ini hanyalah sangkar ku
Dan kini aku lanjut terbang dan badan ini kutinggal sbg kenangan
Puji Tuhan, yang telah membebaskan aku
Dan menyiapkan aku tempat di surga tertinggi,
Hingga hari ini , aku sebelumnya mati, meskipun hidup diantara mu.
Kini aku hidup dalam kebenaran, dan pakaian kubur ku telah ditanggalkan.
Kini aku berbicara dengan para malaikat diatas,
Tanpa hijab, aku bertemu muka dengan Tuhanku.
Aku melihat Lauh Mahfuz, dan didalamnya ku membaca
Apa yang telah, sedang dan akan terjadi.
Biarlah rumahku runtuh, baringkan sangkarku di tanah,
Buanglah sang jimat, itu hanyalah sebuah kenang2an, tidak lebih
Sampingkan jubahku, itu hanyalah baju luar ku,
Letakkan semua itu dalam kubur, biarkanlah terlupakan
Aku telah melanjutkan perjalananku dan kalian semua tertinggal.
Rumah kalian bukanlah tempat ku lagi.
Janganlah berpikir bahwa mati adalah kematian, tapi itu adalah kehidupan,
Kehidupan yang melampaui semua mimpi kita disini,
Di kehidupan ini, kita diberikan tidur,
Kematian adalah tidur, tidur yang diperpanjang
Janganlah takut ketika mati itu mendekat,
Itu hanyalah keberangkatan menuju rumah yang terberkati ini
Ingatlah akan ampunan dan cinta Tuhanmu,
Bersyukurlah pada KaruniaNya dan datanglah tanpa takut.
Aku yang sekarang ini, kau pun dapat menjadi
Karena aku tahu kau dan aku adalah sama
Jiwa-jiwa yang datang dari Tuhannya
Badan badan yang berasal sama
Baik atapun jahat, semua adalah milik kita
Aku sampaikan pada kalian sekarang pesan yang menggembirakan
Semoga kedamaian dan kegembiraan Allah menjadi milikmu selamanya.
Source http://www.ghazali.org/
Shared By Catatan Catatan Islami Pages


Kenangan

By : Unknown

Oleh; Sutihat rahayu suadhi


     kini kurasakan jiwaku memutih dalam desah nafasku yang 
kian terengah..
kuingat setiap kenangan yg mungkin hilang;dan
bertanya adakah engkau disana spertiku
membeku dalam jeruji-jeruji dan dinding-dinding yg kumuh.
kesedihan dan keputusasaan menjadi kemarahan dan sebagainya..
mungkinkah aku bisa hidup esok dan esoknya lagi...
kesepian menyeretku pada arus tak bertepi..
dalam sebuah ketelanjangan;kumenyadari
aku tak lagi seharum dulu...
dan kusam.
kau suguhkan padaku segelas darah dari nadimu  
lalu kuteguk sekalipun aku tak ingin meminumnya,
aku semakin terperangkap dan tak kuasa melepaskanmu... 
inikah cinta yang begitu melukai jiwaku yang tersedu 
lalu seterusnya aku akan hidup satu hari pada satu waktu 
ketika air mata datang pada pikiranmu dan;menghilang bersamamu seperti buih.

Tentang Gadis kecil

By : Unknown

Tentang Gadis kecil

oleh Sutihat rahayu suadhi (Iha Ginichi Kou Kii )
Ketika darah itu mengalir dari pangkal bibirnya yang kecil. Kemudian menjadi darah segar yang terus saja menyapa kerongkongannya yang kering. Ia muntahkan dengan rasa takut yang menyelinap. Ya, dia tak boleh menunjukan ketakutannya meski dia tahu betul kondisinya sudah sangat parah. Tak ada yang bisa dilakukannya selain menggunakan sisa-sisa waktu yang dimilikinya dengan menanam kebaikan-kebaikan yang indah, seperti yang tuhan berikan padanya. Dan hanya amal-amal kecil yang mampu dia persembahkan pada penciptanya.

Rasa sakit yang sama seperti sebuah pengulangan. Pengulangan yang sangat menyakitkan, dimana semua rasa lelah dan keputusasaannya harus segera menepi. Dia hanyalah makhluk tuhan yang kecil, yang sempurna dalam ketidaksempurnaannya.

Meski terkadang rasa sakit itu mencekiknya tanpa ampun, mengingatkannya akan batas waktunya didunia ini. Dia tahu betul prihal kematian biarlah hanya allah yang mengetahui tepatnya.
Tapi didunia ini dia tak hidup sendiri. Disana ada orang-orang yang ikhlas menerimanya, tulus mengasihinya, dan memberikannya kehidupan yang sangat ia syukuri. Doa itu dirapalkannya setiap sepertiga malam ." Tuhan, terimakasih untuk penerimaan yang utuh, untuk kehidupanku selama duapuluh tahun terakhir, terimakasih untuk memberiku orang-orang yang ikhlas. Aku mohon berikanlah keikhlasan untuk merek...?". Begitu lirih dirapalkannya tapi terdengar seperti suara petir. 
-tentang gadis kecil-

Izinkan aku Mencintaimu !!

By : Unknown


Izinkan aku Mencintaimu !!

oleh Sutihat rahayu suadhi (Iha Ginichi Kou Kii )

izinkan aku mencintaimu
    Aku tak pernah tau apa yang dia pikirkan tentang diriku, aku pun tak pernah tau seperti apa penilaiannya tentangku. Yang jelas aku menyukai semua yang ada pada diri lelaki itu. Sikapnya yang lembut, Kefasihannya membaca al-qur’an, ketawadhu’annya membuat kekaguman itu tumbuh dalam hatiku.

