- Back to Home »
- Audrey & Kaelan - Tentang Hujan Part III
Posted by : Unknown
Senin, 17 Juni 2013
Audrey & Kaelan - Tentang Hujan Part III
oleh : Sutihat rahayu suadhi
***
Tentang
audrey dengan segala rasa sakitnya. Perlahan keadannya semakin memburuk,
penyakit itu mulai melumpuhkan tubuh mungilnya. Audrey sudah menerbitkan dua
bukunya ..”Love it’s about feel” dan
“Remember when”. Sekarang drey
sedang menyelesaikan novelnya yang ketiga, dimana kaelan adalah tokoh dalam novel itu. Tentang hujan ,
tentang kerinduannya, tentang kaelan. Dalam sisa-sisa waktu yang audrey miliki
hatinya tak ingin berhenti menulis. Kerinduannya pada kaelan selalu membuatnya
merindukan hujan.
Kaelan
kini bekerja di salah satu perusahaan swasta dibidang properti dan juga
mengajar anak-anak di rumah singgah yang ia dirikan bersama seorang temannya.
Hari-hari kaelan tak pernah berbeda seperti audrey. Kerinduan itu menjadi
satu-satunya alasan kaelan tak pernah memiliki kekasih. Kaelan selalu
merindukan hujan karna hujan adalah audrey, memoribilia indah dalam kotak
memori kaelan . Memori yang selalu ingin diingatnya, ingin disentuhnya tapi
hanya sebatas hujan.
arka
masih selalu berada disamping audrey, menemani hari-harinya. Meski banyak
kesedihan yang harus ay telan. Tentang audrey yang tak pernah menangis
sekalipun ay tahu ia tidak baik-baik saja.
Senyuman tipis selalu ia hadiahkan untuk drey, hanya itu cara ay mencintainya. Melakukan
apa yang membuat drey bahagia, memenuhi janjinya pada kaelan.
***
Kini
audrey terbaring diruangan itu, dimana tubuhnya dipenuhi alat-alat medis untuk
tetap membuatnya bertahan hidup. ay menatap drey lirih , dan tak pernah
meninggalkan drey yang kini hanya menunggu sisa-sisa hari yang dia miliki.
“Drey,
hari ini hujan bulan juni datang lagi.
Aku tahu kamu menyukai hujan karna hujan adalah kaelan...!!” gumam ay, menggenggam
tangan drey.
Audrey
masih menutup matanya, entah keajaiban apa yang bisa membukannya.Wajahnya
terlihat begitu tenang, mungkin dalam mimpinya ia bertemu kaelan diujung jalan saat hujan pertama kali turun dibulan
juni.
Butiran
bening mengambang dikelopak mata ay, tangis lirih tak mampu lagi dibendungnya.
Arka menutup mulut dengan kedua tangannya, tak ingin audrey mendengarnya
menangis, melihat kesedihannya.
“Drey,
aku tak pernah tahu tentang kaelan atau hujan yang memenuhi ruang hatimu. Tapi
jika membuatmu tetap hidup tetaplah mencintai kaelan....!!”lanjut ay