- Back to Home »
- Tentang Wanita Itu, Aku
Posted by : Unknown
Selasa, 18 Juni 2013
Tentang Wanita Itu, Aku
oleh: Sutihat rahayu suadhi
Apa
yang ada didalam hatimu, aku ingin tahu. Kita hanya menjalani sebuah kisah
kecil di jalan kecil. Disana ada lorong-lorong yang menggelapkan. Kadang kau
berjalan terlalu cepat, lalu kemudian melambatkan langkahmu. Kini kita berjalan
beriringan saling bertatap senyuman meski tanpa sepatah kata. Aku bahagia.
Waktu terus berputar seperti planet-planet
yang mengelilingi matahari, atau seperti denting jam yang berdetak memutar
waktu demi waktu. Kita berjalan dalam kehampaan kita masing-masing. Menyusuri
setapak demi setapak kenangan yang tercecer disemak dan belukar. Kita bertemu
dilaut yang kehilangan ombak mencari karang yang mungkin saja dihempasnya.
Kekhusuan doa dirapalkan dalam bait-bait pujian pada sang pencipta, memohon
yang kuasa hangatkan kalbu yang mulai membeku.
Lalu
kita dipertemukan dalam sebentuk kasih tuhan diantara remang cahaya mentari
sore itu. Kau berjalan tepat dihadapanku dengan segala kesederhanaan yang kau
miliki tanpa satu keangkuhan yang kau tunjukan dimata tuhan. Satu ketika aku mendengarkanmu
merapalkan baca’an AL-Qur’an, begitu merdu terdengar ditelingaku. Seperti air
langit yang diturunkan saat kemarau panjang mengeringkan tanah-tanah basah
bekas hujan musim lalu. Aku tersedu, mendesak dan sesak seketika. Rasanya
butiran bening yang tertahan dikelopak mataku sudah sejak lama kini mendapati
jalan untuk keluar. Tiba-tiba saja hatiku pilu, entah firman tuhan yang mana
yang mampu membuka pemikiranku yang sempit membuka tabir penutup wajahku.
Sejak
saat itu aku mulai berfikir akan diriku, caraku hidup selama ini dan apa yang
sudah kuberikan untuk diriku dan untuk tuhan. Jawabannya “NOTHING” , Bahkan
amal-amal kecil yang kulakukan belum tentu diterima. Hari itu aku menangis
sejadi-jadinya, memohon pengampunannya. Ribuan hari aku memendam kemarahan pada
mereka yang menyakiti hati, tanpa pemaafan yang seharusnya kuberikan.
ketidakikhlasan dan ketidaksabaran dalam menjalani setiap cobaan yang tuhan
berikan, menjadikan kekasaran dalam diriku menguak satu-satu tanpa satu kisipun
yang mengusiknya.
-iha Ginichi Koukii-