Aku semakin ingin mengenalnya. Keramahannya, senyumnya yang selalu memberiku keteduhan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Namun sikap pendiamnya seolah menjadi teka-teki yang harus kutemukan kunci rahasia untuk membukannya. Terkadang sikapnya terasa begitu aneh. Terkadang dia seperti orang asing yang tak mengenalku. Namun dia bisa menjadi begitu akrab, hangat, perhatian dan memberiku sebuah warna kehidupan yang indah.

Setiap kata yang tertuang dari bibirnya , ada pembelajaran yang bisa kuambil. Seakan memberiku sebuah jawaban tentang kerinduan yang kurasakan pada tabir penutup wajahku selama ini. Aku mulai menyadari jika perasaan itu bukan hanya sebuah kekaguman tapi sunatullah bernama cinta. Ada kerinduan yang dalam kurasakan jika tak bertemu dengannya. Lalu kecemburuan yang tiba-tiba saja hinggap didalam hatiku. Sungguh, aku tak mampu mencegah kepingan perasaan itu datang dengan sejuta kebahagiaan dan kesedihan secara bersamaan.

“Ya allah, mungkinkah lelaki itu adalah tanda kecintaanmu yang besar terhadap hamba. Kau pertemukan aku dengannya agar aku kembali merindukan setiap cahaya kasihmu yang ikhlas.”
“Ya Al-Wahhab hanya padamu aku memohon petunjuk dalam setiap pilihanku karena Engkau maha mengetahui dari setiap ketidaktahuanku.”

Terkadang dalam kesendirianku, aku memohon pada tuhan untuk memberikanku keikhlasan melupakan lelaki itu. Lelaki yang membawaku pada kebaikan yang indah, lelaki yang mengajari tentang cintanya pada sang pencipta, lelaki yang dalam ketawadhu’annya menyadarkanku tentang keangkuhan yang ada dalam diriku. Sungguh aku tidak pantas memiliki perasaan ini untuknya. Demi allah , aku mencintainya.

Namun, apa yang salah??”Pemikiranku ?? Atau belengggu didalam jiwa ini. Aku ingin membahagiakan lelaki itu dalam keterbatasan yang kumiliki. Ya, aku wanita yang tidak sempurna. Bahkan vonis kematian sudah ditegaskan padaku oleh mereka. Rasa sakit yang menyergap bahkan terkadang membuatku dalam keputusasaannya, jiwaku luruh . Bagaimana aku bisa memintanya mencintaiku, apa yang bisa kuberikan pada lelaki itu. Kenyataan itu menyadarkanku bahwa aku harus segera menepikan perasaan ini.Meski rasanya tak mungkin karna dia adalah lelaki sederhana yang membawa sekeping kebahagiaan dalam kehidupanku.
***

Ra, umi tau apa yang kamu rasakan. Menangislah jika kau ingin menangis, sepuasnya. Jangan ditahan!!”. Umi yakin kamu bisa mengatasi semuanya, jadilah wanita yang tegar..”Suara lembut umi menyumbat lamunanku.
 “Tidak apa-apa umi..”tukasku. 

Umi tau apa yang sedang kamu rasakan, serahkan semuanya pada gusti alloh nak!!” ia lebih tau yang terbaik untukmu. “

“Insyaallah umi, raiha hanya harus bertahan lebih lama, lebih kuat dari yang lain..untuk umi..!!”ucapku dengan mata berkaca-kaca. Sungguh aku tak bisa menyembunyikan kesedihanku. 

“Nak dengarkan umi, Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan umatnya. Kamu tahu, ketegaran seorang wanita adalah ketika ia mampu menutupi rasa sakitnya tapi adakalanya kamu harus menjadi lemah dihadapan tuhan. Mintalah padanya untuk menguatkan hatimu...” bicara umi dengan kesedihan yang kulihat dimata itu, dimata yang penuh kasih.

Aku menggeleng!!”
Hanya tersenyum tipis menatap mata wanita yang sangat kukasihi itu. Untuknya lah aku bertahan sampai sekarang, untuknya lah aku ingin terus hidup. 

“Dia lelaki yang baik umi, tapi umi tahu cintaku tak pernah cukup untuk membahagiakannya. Saat aku memikirkan itu hatiku rasanya tercekik. Umi tahu betul keadaanku seperti apa??” pantaskah umi aku menyakiti orang yang kucintai jika dia tahu bahwa mungkin sebentar lagi aku akan pergi...??”ucapku terpatah-patah dalam balutan cairan implusive yang membasahi pipiku

“Umi segera memeluk tubuh kecilku, dengan air mata yang tak kalah deras mengalir dipipi wanita separuh baya itu. 

“Demi allah nak,  allah sangat menyayangimu. “
Umi menghapus air matanya. Dengan seulas senyum yang menghangatkan itu.. umi memberiku sekuntum kecupan .
“Sudah sekarang kamu berangkat kekampus, biar umi yang mengantarmu..??”
“Ya....!!
Kehangatan sikap umi telah memberikan kekuatan untukku, semangat yang selalu kuteguk dari hati yang menerimaku ikhlas.

***
Sore itu diberanda rumahku, aku melihat senja dibalik pohon ara. Disana sinar senja menyelinap dari sela-sela ara itu, begitu indah. Daun-daun melambaikan sejuta resahnya. Aku tersenyum sekali lagi seraya memohon yang kuasa hangatkan kalbu yang mulai membeku. Kulipat kedua tanganku dan kupejamkan mataku cukup lama aku berada dalam kedamaian saat aku berbicara dengan tuhanku didalam hatiku.

Lelaki itu berdiri didepan sana, itulah yang kulihat saat aku membuka mataku. Senyuman itu, aku merindukannya. Dia berdiri disana dibawah ara, dibawah remang cahaya bulan.Tuhan, benarkah itu dia, ka farid??” hatiku terus bergumam. Aku takut itu hanya khayalanku karna terlalu dekap merindukannya. Tidak, ini nyata. Dia ada didepan mataku, begitu jelas didepan sana.

