kesendirian sebengis kematian
          Beri aku transparansi tentang pertanyaan yang seringkali memukul-mukul logikaku. Jika harus terisi dua ruang dalam hati seseorang, aku tak pernah ingin menempati ruang itu. Andai kamu tahu? tidak,kamu tidak perlu tahu. Cukup aku yang merasa..dan merasa..

          Hari ini sikapmu kembali dingin, lebih dingin dari hari kemarin entah ada apa denganmu. Tak sepatah katapun keluar dari bibirku bahkan hanya untuk bertanya bagaimana keadaanmu hari ini, tidak sama sekali. Aku menahan pahit menelan kegetiran hatiku karna aku selalu jadi orang terakhir yang tahu keadaanmu. Rasa sedih , putus asa senantiasa menggelayuti pikiranku begitupun rasa cemburuku menghimpit ketika wanita itu yang pertama tahu bahkan hal-hal kecilyang aku tak pernah tahu darimu.

          Ribuan pertanyaan itu menari-nari dalam benakku. Sungguh aku tidak mengerti dirimu atau isi kepalamu. Seperti sesak didada ini masih akan panjang . Setiap kaliaku berfikir untuk melepaskanmu, lebih tepatnya melemparkan perasaan ini kemega sana biarlah angin membawanya ketempat yang sangat jauh. Setiap aku memikirkannya otakku seperti mati saat itu juga. tapi apa bedanya sekalipun aku terus mencintainya dia tak pernah melihatku seperti dia melihat wanita itu dengan tatapan berbinar-binar dan senyum yang khas yang menghiasi bibirnya,tidak sekalipun itu padaku. 
 

          Rasanya hatiku terkoyak sembilu, saat aku melihat kata-kata mesra diantara mereka dijejaring sosial itu. Yah, aku memang selalu update statusnya tak pernah seharipun terlewat untuk mengecek akunnya. Meski kadang lebih baik aku tak melihatnya. Wanita-wanita itu selalu saja mampir distatusnya. Oh tuhan ,bagaimana aku bisa segila ini. dimana harga diri yang selalu aku agung-agungkan, dimana individualismeku yang dulu kental ?? aku rindu diriku yang dulu.

          Cinta ini begitu saja merubah hidupku,membuatku merasakan hal-hal aneh yang tak pernah ada sebelumnya. Bagaimana mungkin aku bisa merasakan sangat bahagia sekaligus begitu sedih secara bersamaan . Ini sudah diluar logika, nalarku pun tak sanggup membendung hasrat yang kian mekar. Namun sesaat saja aku menjadi limbung, layu, dan tak punya semangat hanya karna sikap dinginnya yang membuat hatiku pedih, entah sepedih apa.
***
          Dengan perasaan campur aduk , sore itu aku bertemu dengan dimas, lelaki itu. Rona merah langit menjingga, remang cahaya matahari terlihat sayup-sayup ditaman itu . Kulihat dia duduk dikursi panjang ditaman itu dimana dia memintaku datang menemuinya. Dari kejauhan aku memandangnya sejenak, beberapa menit kemudian langkah kakiku membawaku pada sosok manis itu. Dimas menyambutku dengan senyuman hangatnya, senyuman termanis yang pertama kali kulihat setelah setahun aku mengenalnya, senyuman yang ikhlas dia berikan untukku.

"Dian ..!!" panggilnya melambai-lambaikan tangan kearahku ..
Senyum tipis kukembangkan dari bibirku seraya mempercepat langkahku yang sedari tadi ragu. Tepat disampingnya kini aku berdiri .."udah lama nunggunya dim ..?? sapaku membuka pembicaraan diantara kami. "Nggak kok , duduk di.."ucap dimas menggapai tanganku menarikku duduk disampingnya. Bagiku ini kebahagiaan yang sudah lebih dari cukup, aku tak peduli lagi alasan mengapa dimas memintaku bertemu, hanya menunggu ia bicara .

"Aku kira kamu nggak akan datang?? desisnya

" tapi aku ada disini sekarang, kamu mau bicara apa..!!" tanyaku yangtak berani melihatnya dan hanya menunduk.

"Aku harap ini salah , aku merasa akhir-akhir ini kau menjauhiku?? apa aku punya salah padamu ??" bicara dimas tak sekalipun menatapku..

Sejenak aku terdiam , membeku , tepatnya berfikir atau sedang merangkai kata-kata atau mungkin alasan untuk menjawab pertanyaannya. Karna aku puntak mengerti kenapa beberapa minggu ini aku mulai menjauhinya dikampus. Bibirkuseketika kelu, kata-kata yang kurangkai dalam benakku tak sanggup kumuntahkan dihadapannyahanya diamku yang menyambut pertanyaannya. "Aku lelah , menjadi satu-satunya orang yang terakhir tau keadaanmu. Mencintaimu yang hanya menganggapku orang asing. Harus melihatmu dengan wanita-wanita yang seolah menjadi bayang-bayang dibelakangmu dan menelan pil pahit bahwa ternyata satu diantara mereka adalah wanita yang kaucintai...."gumamku dalam hati.

"mungkin perasaan kamu aja dim, aku sibuk akhir-akhir ini jadi mungkinkelihatan cuek..??"jelasku sekenanya

" Benar hanya itu, tak ada yang lain??"Tukasnya tak percaya

"Iya, apakah ada yang lain yang ingin kau dengar !!" terkadang aku merasa bodoh dengan diriku, tak tau apa yang harus kulakukan.."

"Mengapa kau selalu dalam pemhamanmu, tanpa bertanya tanpa berkata apapun ??"Aku ingin tahu perasaanmu di..!!"Desis dimas

"Ketika rindu itu , hanya kita yang merasakan itu tetap disebut rindu. Ketika kamu memprioritaskan orang itu dan dia hanya menjadikanmu alternatif pilihan saja, apa bisa kita bertahan pada posisi dimana kamu tak pernah dilihatnya??"gumamku lanjut

Next Day---
Diary buny tawon --tawon