“Ra, anti apa kabar ...??” suara lelaki itu terdengar jelas ditelingaku

      “aku baik ka...!!” Jawabku seraya tersenyum dihadapannya

“Demi allah ra, kenapa kamu tidak pernah mengatakan keadaanmu. Maafkan ka farid , ra !!”sesal lelaki itu

     Aku menggeleng!!”Jangan bicara seperti itu ka, Aku ingin tahu keadaanmu, kak??
kakak sehat?? “

“Apa ada kata yang lebih pantas dari “Maaf" ??” Alhamdulillah, ka farid sehat...” jawabnya terbata-bata

  Tidak ka..!!”ka farid berhak bahagia. “Demi allah, aku mencintaimu. Tapi cintaku tak pernah cukup untuk membahagiakanmu..!!”gumamku pedih

Umi sudah cerita semuannya!!”

Pengakuan lelaki itu membuatku tersentak, dia tahu keadaanku. Bahwa mungkin sebentar lagi aku harus pergi kesisi penciptaku, meninggalkan dunia fana ini. Walaupun kematian itu cukuplah hanya menjadi rahasia Allah. Tapi bagaimanapun aku takut pada vonis pembatas takdirku. Penyakit ini sudah stadium akhir dan kesempatanku untuk hidup katanya tinggal beberapa bulan lagi. Lirih tapi terdengar seperti suara petir bagiku. Leukimia kronis, tiga tahun lalu penyakit itu terdiagnosis ditubuhku. Aku sudah berusaha semampuku untuk bertahan. Dengan melakukan kemoterapi, radiasi, dan semua altrnatif yang dokter sarankan. Awalnya kemarahan itu menguasai pikiranku. Tapi semenjak bertemu ka farid dua tahun lalu, aku sadar satu hal yang selama setahun aku lupakan. Kemarahanku, kekecewaanku,  ketakutanku mulai memudar seketika. Dari lelaki sederhana itu aku belajar tentang kehidupan ini, kehidupan yang sepenuhnya bukan milikku. Aku mulai kembali merindukan penciptaku, sangat merindukannya. 

“Aku ingin mengatakan ini padamu sudah sejak lama, “sukron katsiron ikhwan”. Karna mengenalmu membuatku menjadi wanita yang lebih kuat.” Kataku dengan seulas senyum tipis dipangkal bibirku.

“Bolehkah kafarid menjadi suamimu...??” Ucapnya tegas

Sontak membuatku tersentak dan sedih.
Bagaimana mungkin ka?” lihat aku, dengan keadaanku yang seperti ini pantaskah aku menjadi pendampingmu. Jangan lakukan hal yang akan membuatmu menyesal, cukup bagiku melihatmu bahagia..”tukasku . Aku menarik kursi rodaku dan membalik tubuhku untuk meninggalkan ka farid yang masih membungkukan tubuhnya dihadapanku.Sungguh aku tak ingin melihatnya, ini terlalu menyakitkan untukku.

“Tunggu ra  !!” Demi allah, aku mencintaimu. Aku ingin menjagamu, Setidaknya izinkan kakak menjadi imammu,kalaupun allah menghendaki kita bersama dalam waktu yang singkat. Izinkan kakak ra...!!”Desis ka farid
Ucapannya menghentikan gerak kursi rodaku. Aku termenung-menung, begitu sedih . Butiran bening membasahi kelopak mataku seketika deras mengalir. Ya allah, ampuni aku....
Aku meninggalkan ka farid di beranda itu tanpa sepatah kata.

next  on –yaa
Demi allah, aku mencintaimu 

tawonn------

EGO

By : Unknown

EGO

oleh Sutihat rahayu suadhi (Catatan

Dan diantara kita ada jarak tak terlihat mata,
Aku menjadi asing; saat kutemui pagi tanpa raga yang tersenyum memeluku..
Jiwamu selalu merengkuhku dalam sunyi
menatapku dalam kesedihan;lirih
Aku tak inginkan hari berganti,
Apakah hari ini,esok dan esok nya lagi..
Aku masih merasa asing..
Meradu, meratap, dan menangis  ditengah malam..
Sampai kurasa hanya jiwaku yang tersisa dalam kehampaanya..
Menunggu waktu begitu lambat berlalu..
Sampai aku ingin mengakhiri waktuku dan melawan takdir yang tuhan gariskan..
Karna kutemui kebuntuan pada jalan yang membawaku ditepian jurang,
Terhimpit dinding-dinding bebatuan curam,
Tak ada jalan untuku kembali..
Ketakutan akan kesndirian menjelma ;menghentikan  langkah kaki
Dan bermuara pada kesedihan yang tak mampu kuhentikan..
Aku rindu pelangi ,yang tersenyum menatap kita dari balik jendela,
Aku rindu bunga dimusim gugur,mengantarkan kita dengan seribu keharuman disepanjang jalan.
Kurindukan kemarin pagi ,saat kita masih berjalan dalam hamparan harapan yang merebak seharum mawar,
Itu hanya kemarin,sebelum kau menjadi abu yang dihanyutkanke pesisir laut
Diiringi tangisan langit,
Kau berdamai bersama malam;lalu menyatu kepada pagi..
Dan membiarkan jiwaku sekering musim kemarau,
Yang tak lagi merindukan hujan ;atau pelangi..
Dan kini aku hanya merindukanmu dan ingin bersamamu dalam kekal.
sutihat rahayu suadhi



Penantian Hujan

By : Unknown


Penantian Hujan

oleh: Sutihat rahayu suadhi
penantian hujan
Bahagiakah kita dengan keadaan kita sekarang ??"
Mungkinkah perasaan itu hanya ambigu ??
Aku tidak ??"
Cemburuku membawaku pada keinginan untuk memilikimu seutuhnya. "
Tapi kau hanya menganggapku suatu masa didalam hidupmu yang sudah harus berlalu. Dan aku masih menganggapmu hujan pada musim berikutnya yang pasti akan datang membasahi tanah-tanah gersang penantianku.

Taukah kau selalu membuatku bertanya bagaimana hati itu, bagaimana dia menempati ruangan kosong didalam sana. Kadang aku ingin tahu, bagaimana kau menjalani hari-harimu. Pertanyaan itu tak bisa berhenti memukul-mukul kepalaku. Aku ingin tahu tentang hujan, tentangmu.

Aku merenda hari-hari tanpamu, dengan separuh jiwaku yang tak lagi utuh. Hari-demi hari berjalan begitu berat dan membebani. Entah lah ada yang berbeda didunia ini dalam kacamataku, entah itu apa tapi aku tlah kehilangannya. Semuanya tak lagi sama tak akan pernah sama. Karna musim hujan tahun lalu, tahun-tahun berikutnya pun tak akan pernah sama lagi.

Genap setahun,

Kini aku memasuki semester empat perkuliahan. Sudah setahun aku tak pernah bertemu lelaki itu, dia yang meninggalkanku. Tahun yang begitu melelahkan. Hatiku masih ingin menanti, masih percaya bahwa mungkin musim hujan berikutnya dia akan kembali. Meski kenyataan-kenyataan itu menamparku dengan keras. Lelaki itu, tak sekalipun datang untuk mengelus pucuk rambutku seperti biasanya. Atau keanehan-keanehanya yang membekukan kerinduanku. Sudah tak ada lagi , hanya kerinduan ini yang jejaknya terhaous hujan juni lalu.

Bagaimana keadaanmu??"

Apa kau bahagia dengan hidupmu sekarang ??"

sungguh, kau tak mengingatku tak sedikitpun ?"

Pertanyaan itu seperti keputusasaan dalam hamparan tanah tandus. Aku tak tau harus mencari jawabannya dimana. Tak ada setitik air yang bisa menghilangkan dahagaku akan cinta, cinta yang kunikmati dalam kepedihan hati, kehilanganmu.

***
Saat sedang berjalan-jalan disalah satu pusat perbelanjaan di kotaku. Aku melihat seseorang yang tak asing bagiku. Wanita itu, wanita yang kucemburui setahun lalu. Wanita yang kata lelaki itu, dicintainya. Otakku beku seketika, entahlah tapi aku ingin tahu keadaan lelaki itu dan mungkin hanya wanita itu yang tahu.

Kini aku tepat dihadapan wanita itu. Wanita itu menatapku dalam-dalam tapi bukan tatapan kebencian atau kemarahan dimatanya, disana dimata itu ada kesedihan yang tak bisa kujelaskan.

Aku mulai bertanya lagi, ada apa sebenarnya?? apa ada yang tidak kuketahui dan itu menakutkan bahkan lebih menakutkan dari sebuah penantian yang sia-sia??"

Belum sempat bicara, wanita itu memeluk tubuhku dengan cairan implusive yang mengambang dikelopak matanya. Aku menggeleng dan kujauhkan tubuh itu setelah cukup lama merasakan kehangatan hati wanita itu melalu pelukannya. Perasaan apa ini ??" gumamku.

"Maafkan aku kania, tolong maafkan aku ...!!"gumam wanita itu

"maaf ??"
aku bingung, aku disini berlari mengejarmu. Aku ingin tahu keadaan arian.. karna mungkin hanya kau tahu. Aku salah !!" ucapku terpatah-patah menahan tangis

" Tidak kania, tidak ada yang salah.??
Arian SAKIT, dan aku hanya sahabatnya bukan wanita yang dia cintai !!" Ungkap wanita itu.

Seketika jantung kania seakan berhenti berdetak. Apakah yang dia dengar adalah sebuah kebenaran . Kania ingin mendengar wanita itu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Sungguh , meski arian tlah menyakitinya tapi hati kecilnya selalu berkata ada yang tidak diketahuinya yakni sebuah kebenaran yang membuat penantian pada tempat yang seharusnya.

Feedback

By : Unknown

Oleh: Sutihat rahayu suadhi



Mengikhlaskan apa yang bukan menjadi milikmu, melupakan dia yang tak pernah mengingatmu, mempriotitaskan dia yang hanya menjadikanmu alternatif pilihan, dan memikirkan dia yang hanya memikirkan orang lain lagi. Kamu akan sadar betapa menyakitkannya itu, tapi bertahanlah sebentar lagi agar kamu benar-benar merasa sakit. Bukan agar dia menyadari kehadiranmu tapi agar kamu lebih kuat untuk rasa sakit yang lebih besar lagi . Karna mungkin dia akan menyakitimu lebih banyak lagi dan kamu akan lebih sulit mendamaikan perasaanmu. Semua itu akan menjadikanmu lebih kuat atau mungkin rapuh. Kamu hanya cukup memahami rasa sakitmu agar tidak menjadi abadi. Berpikirlah dengan lebih rasional. Seperti lelaki yang menggunakan logikanya bukan perempuan yang mengunakan perasaannya (sensitifitas). 

Jika kamu meyakini tuhanmu pasti memberikan yang terbaik bagimu. Maka biarkanlah pengabaian itu sebagai pembuka matamu , pembuka tabir penutup wajahmu. Lalu meluaskan pikiranmu, menguatkanmu dalam doa-doa yang kau rapalkan. Mungkin kamu telah kehilangan separuh jiwamu tapi kamu masih punya separuhnya lagi, itulah yang akan membuatmu lebih menghargai apa yang kamu miliki, bukan yang telah pergi meninggalkanmu untuk kebahagiaannya.

Keihlasan mungkin adalah hal yang paling tidak mungkin dimiliki manusia, hanya beberapa hamba allah yang mungkin memilikinya, begitu sulitnya. Kadang kita harus merapalkan doa dalam kekhusyuan dimana tak ada satu kisipun yang mengusiknya, untuk meminta sebuah keikhlasan pada sang maha ikhlas.

Sudahlah, bebaskan hatimu dari belenggu yang tak kau tahu dimana batas akhirnya. kamu tak perlu berjalan dalam lorong gelap bersama lendir-lendir kesedihan yang akan membebani langkahmu. Perasaan-perasaan lain akan bertabrakan disana. Kemarahan, kekecewaan, kerinduan, luka lalu kebencian yang akan menjadi titik hitam disana. Lebih baik kamu kembali pada remang cahaya bulan dan menunggunya menepati janji, ya besok pasti pagi. Adakalanya kamu hanya harus menunggu, diam.

Next--for day
--tawon---

Wanita Itu, Adalah AKU ..

By : Unknown

Oleh ; Sutihat rahayu suadhi 


 Wanita itu , Aku . Bukan siapa-siapa bagi mereka, hanya sosok aneh yang tak pernah bicara dan membiarkan beban hatinya semrawut seperti benang kusut.Kini sudah terlalu kusut sampai aku tak tahu harus mulai dari mana untukmeluruskannya . Hanya senyuman tipis yang mengembang dipangkal bibirku , agarmereka tak terus bertanya dan bertanya , siapa aku , bagaimana kehidupanku, dst. Karna tak ada yang bisakujawab , hanya fantasi-fantasi kecil yang kukembangkan berbentuk narasaiberupa kenyataan yang tidak ada. Individualismeku mengental , membeku dalam darahku . Aku tak bisa bicara kebenaran tentang diriku pada mereka yang bahkanberjarak sangat dekat denganku, Aku tak pernah percaya pada siapapun, siapapun. Aku meringkuk kedinginan dalam gelap malam dibawah sinar rembulan yang sayupmarup, menangisi diriku yang tak pernah membuka tabir penutup wajahku .Seandainya saja aku bisa membuka tabir penutup wajah ini , yang tak pernahkulepas sekalipun . Aku ingin mengatakan apa yang ada dalam pikiranku. Jikasedih aku akan berkata " Aku sedih" , Saat bahagia akupun akanberkata "Aku bahagia" , dan ketika aku jatuh cinta , aku juga akanbilang " Aku jatuh cinta". Tapi itu hanya bergumam dipikiranku tanpasatu kisipun yang mengusiknya. Tanpa satu katapun yang keluar dari sana. Merekahanya terus terkukum dalam kerasnya hatiku yang membeku sedingin es. Membiarkanjudge demi judge menyeruak bersama narasi yang mereka kembangkan semau merekatentang aku, wanita itu.
           Hari terus berganti dan waktu terus berjalan. Wanita itu , hatinya terussaja bergemuruh . Pagi ini langit mendung ditemani rintik hujan yang membasahi tanah, lalu membuat harum dari tanah-tanah basah itu menyeruak ke penciumanku .kuhirup aroma pagi ini yang terasa lebih wangi dari biasanya, lebih segar darihari-hari sebelumnya karna kemarin kemarau panjang dengan mentari yang membakar embun dipucuk dedaunan terasa terik dan gersang .Kupejamkan matakudiberanda rumah dimana suara burung terdengar merdu menggoyang-goyangkan aradidepan sana. Kubiarkan angin mengacaukan tatanan rambutku. Tanganku menengadahmerasakan sentuhan gerimis yang kini membasahi telapak tanganku. Perlahan akumenggenggam kumpulan air langit itu entah mengapa rasanya hatiku begitu teduh.  Pelangi !!” Adalah harapanku pada hujan setelah ia berhenti. Sebuahharapan yang juga kutanamkan pada diriku untuk seorang yang telah lama mengisiruang hatiku, hanya lelaki itu. Kurapalkan doa pada sang pencipta. Dengankeyakinan seperti hujan yang turun setelah kemarau panjang sebelumnyamenggersangkan tanah-tanah, mengeringkan daun-daun lalu ranting-ranting rapuhmenggantung. Hanya setitik embun yang menggantung dipucuk dedaunan lalu habisterkikis terik mentari pagi yang memberi mereka kehidupan lebih panjang dalampenantian datangnya air langit yang membasahi bumi mereka.
    Satukali wanita itu, aku. Menangis mengerikan dihadapan tuhanku. Memohonpengampunan untuk segala kekerdilan didalam hatiku. Tuhan senantiasa memaafkanku,dan membawaku menyusuri jejak kesia-siaanku. Betapa tangis itu seperti hujan yang tak terbendung ketikawajahku ditunjukan dalam cerminan jiwa yang disana adalah segala prilaku yang selamaini hanya kuanggap sebagai sebutir debu yang terbawa angin ternyata begitumelekat disana dihamparan padang yang gersang.

Next---

HANA

By : Unknown

 HANA
(oleh: Sutihat . R . suadhy)

            Pertemuan pertama telah menyeret hana pada perasaan-perasaan yang telah lama terkubur didalam diri perempuan dua puluh tiga tahun itu. Kenangan akan masalalu kembali mengiang-ngiang dipikirannya.Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan bagaimana perasaannya. Hanya satu nama lelaki yang menjelma dan begitu mengganggunya; Lelaki itu bernama dharma, cinta pertama  hana sewaktu SMA.

            Pertemuan itu begitu membekas dihati hana, karna setelah lima tahun dia bisa melihat lelaki yang pernah sangat dicintainya dulu. Ribuan rindu tersimpan rapih didalam hatinya. Hana kehilangan semua kata yang dulu ingin dia katakan saat bertemu lagi dengan dharma , terlalu lama hingga waktu membekukan semuanya. Tapi perlahan cinta itu kembali mengendap-ngendap didalam hatinya seperti sepasang sayap yang menyergapnya dan mendekapnya . Hana berusaha menolak perasaan itu kembali, tapi semakin dia menolaknya perasaan itu semakin mendesaknya masuk . Hana sadar dia tak bisa menghentikan sesuatu yang bergerak keluar yakni kerinduannya yang bertahun-tahun sesak didalam dadanya. Merdu suara dharma yang menyapanya kikuk di acara reuni SMA membakar kerinduannya, Senyuman tipis yang mengembang dipangkal bibir darma membuat saraf-sarafnya mendadak menegang. Dan Jantung nya berdegup kencang ketika berbicara dengan darma.

            Setelah pertemuan hari itu hana tak bisa melepaskan pikirannya pada sosok darma. Gadis manis itu masih berada dalam lamunannya . Ia mengingat kenangan-kenangan yang sempat tercecer disemak dan belukar kini menjilati pikirannya satu persatu . Lamunan itu dengan cepat terpecah, hana melupakan satu hal kalau saat ini ada seseorang yang akan kecewa, jika dia tahu hana masih menyimpan perasaan yang dalam untuk darma . Galih adalah kekasih hana yang sudah setahun ini dipacarinya. Lelaki berparas manis ditambah sikapnya yang tegas namun lembut dan sangat mencintai hana mampu membuat hana menjatuhkan dirnya pada lelaki itu tapi tidak dengan hatinya, karna hati hana  hanya terukir nama darma disana.

            "Darma, dulu aku selalu berdo’a agar tuhan menakdirkan kitabertemu lagi, aku menunggu hari itu sampai kau tak pernah datang, sampai akulelah dan memutuskan hanya menyimpan perasaan ini dalam hati. Taukah kau itumenyakitkan . Bagaimana kau tahu aku sulit menjalani hari-hariku tanpamu?? Menungguseseorang yang tak pernah tau bagaimana perasaanmu sama menyakitkannya seperti mencintai seseorang yang tak mencintaimu." hana

   ***
            Untuk menghilangkan perasaan-perasaan aneh yang kini menjilati pikirannya karna lelaki itu, hana melepaskan sejenak penatnya ditoko buku dekat kantornya. Saat sedang melihat-lihat, berjalan dari rak ke rak , Mulai dari komik sampai resep masakan hana berhenti dirak dimana puluhan novel cinta tersusun rapi dengan berbagai judul dari penulis-penulis yang berbeda. Yah, gadis dua puluh tiga tahun ini memang suka sekali membaca novel yang brgenre  romance. Bagi hana novel cinta memang selalu menarik untuk dibaca karna berbagai kisah cinta tertuang dalam sebuah tulisan yang indah dan dia bisa belajar dari sana. Dia menjatuhkan tanganya pada novel karya winna effendi berjudul  "Refrain" . Senyum mengembang dari bibir hana saat akan mengambilnya dari rak, namun tangan seseorang yang sepertinya juga ingin mengambil novel yang sama menyentuh tangannya, hana menarik kembali tangannya dan melirik seseorang yang berada disampingnya itu. 

“kamu..”desis hana terkejut
 Ternyata orang yang dilihatnya adalah darma. Senyum hangat darma tersungging dibibirnya menatap hana. “Haii..”sapa darma membuat jantung hana berdegup kencang.
 “novel buat siapa ??”tanya hana 
 “Wina, kamu juga suka novel romance??”jawab darma singkat
 “Wina?? 
 “Dia adikku han !!”ucap darma lembut
Oh, yaudah aku udah harus pergi..”pamit hana buru-buru pergi meninggalkan darma. Perasaan hana seperti akan meledak, tubuhnya kikuk dan perasaannya bercampur antara senang dan juga sedih disamping lelaki itu. Darma hanya menatap kepergian hana, entah apa yang ada didalam pikirannya.

***
            Sesampainya dirumah hana langsung termenung duduk dikursi kamarnya. Memori tentang darma menguap satu-satu dipikirannya, bayangan akan masalalu yang pernah coba dia lupakan kini hadir memenuhi ruang sadarnya. Dalam hatinya berbisik "mungkin tuhan mengirimkan darma sekarang agar aku tak menyesali kebodohanku dimasalalu yang tak pernah berani mengungkapkan perasaanku". Dulu saat darma memintaku menghentikannya pergi, katanya jika aku mengatakan tuk dia tidak pergi maka dia akan tinggal tapi apa yang kulakukan saat itu, hanya membiarkannya begitu saja. Sebenarnya saat itu aku berlari sangat cepat kebandara tapi aku tetap tidak bisa mencegah kepergiannya.  Aku tak bisa melihatnya pergi kemudian hanya menangis, menangis sejadi-jadinya tanpa sepengetahuan darma.

 Hana tak pernah berhenti menyalahkan dirinya, ia begitu membatin dalam hati. Butiran bening mengambang dimata indahnya,mengingat semua itu membuat dadanya sesak. Tiba-tiba suara dering ponselnya berbunyi, segera hana merogoh tasnya dan mencari-cari ponselnya lalu dilihatnya ada sebuah SMS dari nomor baru, segera hana buka..
” Hana, Apa kabar ?? Darma
Pesan singkat dari darma yang membuat dadanya semakin sesak sekaligus senang.

“Aku baik,kamu sendiri gimana??”balas hana seadanya.

 “Baik, Aku tahu nomer kamudari tania pas acara reunian pertama kali kita ketemu lagi???”balas darma

 “Oh,Iy gak apa-pa !!”Lanjut hana .

”Besok kan weekend, kamu ada acara nggak ??"
. “Nggak ada sih, emang kenapa ?? "jemari hana selesai mengetik. “Aku mau ajak kamu jalan. Aku jemput dirumah kamu jam 10.00 besok pagi.”dengan cepat darma membalasnya. “Yaudah.”Balas hana singkat. Entahlah apa yang ada dipikiran hana saat itu, sesungguhnya didalam hati kecilnya hana senang dengan ajakan darma. "Rasanya bahagia sekali saat pertemuan yang kita nantikan, kita tunggu bisa tuhan kabulkan. Meski harus menghitung ratusan hari tapi darma adalah bagian dari hal yang paling ku tunggu dalam hidupku"

***

           
          Esoknya, Darma datang kerumah hana tepat jam 10.00 seperti janjinya. Klakson mobil terdengar didepan rumahnya, hana melihat dari balik jendela kamarnya dan senyuman mengembang indah dipangkal bibirnya. Hana memilih-milih baju yang pas untuk dia kenakan. Celana jeans pendek dengan kemeja putih chiffon yang jadi pilihannya. Hana keluar dari pintu rumahnya, terlihat darma sedang bersandar dipintu mobilnya sambil memutar-mutar kunci mobilnya. Saat darma melihat kearah hana wajahnya langsung memberikan senyuman yang begitu manis,  lalu dia melambaikan tangannya dan berjalan menghampiri gadis itu. Darma langsung menarik tangan hana dan memaksa naik kemobilnya tanpa persetujuannya dan anehnya hana hanya menurut tanpa memberikan perlawanan. 
         Dimobil mulut hana yang dari tadi terkunci rapat kini membuka pembicaraan dan bertanya pada darma walaupun agak sedikit canggung. “Mau kemana??”tanya hana . Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat..!!”darma menjawab sembari terus menyetir. Hana pun kembali menutup mulutnya dan mengurungkan pertanyaan yang sudah menumpuk dibenaknya dan hanya duduk disamping darma sambil sesekali melirik kearah darma. Hana menyandarkan kepalanya ke kaca samping dan pandanganya seakan kosong. Perlahan ia memejamkan matanya. Waktu menunjuk pukul13.15 darma menghentikan mobilnya disuatu tempat yang sangat indah dipuncak. Hana membuka matanya, Langit yang teduh dan udara yang lembut menyapanya. Darma melambaikan tanganya sembari tersenyum manis dari luar sana seolah meminta hana mendekat kearahnya, hana hanya mengangguk lalu keluar dari mobil dan duduk bersama darma ditempat yang memiliki pemandangan seperti surga itu. 
 “Kamu suka tempatnya ??”tanya darma memecahkan keheningan diantara mereka.

“indah...!!”jawab hana sekenanya. 

“Aku selalu ingin ketempat ini bersamamu, han. Seandainya aku tak pernah pergi dulu..”gumam darma. 
“Maafin aku darma, jika dulu aku punya keberanian tuk memintamu tetap tinggal, mungkin kita nggak akan jadi sepasang orang bodoh yang menyesali masalalu..”Desis hana denganbutiran bening yang mengambang dimatanya

“Apa terlambat bagi kita untuk memulai kembali, saat kau hidup bukan hanya dimasalalu tapi sampai detik ini dihatiku..”ucap darma membuat hana meneteskan air mata yang sudah berusaha keras ia tahan.

 “Kenapa kamu baru datang sekarang, aku menunggumu begitu lama sampai dadaku terasa sesak, aku sangat merindukanmu dan itu menyakitkan. Aku selalu menyesali kebodohanku yang membiarkanmu pergi tanpa mengatakan apapun..”Hana tak sanggup melanjutkan perkataannya, dadanya sesak dan air mata itu deras mengalir dipipi gadis  itu.

 “Maafin aku yang nggak ngasih kamu cukup waktu tuk menyadari perasaanmu, dan maafin aku karna baru kembali sekarang dan membuatmu menunggu begitu lama, tapi aku nggak pernah sedetikpun melupakan perasaan ini. Aku sangat merindukanmu dan itu pun sangat menyakitkan bagiku..”Lanjut darma lalu memeluk hana erat, sangat erat.
***
              Setelah hari itu hana menyadari bahwa perasaannya pada darma bukan perasaan masalalu karna perasaan itu masih sama seperti dulu tak sedikitpun berubah begitupun darma. Lalu bagaimana dengan galih, hana tak mungkin menyakiti orang yang sangat mencintainya itu dan hana pun tak ingin kehilangan kesempatan untuk bisa kembali bersama lelaki yang sangat dicintainya itu, darma. Hana membatin dalam hatinya. Gadis berparas manis itu masih berada dalam lamunannya. Tiba-tiba ponselnya berdering sontak mengagetkannya. “Galih Calling” setelah berfikir agak lama hana mengangkat telfon dari galih.

“hallo..??sapa hana
“Hai sayang, kamu apa kabar, aku kangen banget sama kamu ..”Desis galih.
“Aku baik, kamu gimana disana ??”
“minggu depan aku pulang, aku mau ngelamar kamu seperti janjiku??”Lanjut galih.
“Oh,..”Desis hana, tiba-tiba saja perasaan hana menjadi sedih. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya ,bukankah seharusnya hana senang karna galih adalah lelaki yang baik, berparas manis , punya segalanya dan  juga sangat mencintainya. “Kita omongin besok lagi aja yah , aku cape mau tidur ??”Lanjut hana dan memutuskan telfonnya.
“Tuhan , Jika aku harus memilih hidup dengan orang yang aku cintai atau orang yang mencintaiku. Aku berharap akan bersama dengan orang yang kucintai. Melewatkan seluruh hidupku tuk berada disampingnya, menjalani hari-hariku hanya untuk mencintainya jika itu yang namanya egois maka biarkan aku menjadi egois untuk sesaat dalam hidupku akuingin menjadi seseorang yang egois.”gumam hana dalam hati.
***

Seminggu berlalu,

             Hana dan darma berjanji bertemu ditempat yang dulu sering mereka kunjungi sewaktu SMA. Dimana hamparan ilalang memenuhi tempat itu dan senja terlihat sangat indah ditempat itu. Mereka berjalan bergandengan mengelilingi tempat itu sambil menguapkan memori-memori dimana perasaan mereka pertama kalinya bergetar disana. Senyum kebahagiaan terpancar dari wajah keduannya. Kebahagiaan yang terasa begitu nyata dirasakan hana. Sampai langit mulai kemerahan dan membuat tempat itu kelihatan sangat indah. Darma melakukan hal yang tak pernah hana duga sebelumnya. “Will you marry me..hana..”Ucap darma sembari menyodorkan sebuah cincin, cincin yang dulu pernah darma berikan padanya kemudian hana kembalikan saat darma akan pergi ke paris . “Kamu masih menyimpannya, cincin itu??”tanya hana menahan haru. “Aku tak pernah melupakanmu..!!”jawab darma lembut. “Yes, Iwill marry you..”kata-kata itu terucap begitu saja dari mulut hana. Darma menyematkan cincin itu dijari manis hana lalu mencium keningnya dan memeluk hana yang terlihat sangat terharu sampai matanya berkaca-kaca, namun senyum indah mengembang dibibir gadis itu. Tiba-tiba hana melepaskan pelukannya dan wajahnya berubah pucat, hana teringat pada galih. Hana melepaskan pelukan darma kemudian menceritakan tentang kekasihnya galih pada darma. Yang membuat hana heran darma hanya tersenyum tipis padanya dan berkata “Aku tahu, tapi seperti dia aku juga sangat mencintaimu”. Kata-kata itu terdengar lirih namun mampu menenangkan hati hana seperti magic, darma memang sebuah magic dalam hidup hana. ”Besok kamu bicarain semuanya sama galih atau mau aku temenin..”Lanjut darma. “Nggak usah, biar aku sendiri yang ngomong sama galih. “ucap hana meyakinkan darma.

***
Besoknya,
  
“Aku nggak bisa galih..??desis hana.
 Galih menatap hana dengan tatapan bingung kenapa hana menolak lamaran untuk menikah dengannya.

“Kenapa?? apa terlalu cepat buat kamu, aku bisa nunggu han..!!”tukas galih. 

“Maafin aku, tapi sepertinya hubungan kita harus berakhir galih...”. ucap hana terpatah-patah

 “hey, kamu kenapa sih. Tiba-tiba kayak gini..??”kata galih sambil memegang kedua bahu hana

 “Aku masih mencintai darma dan kamu tahu itu..”ucap hana dengan nada sedikit meninggi

Perlahan galih melepaskan kedua tanganya dari bahu hana. ”Kamu udah ketemu dia??”desis galih

“Kamu tau dia udah balik ke jakarta tapi kamu nggak ngasih tau aku. Kamu tau berapa lama aku nunggu...??”gertak hana.

 “Aku tahu rasanya!! Tapi aku nggak mau kehilangan kamu...”jelas galih 

 “Itu bukan alasan. Aku minta maaf tapi aku sangat mencintai lelaki itu, darma..”sesal hana

 “Bukan kata maaf yang ingin aku denger dari mulut kamu, selama ini aku hanya berputar dalam duniamu sedangkan kau berputar dalam dunianya. Bukankah ini lucu, sudah sejak lama kita hanya saling menyakiti, kamu yang hanya mencintainya dan aku terus berdiri disisimu meskipun aku tahu kamu tak mungkin membalas perasaan ini...”gumam galih

 “Jika aku bisa melupakannnya pasti kulakukan, Entah itu sebuah penyesalan, rasa bersalah, atau cintaku yang mendalam padanya, Tapi aku tak bisa berhenti memikirkannya, tak bisa berhenti merindukannya bahkan untuk sedetik dalam hidupku. Ini keputusan paling egois yang pernah aku ambil, tapi untuk sesaat biarkan aku menjadi  egois karna aku ingin bersamanya, maafin aku galih..”gumam hana sembari menjauhkan langkahnya dari hadapan galih, butiran bening yang sejak tadi mengambang dimatanya kini jatuh satu-persatu membasahi pipinya, segera hana seka tanpa sepengetahuan galih dan mempercepat langkahnya. Galih hanya menatap kepergian hana dengan kesedihan yang menaungi hatinya,jiwanya seakan luruh seolah ribuan cambuk mengantam raganya. Galih menyadari ada hal yang seberapa lamapun diamenunggunya tetap tak bisa dia dapatkan.

   ***

            Tak ada lagi dunianya dan duniaku kini hanya ada dunia kita. Meski dunia indah itu harus dilewati dengan ribuan badai,tangisan,dan perasaan terluka yang dalam tapi ada kebahagiaan yang terselip diantaranya. Dalam Penyesalan dan rasa bersalahku aku belajar tuk tidak menyia-nyiakan waktu yang kumiliki bersamanya karna perpisahan itu sangatmenyakitkan sama menyakitkannya seperti menunggu bom waktu yang sudah pastiakan meledak dan menghancurkanmu. Dalam hening aku belajar untuk tidak merasasepi karna sepi bukan berarti sendiri. Dalam sepiku bayangnya selalume nari-nari dalam benakku. Dan aku bahagia karna lamanya waktu dan jauhnya jaraktak pernah membuat jarak yang tak terlihat didalam hati ini, aku bersyukurkarna aku masih mencintainya dan akhirnya aku bisa mendapatkan kebahagiaan itumelalui lelaki itu, Darma. That you will be in my heart, in my mind, in mylife. “Hana.
***
            Darma dan hana telah berjanji tukterus bersama dalam suka dan duka, dalam susah dan senang dan akan selalusaling menyayangi dan menghormati , saling menghargai dan menjaga satu samalain dihadapan tuhan yang menciptakan mereka ,janji itu terpatri dalam sucinyajanji pernikahan yang mereka ucapkan .

end

- Copyright © Iha Al-banna Manhaj - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -